Semenjak kecil saya adalah termasuk orang
yang memiliki pemahaman yang disebut dengan Ahlussunah Wal Jama’ah yaitu bahwa
kita harus menghormati semua sahabat Nabi Muhmmad SAW tanpa pilih kasih,tidak hanya
salah satu sahabat yang diagungkan dan yang lain dicaci dan disalahkan, baru
ketika menginjak belajar di perguruan tinggi saya mulai bersentuhan dan
berdiskusi mengenai kemungkinan kesalahan-kesalahan para sahabat karena mereka
juga manusia biasa, pembicaraan mengenai kemungkinan kekeliruan sahabat biasanya
ketika membahas topik masalah ‘adalatus sahabah dalam ilmu hadis atau
ketika mengkaji aliran-aliran dalam Islam di antaranya ketika membahas aliran
Syiah. Namun secara umum Kajian dan penelitian apapun yang dilakukan berkenaan
dengan sejarah dan kehidupan para sahabat apalagi berkenaan hal-hal yang
kontroversial dan diperdebatkan, hasilnya tidak luput dari subyektifitas dan
pengaruh kefanatikan kelompok. Terlepas dari kajian tersebut langkah terbaik
yang semestinya kita tempuh adalah kita harus bersikap adil dan murni dalam
menilai para sahabat dan semestinya yang menjadi barometer adalah penilaian Allah
dan Nabi-Nya terhadap para sahabat tanpa mewarisi dendam sejarah dalam
pertikaian yang terjadi antara para sahabat. Dan kita pun tidak terlalu jauh
dalam membicarakan fitnah yang terjadi di antara sahabat tanpa didukung riwayat
yang sahih. Tengoklah kehidupan mereka ketika mereka masih bersama-sama Rasul
dan masa awal para sahabat.
Termasuk kencintaan kita kepada Rasulullah SAW jika kita mencintai
para sahabatnya dan menghormati mereka, kita menjaga lisan kita dari
membicarakan salah satu dari mereka dengan celaan, karena merekalah yang
membantu dan membela dakwah Rasul, dengan mengorbankan banyak hal sekalipun
pengorbanan mereka tidak sama, seperti menyumbangkan harta dan jiwa dalam
membela Islam.
Berkenaan dengan para sahabat Allah SWT berfirman :
وَمَا لَكُمْ أَلا تُنْفِقُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا يَسْتَوِي
مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ
دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلا وَعَدَ
اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya : “Dan mengapa kamu tidak menafkahkan
(sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai
(mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan
(hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi
derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang
sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih
baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Al Hadid : 10 )
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Artinya : “Orang-orang yang terdahulu lagi yang
pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan
mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar” (At Taubah : 100)
لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ
الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ
الصَّادِقُونَ
Artinya : “(Juga) bagi para fakir yang berhijrah
yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari
karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itulah orang-orang yang benar.(Al Hasyr :8)
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ
وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ
فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ
كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
Artinya :”Dan orang-orang yang telah menempati Kota
Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri
mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung.”(Al Hasyr :9)
Banyak sekali dijelaskan keutamaan-keutamaan para
sahabat di dalam hadis-hadis Nabi SAW baik secara umum maupun secara khusus,
dan tanpa membedakan salah satu sahabat Nabi SAW, Imam Bukhari dalam Sahih Bukhari, Imam Muslim
dalam Sahih Muslim, Imam Abu Daud dalam Sunan Abu Daud, Imam Turmuzdi dalam
Sunan Turmudzinya menjelaskan dalam bab khusus tentang keutamaan-keutamaan para
sahabat Nabi SAW :
Imam Bukhari meriwayatkan :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ
اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِي
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيَقُولُونَ فِيكُمْ
مَنْ صَاحَبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ
نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ ثُمَّ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ
مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ هَلْ فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ ثُمَّ
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ فَيَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ هَلْ
فِيكُمْ مَنْ صَاحَبَ مَنْ صَاحَبَ أَصْحَابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ
Artinya :”Telah bercerita kepada kami 'Ali bin
Abdullah telah bercerita kepada kami Sufyan dari 'Amru berkata, aku mendengar
Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhu berkata, telah bercerita kepada kami Abu
Sa'id Al Khudriy berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan datang kepada
manusia suatu zaman yang ketika itu ada sekelompok orang yang berperang lalu
orang-orang bertanya kepada mereka; "Apakah diantara kalian ada orang yang
bersahabat (mendampingi) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?".
