Rabu, 29 Februari 2012

Metode Penelitian Kitab Kuning Orientalis


DIDASARKAN pada pengalamannya sebagai peneliti, Prof. Dr. Martin van Bruinessen menjadi pembicara pertama dari serial diskusi tentang “Metode Penelitian Sosial untuk Kajian Keagamaan” yang diselenggarakan oleh Rumah Kitab pada 20 Mei 2011. Martin banyak sekali menceritakan pengalamannya dalam dunia penelitian, khususnya tentang kuning, sejak pertama kali ia bekerja di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai konsultan metodologi dalam suatu proyek penelitian mengenai sikap dan pandangan hidup ulama Indonesia. Baginya, proyek LIPI itu merupakan suatu kesempatan yang sangat unik yang mungkin tidak pernah dialami oleh para peneliti lain. Sebagai konsultan ia juga mendapat kesempatan untuk penelitian dalam rangka mendampingi peneliti-peneliti Indonesia. Dan untuk itu, ia mengunjungi hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Profesor Kitab Kuning Makna Bahasa Jawa

Sempat tahu ada bedah buku dengan Judul " Risalah Shalat Jama'ah" karya KH. Ahmd Yasin , kemudian ketika ketemu dengan teman-teman sempat ngobrol dan cerita tentang kitab-kitab terbitan Petuk, Ketika di Pesantren dulu memang sudah sering memakai kitab-kitab terbitan petuk seperti Tafsir Surat Al Mu'awidztain DLL, dan siapa sebenarnya yang memprakarsai penerbitan di sana, bagaimana kreatifinya beliau?, ternyata Itulah KH Ahmad Yasin Asymuni pengasuh pondok di kaki Gunung Wilis yang sejak didirikan pada 1993, Berkat upayanya memaknai kitab kuning, pada 2004 Yasin didatangi para orientalis dari Chicago, Amerika. Mereka menganugerahinya gelar profesor. Dia mengaku tak tahu apakah gelar itu bisa diterima masyarakat ilmiah. "Gelar itu ndak penting. Yang harus dihargai kedatangan mereka yang jauh-jauh ingin belajar kitab Petuk."

Innalillahi, KH Abdullah Faqih 'Langitan' Tutup Usia

Rabu, 29 Pebruari 2012 20:22 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. KH Abdullah Faqih, pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jawa Timur, meninggal dunia. Kiai kharismatik ini dikabarkan menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 18.00 WIB atau bertepatan dengan waktu Maghrib, Rabu (29/2).

MUHAMMAD MUSTAFA AL-A'ZAMI


MUHAMMAD MUSTAFA AL-A'ZAMI, mulai mengenal lebih jauh tentang A'zami ketika saya banyak membaca buku-buku yang banyak mengutip pemikiran-pemikiran beliau seperti buku-buku tentang Kritik Hadis, Tanggapan-tanggapan terhadap pemikiran hadis Orientalis, serta karya-kraya beliau diantaranya Dirasat Fi Al Hadis al nabawi wa Tarikh Tadwin dan lain-lain. Beliau adalah salah seorang cendekiawan terkemuka di bidang ilmu Hadith, lahir di Mau, India pada awal tahun tiga puluhan. Pendidikan pertama di Dar al-`Ulum Deoband, India (1952), Universitas al-Azhar, Kairo, (M.A., 1955), Universitas Cambridge (Ph.D., 1966). Guru Besar Emeritus (pensiun) pada Universitas King Sa'ud (Riyad) dan beliau pernah menjabat sebagai kepala jurusan Studi Keislaman, dan memiliki kewarganegaraan Saudi Arabia. Profesor A'zami pernah menjabat sebagai Sekretaris Perpustakaan Nasional, Qatar; Associate Profesor pada Universitas Umm al-Qura (Mekah) ;

Sebagai Cendekiawan tamu pada Universitas Michigan (Ann Arbor); Fellow Kunjungan pada St. Cross College (Universitas Oxford) ; Professor Tamu Yayasan Raja Faisal di bidang Studi Islam pada Universitas Princeton, Cendekiawan Tamu pada Universitas Colorado (Boulder). Beliau juga sebagai Professor kehormatan pada Universitas Wales (Lampeter).

Karya-karyanya antara lain, Studies in Early Hadith Literature, Hadith Methodology dan Literaturnya, On Schacht's Origin of Muhammadan Jurisprudence, Dirasat fi al-Hadith an-Nabawi, Kuttab an­Nabi, Manhaj an-Naqd `ind al-`Ilal Muhaddithin, dan al-Muhaddithin min al­Yamamah. Beberapa buku yang dieditnya antara lain, al-` Ilah of lbn al-Madini, Kitab at-Tamyiz of Imam Muslim, Maghazi Rasulullah of `Urwah bin Zubayr, Muwatta Imam Malik, Sahih ibn Khuzaimah, dan Sunan ibn Majah. Beberapa karya al-A'zami telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa lain. Karya yang akan datang antara lain, The Qur'anic Challenge: A Promise Fulfilled (Tantangan AI-Qur'an: Suatu Janji yang Telah Terpenuhi), dan The Isnad System : Its Origins and Authenticity (Sistem Isnad: Keaslian dan Kesahihan­nya).

