Senin, 30 Januari 2012

Rakus Jabatan !!


Salah satu sifat manusia adalah hubbul jah atau mencintai jabatan, pangkat dan kedudukan. Hal itu merupaan sesuatu yang rasional karena salah satu karakter pembawaan manusia adalah sebagai khalifah dimuka bumi yang memang merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada manusia.

Melihat bahwa jabatan, kekuasaan dan kedudukan merupakan sebuah sarana yang dapat menghantarkan manusia untuk bisa memiliki, mengendalikan, meraih semua yang dia inginkan, maka manusia saling berebut, bersaing dan berambisi untuk bisa meraih jabatan, kekuasaan dan kedudukan itu.

Jabatan’ kedudukan dan kekuasaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia. Di dalam Islam kekuasaan, jabatan, kepemimpinan adalah sesuatu yang diperlukan untuk menjadi sarana tegaknya kebaikan kehidupan umat Islam. Oleh karena itu ummat Islam tidak boleh hanya diam dan menjadi penonton saja tetapi harus mengambil kekuasaan dan jabatan itu untuk kepentingan umat Islam, apalagi ketika kekuasaan, jabatan itu akan di ambil pihak lain.

Jabatan, kekuasaan dan kedudukan merupakan amanah yang sangat berat, karena dia menuntut keahlian dan tanggungjawab yang besar yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yang terpilih. Sehingga ketika amanah itu ditawarkan oleh Allah, bumi dan langitpun enggan dan takut  untuk mengemban amanah itu.  Karena apabila suatu amanah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tingal menunggu kehancurnnya.

Minggu, 29 Januari 2012

Banyak Cara Untuk Menjadi Syahid


Untuk menjadi seorang yang Syahid ternyata tidak harus dengan terjun dan meninggal di medan jihad saja sebagaimana yang difahami oleh sebagian orang, namun syahid bisa di dapat dengan berbagai cara. Rasulullah SAW telah menjelaskan di dalam berbagai hadis :

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa memohon syahadah (mati dalam keadaan syahid) dengan sungguh-sungguh, maka sungguh ia akan diberi pahala seperti pahala mati syahid meskipun ia tidak mati syahid." (HR. Muslim)

Kamis, 19 Januari 2012

Taqrib At Tahdzib


Kitab Taqrib At Tadzhib merupakan salah satu kitab  Biografi khusus tokoh-tokoh hadis kitab Sohih dan Sunah yang empat. Kitab ini ringkas sekali, pada kitab ini Ibnu Hajar Al Asqalany (w.852 H) meresume kitabnya sendiri “Tahdzib at Tahdzib menjadi seperenamnya. Kitab Tahdzib at Tahdzib Ibnu hajar (w. 852 H) disusun untuk meresume  kitab Tahdzib Al kamal karangan Al Mizzy ( w.742 H) dan Kitab Tahdzib Al kamal disusun untuk meresume Kitab  Al kamal fi Asma Ar Rijal karangan Al Hafidz Abdul Ghony bin Abdul wahid Al maqdisy al jamma’ily al Hambali (w.600 H).

Dalam Mukadimah Taqrib At Tahdzib disebutkan bahwa faktor dikarangnya kitab ini karena permintaan sebagian sahabatnya agar ia mengkhususkan pada kitab tersendiri menuls para rawi yang dibiografikan dalam Tahdzib At Tahdzib. Awalnya permintaan mereka tidak diterima. Kemudian setelah beliau melihat segi positif dibalik permintaan ini, ia menerimanya.

PENTINGNYA KEBERSAMAAN


Berkenaan dengan sangat pentingnya mengedepankan kebersaman dan persatuan Ummat Islam tanpa harus dikalahkan oleh permasalahan-permasalah furu’iyah dan masalah-masalah yang bisa didialogkan,  serta perlunya untuk menghindari perselisihan dan permusuhan kita perlu untuk kembali mengingat pesan-pesan Allah dan Rasulnya, mudah-mudahan akan dapat melapangkan hati dan meluaskan pemikiran umat Islam.  Allah SWT berfirman :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. “ (QS. Ali ‘Imran :103)

Selasa, 17 Januari 2012

Aunul Ma'bud (Syarah Sunan Abu Daud)