Kelompok itu menjawab; "Ya ada". Maka mereka diberi kemenangan.
Kemudian akan datang lagi kepada manusia suatu zaman yang ketika itu ada
sekelompok orang yang berperang lalu ditanyakan kepada mereka; "Apakah
diantara kalian ada orang yang bershahabat dengan shahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam?". Mereka menjawab; "Ya ada". Maka
mereka diberi kemenangan. Kemudian akan datang lagi kepada manusia suatu zaman
yang ketika itu ada sekelompok orang yang berperang lalu ditanyakan kepada
mereka; "Apakah diantara kalian ada orang yang bershahabat dengan orang
yang bershahabat dengan shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam?". Mereka menjawab; "Ya ada". Maka mereka diberi
kemenangan".(HR. Bukhari)
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا
النَّضْرُ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ سَمِعْتُ زَهْدَمَ بْنَ
مُضَرِّبٍ سَمِعْتُ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ
أُمَّتِي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ قَالَ
عِمْرَانُ فَلَا أَدْرِي أَذَكَرَ بَعْدَ قَرْنِهِ قَرْنَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ
إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا
يُؤْتَمَنُونَ وَيَنْذُرُونَ وَلَا يَفُونَ وَيَظْهَرُ فِيهِمْ السِّمَنُ
Artinya :”Telah bercerita kepadaku Ishaq telah
bercerita kepada kami an-Nadlar telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Abu
Jamrah, aku mendengar Zahdam bin Mudlarrib, aku mendengar 'Imran bin Hushain
radliallahu 'anhuma berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik ummatku adalah yang orang-orang hidup pada zamanku
(generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian
orang-orang yang datang setelah mereka". 'Imran berkata; "Aku tidak
tahu apakah setelah menyebut generasi beliau, beliau menyebut lagi dua generasi
atau tiga generasi setelahnya.""Kemudian akan datang setelah kalian
suatu kaum yang mereka bersaksi padahal tidak diminta bersaksi dan mereka suka
berkhiyanat (sehingga) tidak dipercaya, mereka memberi peringatan padahal tidak
diminta memberi fatwa dan nampak dari ciri mereka berbadan gemuk-gemuk". (HR. Bukhari)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا
سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ
الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ
شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
وَكَانُوا يَضْرِبُونَنَا عَلَى الشَّهَادَةِ وَالْعَهْدِ وَنَحْنُ صِغَارٌ
Artinya : “Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah
mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari 'Abidah dari
Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang
hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka
kemudian orang-orang yang datang setelah mereka. Kemudian akan datang suatu
kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan
sumpahnya mendahului persaksiannya". Ibrahim berkata; "Dahulu, mereka
(para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang janji ketika
kami masih kecil". (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan
persaksian) (HR. Bukhari)
Imam Muslim menjelaskan dalam Kitab Sahihnya secara
khusus dalam kitab keutamaan para sahabat dari mulai Abu Bakar Ra, Umar bin
Kahtab Ra, Usman bin ‘Afan Ra, ‘Ali bin Abi Thalib Ra dan yang lainnya. Dan juga
menjelaskan secara umum keutaman mereka :
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ قَالَ سَمِعَ عَمْرٌو جَابِرًا يُخْبِرُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَأْتِي عَلَى
النَّاسِ زَمَانٌ يَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ لَهُمْ فِيكُمْ مَنْ رَأَى
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ
لَهُمْ ثُمَّ يَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ لَهُمْ فِيكُمْ مَنْ رَأَى مَنْ
صَحِبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيُفْتَحُ
لَهُمْ ثُمَّ يَغْزُو فِئَامٌ مِنْ النَّاسِ فَيُقَالُ لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ مَنْ رَأَى
مَنْ صَحِبَ مَنْ صَحِبَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُونَ
نَعَمْ فَيُفْتَحُ لَهُمْ
Artinya : “ Telah menceritakan kepada kami Abu
Khaitsamah Zuhair bin Harb dan Ahmad bin 'Abdah Adh Dhabi dan lafazh ini milik
Zuhair dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dia
berkata; ' Amru mendengar Jabir mengabarkan dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Akan datang pada manusia
suatu zaman, sekelompok orang berperang lalu dikatakan pada mereka, 'Apakah di
antara kalian ada sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' mereka
menjawab; 'Ya, ' lalu mereka diberikan kemenangan. Kemudian sekelompok orang
berperang dan dikatakan pada mereka; 'Apakah di antara kalian ada yang menjadi
sahabat dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' mereka
menjawab; 'Ya, ' lalu mereka diberi kemenangan. Kemudian sekelompok orang
berperang lalu dikatakan pada mereka; 'Apakah di antara kalian ada orang yang
menjadi sahabat dari orang yang menjadi sahabat dari sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam? ' mereka menjawab; 'Ya, ' lalu mereka diberi
kemenangan." (HR. Muslim)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَهَنَّادُ
بْنُ السَّرِيِّ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبِيدَةَ السَّلْمَانِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ أُمَّتِي
الْقَرْنُ الَّذِينَ يَلُونِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ لَمْ يَذْكُرْ هَنَّادٌ الْقَرْنَ فِي حَدِيثِهِ و قَالَ قُتَيْبَةُ ثُمَّ
يَجِيءُ أَقْوَامٌ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin
Sa'id dan Hannad bin As Sari keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami
Abu Al Ahwash dari Manshur dari Ibrahim bin Yazid dari 'Abidah As Salmani dari
'Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik
umatku adalah pada masa setelahku, kemudian generasi setelahnya, kemudian
generasi setelahnya lagi, lalu akan suatu kaum setelah mereka yang mana
persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, atau sebaliknya.'
Namun Hannad di dalam Haditsnya tidak menyebutkan lafazh Al qarn (masa).
Sedangkan Qutaibah berkata dengan lafazh; 'Akan datang beberapa kaum.” (HR. Muslim).
Imam Abu Daud menulis bab khusus tentang keutamaan
sahabat-sahabat Rasulullah SAW :
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ قَالَ أَنْبَأَنَا
ح و حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ
بْنِ أَوْفَى عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ
ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ أَذَكَرَ
الثَّالِثَ أَمْ لَا ثُمَّ يَظْهَرُ قَوْمٌ يَشْهَدُونَ وَلَا يُسْتَشْهَدُونَ وَيَنْذِرُونَ
وَلَا يُوفُونَ وَيَخُونُونَ وَلَا يُؤْتَمَنُونَ وَيَفْشُو فِيهِمْ السِّمَنُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Amru bin Aun
ia berkata; telah memberitakan kepada kami. (dalam jalur lain disebutkan)
Musaddad ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Qatadah
dari Zurarah bin Aufa dari Imran bin Hushain ia berkata, "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Sebaik-baik generasi adalah generasi saat aku
diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah
mereka -Perawi berkata; 'Hanya Allah yang tahu, apakah beliau menyebutkan yang
ketiga atau tidak'-. Setelah itu akan muncul orang-orang yang memberikan
persaksian padahal mereka tidak diminta, berjanji namun tidak menepatinya,
mereka suka melakukan khianat, tidak amanat dan menyebar di antara mereka
kegemukan."