Rabu, 22 Februari 2012

FIR’AUN MAU MELIHAT TUHAN


Dalam Ta’lim Al Qur’an kebetulan yang dibaca Surat Al Qashash, Setelah selesai membaca Al Qur’an ada permintaan menjelaskan tentang kandungan ayat-ayat yang tadi dibaca, kemudian saya mencoba menjelaskan dengan merujuk kepada tafsir Al Qur’an. Allah berfirman di dalam di dalam Surat Al Qashas ayat 36-42 :

“Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu".

“Musa menjawab: "Tuhanku lebih mengetahui orang yang (patut) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang lalim".

“Dan berkata Firaun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta".

Jumat, 17 Februari 2012

KAISAR ROMAWI (HERACLIUS) : " Pemimpin Ummat Manusia Telah lahir "


Narrated 'Abdullah bin 'Abbas:
Abu Sufyan bin Harb informed me that Heraclius had sent a messenger to him while he had been accompanying a caravan from Quraish. They were merchants doing business in Sham (Syria, Palestine, Lebanon and Jordan), at the time when Allah's Apostle had truce with Abu Sufyan and Quraish infidels. So Abu Sufyan and his companions went to Heraclius at Ilya (Jerusalem). Heraclius called them in the court and he had all the senior Roman dignitaries around him. He called for his translator who, translating Heraclius's question said to them, "Who amongst you is closely related to that man who claims to be a Prophet?" Abu Sufyan replied, "I am the nearest relative to him (amongst the group)."

Heraclius said, "Bring him (Abu Sufyan) close to me and make his companions stand behind him." Abu Sufyan added, Heraclius told his translator to tell my companions that he wanted to put some questions to me regarding that man (The Prophet) and that if I told a lie they (my companions) should contradict me." Abu Sufyan added, "By Allah! Had I not been afraid of my companions labeling me a liar, I would not have spoken the truth about the Prophet. The first question he asked me about him was:

'What is his family status amongst you?'
I replied, 'He belongs to a good (noble) family amongst us.'
Heraclius further asked, 'Has anybody amongst you ever claimed the same (i.e. to be a Prophet) before him?'

Selasa, 14 Februari 2012

Keadilan Allah


apa sih yang dinamakan keadilan ? bagaimana hukumnya seorang anak yg dilahirkan dari keluarga non islam? kalo memang ada keadilan ? kenapa tidak di lahirkan islam ? soalnya hampir 80% anak yg dilahirkan mengikuti orang tua? nah bagaimana hal ini untuk menanggapinya? saya minta jawaban yang detail beserta dalil2nya. 13 Januari 2012 19:29  (DALAM Kitab-Kitab Karya KH. Hasyim Asy'ari) dari : denie_8118@yahoo.co.id

 

Sabtu, 11 Februari 2012

Bai'at Dalam Al Qur'an dan Al Hadits


Seperti biasa dalam rutinitas ta’lim Al Qur’an sebelum sempat dimulai tiba-tiba dilonarkan sebuat pertanyaan, apakah memang ada  di dalam hadis dijelaskan kalau kita sudah meninggal dan belum sempat berbai’at kepada seorang Imam maka kita akan mati dalam keadaan Jahiliyyah ? kalau yang saya baca di dalam Sahih Muslim disinggung juga tentang persoalan baiat, lalu Kalau di Sahih Al Bukhari apakah di singgung juga ? bagaimana sebenarnya konsep baiat? Sepertinya kalau kita berbicara baiat terkesan istilah itu banyak berkaitan dengan gerakan-gerakan ekstrim. Lalu bagimanakah apliasi bai’at itu dimasa sekarang ?

Membahas dan mendiskusikan persoalan bai’at merupakan sesuatu yang tetap menarik karena bai’at merupakan salah satu topik bahasan dan kajian yang banyak dibahas dalam kajian Islam.  

Kamis, 09 Februari 2012

MAULID NABI SAW


Dalam rangka menyambut hari kelahiran Rasulullah Saw kita perlu untuk mengingat kembali sejarah hidup beliau, yaitu manusia yang menjadi uswah bagi seluruh umat. Marilah kita menelaah kembali sirah dan riwayat-riwayat yang berkenaan dengan kelahiran beliau, Imam Muslim meriwayatkan :

و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ

Artinya : “Dan telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Mahdi bin Maimun dari Ghailan dari Abdullah bin Ma'bad Az Zimani dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab: "Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku." (HR. Muslim)

AHLUSSUNNAH DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI ISLAM


Dalam disiplin ilmu kalam Kalau di pondok-pondok pesantren biasanya diajarkan kitab-kitab yang menjadi pegangan seperti Tijan Ad darari, Aqidatul Awam, Ummul barahin, Sanusiyah, Kifayatul Awam, jauhar Tauhid, Samarqandiyah dan kitab-kitab lain. Dimana kitab-kitab tersebut membahas mengenai kajian-kajian dalam ilmu kalam khususnya yang berafiliasi dengan aliran Al As’ariyah dan Al Maturidiyah yang lebih dikenal dengan aliran Ahlussunah.

Berkenaan dengan diskursus tentang Ahlussunnah maka saya akan mengutip beberapa literatur yang menjelaskan tentang apa dan siapa sebenarnya yang menyandang Aliran Ahlussunah dalam perspektif sejarah pemikiran Ilmu kalam atau Teologi Islam.