Aunul Ma’bud adalah nama kitab karangan Abu al-Tayyib Muhammad Syams al-Haqq bin Amir ‘Ali bin Maqsud ‘Ali al-Siddiqi al-‘Adzim Abadi yang merupakan salah satu syarh dari Sunan Abu Daud karya Abu Daud al-Sijistani. Abu al-Tayyib lahir pada akhir bulan Dzulqa’dah 1273 H dan wafat 11 Rajab 1320 H waktu maghrib di Tha’un.[1]Sebagai seorang ulama, beliau pernah pergi ke Dihli untuk berguru pada Syaikh Nadzir Husain al-Dihlawi, kemudian kembali ke negara asal beliau tahun 1302 H. Selang beberapa waktu kemudian Abu Tayyib kembali lagi ke Dihli untuk ke dua kalinya serta menetap di sana selama tiga tahun dan belajar dari Syaikh Nadzir Husain al-DihlawiKutub al-Sittah, Muwatta’, Sunan al-Darimi, Dar al-Qutni, dan Tafsir Jalalain. Setelah merasa cukup dan telah menguasai beberapa Ilmu Kitab, Sunnah, serta Ilmu lain yang berhubungan dengannya, Abu al-Tayyib kembali ke negara beliau (Diyanwan) guna mengamalkan ilmu yang telah beliau kuasai.

Sunan Turmudzi dan Tuhfatul Ahwadzi


Sunan At Tirmidzi merupakan salah satu kitab induk hadits dari beberapa kitab beberapa kitab hadits lainnya. Sunan adalah kitab hadits yang disusun berdasarkan bab-bab tentang fiqih dan hanya memuat hadits-hadits marfu’ saja. Dalam kitab sunan tidak terdapat pembahasan tentang aqidah, siroh, manaqib dan lainnya, hanya terbatas pada masalah fiqh dan hadits-hadits hukum saja agar digunakan oleh para fuqaha dalam mengambil kesimpulan hukum. Sunan At Tirmidzi , tulis oleh Imam Muhammad bin ‘Isa At Tirmidzi -rahimahullah. salah satu kitab yang mensyarahi Sunan At Turmudzi adalah Tuhfath Al Ahwazi karya al Mubarakfuri.

AL UMM : AS SYAFI'I


Al Umm merupakan salah satu kitab fiqh karya Imam Syafi'i (w. 240 H) (salah satu dari 4 imam besar dalam ilmu fiqh). Kitab ini disusun oleh Imam Syafi'i berkaitan dengan disiplin ilmu Fiqih dan beliau memperkuat pendapat-pendpatnya dengan teks-teks hadis yang relevan dalam menjelaskan hukum-hukum. Beliau memperkuat pendapatnya dengan hadis-hadis yang beliau riwayatkan dari guru-guru beliau sendiri berikut sanad-sanadnya yang bersambung sampai kepada Nabi SAW. beliau tidak mengambilnya dari kitab-kitab lain yang sudah lebih dulu. karena itu beliau memiliki sumber hadis yang orisinail. Kitab ini dapat dikategorikan Qaul jadid, yaitu kitab yang berisi pendapat Imam syafii ketika beliau bermukim di Mesir. kategori lain adalah Qaul qadim, yaitu ketika beliau masih bermukim di Baghdad, sebelum hijrah ke Mesir.

Imam yang bernama asli Abu Abdillah Muhamad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafii ini lahir pada tahun 150 H dan wafat pada 240 H.
Kitab Al Umm sendiri merupakan kitab induk dari kitab-kitab rujukan dalam mazhab syafii, yang berisi pendapat imam syafii dalam segala hal yang terkait dengan fiqh, mulai dari taharah,

Taqiyyuddin As Subki : dan Takmilah Al Majmu'



Kitab Al Majmu' Syarah Kitab Al Muhadzdzab adalah Karya Imam An Nawawi, beliau belum selesai mensyarahi kitab Al Muhadzdzab namun beliau wafat terlebih dahulu lalu kemudian muncul Ulama dalam Mazdhab Syafi'i yaitu Taqiyuddin As-Subki, atau yang lebih dikenal dengan Imam As-Subki  adalah ulama yang menjadi rujukan umat islam pada jamannya. Karena ketinggian ilmu dan mulia ahlaknya ia mendapat gelar  Syaikh al-Islam. Takmilah Syarah Muhadzab, yaitu untuk mencukupkan yang kurang dalam Syarah Muhadzab Karangan Imam Nawawi. Al Majmu' Syarah Al muhadzab itu adalah karangan Taqituddin Subki dari kitab Ar Rohn (Jilid 10) sampai tamat) (jilid terakhir dari kitab Al majmu' ini yang pada pengarang hanya sampai jilid 12, furu' Nakhtimu bihi Biaunillah Wataisirihi). (Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi'i; KH. Sirojuddin 'Abbas) 
Para ulama semasanya, seperti Al Baji, Ibnu Rif’ah, dan Dimyathi menjulukinya dengan imam muhaditsin, imam fuqaha, dan imam ushuliyin. Gelar  Syaikh al-Islam diberikan oleh  Tajuddin as-Subki dan Hafidz al-Mizzi.
Beberapa karya As-Subki yang kini menjadi kitab referensi antara lain, Tafsir Durar an-NadzimAl Ibhaj Syarh Minhaj, dan kitab Takmilah al-Majmu, sambungan dari kitab Al-Majmu syarah Muhadzab  oleh Imam Nawawi. Al Hamdulillah Allah memberikan kemurahan sehingga saya bisa memilikinya yang berjumlah 27 jilid. Namun kitab Takmilah Al majmu' ini Juga tidak hanya di sempurnakan oleh As Subki Namun juga oleh Al Marani.. 