(HR.Abu Daud)
Imam Turmudzi Juga menulis Bab Khusus Ma Ja’a Fi Fadli
Man Ra’a An Nabiya SAW Wasahibahu, beliau meriwayatkan :
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ هُوَ السَّلْمَانِيُّ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ النَّاسِ
قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَأْتِي قَوْمٌ
مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ تَسْبِقُ أَيْمَانُهُمْ شَهَادَاتِهِمْ أَوْ شَهَادَاتُهُمْ أَيْمَانَهُمْ وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَعِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ وَبُرَيْدَةَ قَالَ
أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Hannad telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Abidah
yaitu As Salmani dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik manusia ialah generasiku kemudian
generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya kemudian setelah itu datang
suatu kaum yang meremehkan sumpah dan persaksian, terkadang mereka bersumpah
sebelum bersaksi dan terkadang mereka bersaksi sebelum bersumpah." Dan
dalam bab ini, ada juga riwayat dari Umar dan Imran bin Hushain serta Buraidah.
Abu Isa berkata; Hadits ini adalah hadits hasan shahih."(HR.
Imam Turmudzi)
Sebagaimana dijelaskan tentang keutamaan-keutamaan
sahabat Nabi dan juga jasa-jasa mereka terhadap Islam maka Rasulullah SAW
melarang kita sampai mencaci maki mereka.
Imam Bukhari meriwayatkan tentang larangan mencaci maki
para sahabat :
حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا
شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ ذَكْوَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ
أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ تَابَعَهُ جَرِيرٌ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ
وَمُحَاضِرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ
Artinya : “Telah bercerita kepada kami Adam bin Abu
Iyas telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Al A'masy berkata, aku mendengar
Dzakwan bercerita dari Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu yang berkata;
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencela
sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan emas
sebanyak bukit uhud, tidak akan ada yang menyamai satu timbangan (pahala)
seorangpun dari mereka, juga tidak akan sampai setengahnya". Hadits ini
diikuti pula oleh Jarir, Abdullah bin Daud, Abu Mu'awiyah dan Muhadlir dari Al
A'masy.” (HR. Bkhari, Kitab Fadhaili As Sahabah, Bab Qoul An Nabi SAW “ Lau
kuntu Muttahidan Khalilan” )
Imam Muslim Juga menjelaskan secara khusus tentang Bab
haramnya mencaci Para sahabat Radiyallahu’anhum. beliau meriwayatkan :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى
التَّمِيمِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ
قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ
الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
تَسُبُّوا أَصْحَابِي لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ
أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ
وَلَا نَصِيفَهُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Yahya At Tamimi dan Abu Bakr bin Abu Syaibah serta Muhammad bin Al A'laa. Yahya
berkata; Telah mengabarkan kepada kami. Sedangkan yang lainnya berkata; Telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu
Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
'Janganlah kalian mencaci maki
para sahabatku! Janganlah kalian mencaci maki para sahabatku! Demi Dzat yang
jiwaku ditangan-Nya, seandainya seseorang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud,
maka ia tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang
telah diinfakkan para sahabatku.'” (HR. Muslim)
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ قَالَ كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
بْنِ عَوْفٍ شَيْءٌ فَسَبَّهُ خَالِدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِي فَإِنَّ أَحَدَكُمْ
لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا
نَصِيفَهُ
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ
قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ جَمِيعًا عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ
بِإِسْنَادِ جَرِيرٍ وَأَبِي مُعَاوِيَةَ بِمِثْلِ حَدِيثِهِمَا وَلَيْسَ فِي
حَدِيثِ شُعْبَةَ وَوَكِيعٍ ذِكْرُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَخَالِدِ بْنِ
الْوَلِيدِ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami 'Utsman
bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari Abu
Shalih dari Abu Sa'id dia berkata; suatu ketika di antara Khalid bin Walid dan
'Abdur Rahman bin 'Auf ada sedikit permasalahan. Lalu Khalid mencelanya. Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencela
seseorang dari sahabatku, karena sesungguhnya seseorang dari kalian seandainya
menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka ia tidak akan dapat menandingi satu
mud atau setengahnya dari apa yang telah diinfakkan para sahabatku.'”
“Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al Asyaj dan
Abu Kuraib keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Al
A'masy; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan
kepada kami 'Ubaidullah bin Mu'adz; Telah menceritakan kepada kami Bapakku;
Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada
kami Ibnu Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abu 'Adi seluruhnya dari Syu'bah dari Al A'masy melalui sanad
Jarir dan Abu Mu'awiyah yang serupa dengan Hadits keduanya. Namun di dalam
Hadits Syu'bah dan Waki' tidak di sebutkan tentang 'Abdur Rahman bin 'Auf dan
Khalid bin Walid.(HR. Muslim)
Imam abu Daud Juga menjelaskan secara khusus tentang Bab larangan
mencaci maki sahabat Rasulullah SAW. beliau meriwayatkan :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو
مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا
أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنْفَقَ أَحَدُكُمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا
مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Musaddad
berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Al A'masy dari Abu
Shalih dari Abu Sa'id ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Janganlan kalian mencela sahabatku. Demi Dzat yang jiwaku ada
dalam tangan-Nya, sekiranya salah seorang dari kalian bersedekah dengan emas
sebesar gunung uhud, maka itu tidak akan bisa menyamai sedekah mereka meski
hanya satu mud atau pun setengahnya."(HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا
زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ الثَّقَفِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ قَيْسٍ الْمَاصِرُ عَنْ
عَمْرِو بْنِ أَبِي قُرَّةَ قَالَ كَانَ حُذَيْفَةُ بِالْمَدَائِنِ فَكَانَ يَذْكُرُ أَشْيَاءَ قَالَهَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فِي
الْغَضَبِ فَيَنْطَلِقُ نَاسٌ مِمَّنْ سَمِعَ ذَلِكَ مِنْ حُذَيْفَةَ فَيَأْتُونَ سَلْمَانَ
فَيَذْكُرُونَ لَهُ قَوْلَ حُذَيْفَةَ فَيَقُولُ سَلْمَانُ حُذَيْفَةُ أَعْلَمُ بِمَا
يَقُولُ فَيَرْجِعُونَ إِلَى حُذَيْفَةَ فَيَقُولُونَ لَهُ قَدْ ذَكَرْنَا قَوْلَكَ
لِسَلْمَانَ فَمَا صَدَّقَكَ وَلَا كَذَّبَكَ فَأَتَى حُذَيْفَةُ سَلْمَانَ وَهُوَ
فِي مَبْقَلَةٍ فَقَالَ يَا سَلْمَانُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تُصَدِّقَنِي بِمَا سَمِعْتُ
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَلْمَانُ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْضَبُ فَيَقُولُ فِي الْغَضَبِ
لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَيَرْضَى فَيَقُولُ فِي الرِّضَا لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ
أَمَا تَنْتَهِي حَتَّى تُوَرِّثَ رِجَالًا حُبَّ رِجَالٍ وَرِجَالًا بُغْضَ رِجَالٍ
وَحَتَّى تُوقِعَ اخْتِلَافًا وَفُرْقَةً وَلَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ فَقَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي سَبَبْتُهُ
سَبَّةً أَوْ لَعَنْتُهُ لَعْنَةً فِي غَضَبِي فَإِنَّمَا أَنَا مِنْ وَلَدِ آدَمَ
أَغْضَبُ كَمَا يَغْضَبُونَ وَإِنَّمَا بَعَثَنِي رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ فَاجْعَلْهَا
عَلَيْهِمْ صَلَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهِ
لَتَنْتَهِيَنَّ أَوْ لَأَكْتُبَنَّ إِلَى عُمَرَ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Zaidah bin Qudamah Ats Tsaqafi
berkata, telah menceritakan kepada kami Umar bin Qais Al Mashiri dari Amru bin
Abu Qurrah ia berkata, "Saat berada di Madain, Hudzaifah menyebutkan
sesuatu yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada para
sahabatnya dengan marah. Orang-orang yang mendengar hal itu dari Hudzaifah
langsung pergi dan mendatangi Salman. Mereka kemudian menceritakan apa yang
dikatakan oleh Hudzaifah kepada Salman, namun Salaman justru berkata, "Hudzaifah
lebih tahu dengan apa yang ia katakan." Orang-orang itu akhirnya kembali
lagi menemui Hudzaifah dan berkata, "Ucapanmu tadi telah kami sampaikan
kepada Salman, tetapi ia tidak membenarkan atau mendustakan kamu!"