Senin, 16 Januari 2012

Janganlah Kalian Mencaci Sahabatku !



Semenjak kecil saya adalah termasuk orang yang memiliki pemahaman yang disebut dengan Ahlussunah Wal Jama’ah yaitu bahwa kita harus menghormati semua sahabat Nabi Muhmmad SAW tanpa pilih kasih,tidak hanya salah satu sahabat yang diagungkan dan yang lain dicaci dan disalahkan, baru ketika menginjak belajar di perguruan tinggi saya mulai bersentuhan dan berdiskusi mengenai kemungkinan kesalahan-kesalahan para sahabat karena mereka juga manusia biasa, pembicaraan mengenai kemungkinan kekeliruan sahabat biasanya ketika membahas topik masalah ‘adalatus sahabah dalam ilmu hadis atau ketika mengkaji aliran-aliran dalam Islam di antaranya ketika membahas aliran Syiah. Namun secara umum Kajian dan penelitian apapun yang dilakukan berkenaan dengan sejarah dan kehidupan para sahabat apalagi berkenaan hal-hal yang kontroversial dan diperdebatkan, hasilnya tidak luput dari subyektifitas dan pengaruh kefanatikan kelompok. Terlepas dari kajian tersebut langkah terbaik yang semestinya kita tempuh adalah kita harus bersikap adil dan murni dalam menilai para sahabat dan semestinya yang menjadi barometer adalah penilaian Allah dan Nabi-Nya terhadap para sahabat tanpa mewarisi dendam sejarah dalam pertikaian yang terjadi antara para sahabat. Dan kita pun tidak terlalu jauh dalam membicarakan fitnah yang terjadi di antara sahabat tanpa didukung riwayat yang sahih. Tengoklah kehidupan mereka ketika mereka masih bersama-sama Rasul dan masa awal para sahabat. 

Senin, 09 Januari 2012

Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus

Tafsir Al-Qur'an Al-Karim Mahmud Yunus>>> Tafsir al-Quranul karim karangan Mahmud Yunus ini awalnya di terjemahkan pada tahun 1992 kemudian di terbitkan tiga juz dengan huruf arab-malayu. Pada masa itu umumnya Ulama islam mengatakan haram untuk menterjemahkan al-Quran namun, bantahan dari Ulama islam tersebut tidak beliau perdulikan dan beliaupun tetap menterjemahkan al-Quran al-Karim tersebut.

Kemudian beliau berhenti menterjemahkan al-Quran, karena beliau lebih memilih untuk melanjutkan ilmu pengetahuannya di Mesir (Th 1924) di berbgai tempat hingga akhirnya di Darul Ulum. Beliau menerima pelajaran dari Syeokh Darul Ulum, bahwa menterjemahkan al-Quran itu hukumnya mubah, bahkan di anjurkan atau hukumnya fardu kifayah, untuk menyampaikan dakwah islamiyah kepada bangsa asing yagn tidak mengetahui bahasa arab. Bagaimanakah menyampaikan kitabullah kepada mereka, kalau tidak di terjemahkan kedalam bahasanya?

Tafsir Al Azhar

Tafsir Al Azhar merupakan karya utama dan terbesar Prof. Dr. Hamka di antara 115 karyanya di bidang sastra, sejarah, tasawuf dan agama. Mulai ditulis Hamka sejak menjelang tahun 1960, Tafsir Al Azhar ini diselesaikannya lengkap tiga puluh juz ketika penulis berada dalam tahanan pemerintahan rejim Soekarno. Tahanan penjara terhadap pengarang dengan tuduhan melakukan kegiatan subversi terhadap pemerintah tanpa pernah dibuktikan secara hukum, memberikan hikmah amat besar dengan terselesaikannya karya besar ini.

Tafsir ini memang tidak disusun terlalu tinggi, sehingga yang dapat memahaminya tidak hanya para ulama, juga tidak terlalu rendah, sehingga menjemukan. Ini sesuai dengan keragaman penghayatan dan kemampuan kepahaman masyarakat Islam yang amat majemuk. Tafsir Al Azhar disusun tanpa membawakan pertikaian mazhab-mazhab fiqih. Penulis berusaha tidak ta'ashub kepada suatu faham mazhab tertentu, dan sedaya upaya menguraikan maksud ayat dan memberi kesempatan orang buat berpikir.

Tafsir An Nur

Tafsir Al-Qur'anul Majid atau yang lebih dikenal dengan nama TAFSIR AN-NUR ini adalah salah satu karya monumental ulama Indonesia asal Aceh, yaitu Prof. Dr. Teungku Muhammad (TM) Hasbi ash-Shiddieqy

Tafsir An-Nur pertama kali terbit pada tahun 1956. Ini adalah kitab tafsir lengkap pertama karya ulama ahli tafsir Indonesia yang diterbitkan di Indonesia. Tafsir ini mudah dicerna oleh semua golongan masyarakat, dari para peneliti sampai para pemula. Tafsir inilah pula yang menjadi rujukan Terjemah Qur'an Departemen Agama yang pertama tahun 1952.

Tafsir An Nur menggunakan dua metode sekaligus, yaitu mudhi'i tahlili karena dibuat berdasarkan urutan dan susunan Al-Qur'an, ayat per ayat dan surah per surah, dan dengan bentuk penyajian yang rinci, dan juga metode maudhu'i (tematik) karena sebelum menjelaskan tafsir suatu surah terlebih dahulu dijelaskan gambaran umum surah tersebut. 

Buya HAMKA


Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan HAMKA, lahir di desa kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981) adalah ulama besar, sastrawan sekaligus negarawan. Beliau diberi sebutan Buya, sebagai panggilan orang Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
Saya termasuk yang suka membaca buku-buku beliau ketika dari masih sekolah menengah sampai sekarang, dari mulai Dibawah lindungan Ka'bah, Tenggelamnya kapal Fanderwijk, Tasawuf Modern, Sejarah Ummat Islam, Tafsir Al Azhar DLL.

TEUNGKU MUHAMMAD HASBI ASH SHIDDIQI

Dengan Karya -Karya tokoh ini saya termasuk menyukai membaca  buku-bukunya. Muhammad Hasbi lahir di Lhok Seumawe, Aceh pada tanggal 10 Maret 1904. Al Hajj Teungku Qadhi Chik Maharaja Mangkubumi Husein ibn Muhammad Mas‘ud dan  Teungku Amrah adalah nama orang tuanya. Ayahnya seorang ulama terkenal yang memiliki sebuah dayah(pesantren) sementara ibunya adalah puteri Teungku Abdul Aziz, pemangku jabatan Qadhi Chik Maharaja Mangkubumi Kesultanan Aceh waktu itu. Ia merupakan keturunan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ketiga puluh tujuh. Oleh sebab itu gelar Ash-Shiddiq dijadikan nama keluarganya.Ketika berusia 6 tahun, ibunya meningggal dunia. Sejak itu ia diasuh oleh bibinya, Teungku Syamsiah.

Syeikh At Tarmusi: Penyambung Sanad Ulama Nusantara


Beliau adalah Al Allamah Al Muhaddits Al Musnid Al Faqih Al Ushuli As Syeikh Muhammad Mahfudz. Lahir di Tarmas (Termas) Jawa Tengah pada tanggal 12 Jumadi Al Ula 1285 H, dikala ayah beliau bermukim di Makkah. Beliau diasuh oleh ibu dan para pamanya.

Minggu, 08 Januari 2012

MEMAKSAKAN PEMAHAMAN HADITS

Dalam kegiatan ngaji bersama tiba-tiba di sodorkan  kepada saya sebuah buku saku, yang berjudul “Yasinan” karangan Yazid Bin Abdul Qadir Jawwas yang diterbitkan  oleh Pustaka Abdullah Jakarta, setelah saya baca dan pelajari isinya, ada sebagian permasalahan yang ingin saya tanggapi terlebih dahulu yaitu halaman 53 ketika sang penulis buku memaparkan  : Membaca al Qur’an dipemakaman menyalahi Sunnah Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam, karena Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasallam menyuruh kita membaca al Qur’an di rumah