Hudzifah lantas pergi mendatangi Salman saat ia berada di Mabqalah, Hudzaifah
berkata, "Wahai Salman, apa yang menghalangimu untuk membenarkan aku atas
apa yang telah aku dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?"
Salman menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah marah dan
berbicara dengan para sahabat dalam keadaam marah, tetapi beliau juga bisa
ridha sehingga beliau berbicara dengan para sahabatnya dalam keadaan ridha.
Tidakkah sebaiknya kamu tidak menceritakan apa yang telah kamu dengar hingga
yang demikian itu dapat menjadikan sebagian cinta kepada sebagian dan benci
kepada sebagian yang lain; agar tidak terjadi perpecahan. Engkau telah
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah: "Laki-laki
manapun dari umatku yang pernah aku cela atau laknat saat dalam kondisi marah,
sesungguhnya aku hanyalah anak turun Adam, hingga aku pun dapat marah
sebagaimana mereka marah. Hanya saja aku diutus sebagai rahmat bagi seluruh
alam, (Ya Allah) jadikanlah celaanku itu sebagai rahmat bagi mereka pada hari
kiamat." Demi Allah, engkau segera berhenti dari melakukan hal yang
demikian itu atau aku akan menulis surat kepada Umar." (HR. Abu Daud)
Imam Turmudzi menulis secara Khusus tentang Bab siapa
yang mencela sahabat Nabi SAW. Beliau meriwayatkan :
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا
أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَال سَمِعْتُ ذَكْوَانَ
أَبَا صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ
أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَمَعْنَى قَوْلِهِ
نَصِيفَهُ يَعْنِي نِصْفَ مُدِّهِ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلَّالُ وَكَانَ
حَافِظًا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي
سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin
Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Daud dia berkata; telah memberitakan
kepada kami Syu'bah dari Al A'masy dia berkata; saya mendengar Dzakwan Abu
Shalih dari Abu Sa'id Al Khudri dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencela para sahabatku, demi dzat
yang jiwaku berada di tangan-Nya, sekiranya salah seorang dari kalian
menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai (pahala)
satu mud atau setengahnya sekalipun dari sedekah salah seorang dari mereka."
Abu Isa berkata; "Hadits ini adalah hadits hasan shahih, sedangkan makna
sabda beliau; "Setengahnya." Yaitu setengah dari mud mereka (para
sahabat)." Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal -ia
seorang yang hafidz (hafal seratus ribu hadits) - telah menceritakan kepada
kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Sa'id Al Khudri dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits di atas." (HR. Imam
Turmudzi)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ عَبْدًا
لِحَاطِبِ بْنِ أَبِي بَلْتَعَةَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَشْكُو حَاطِبًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيَدْخُلَنَّ حَاطِبٌ النَّارَ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبْتَ لَا يَدْخُلُهَا
فَإِنَّهُ قَدْ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah
telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Abu Az Zubair dari Jabir bahwa
seorang budak milik Hatib bin Abu Balta'ah datang menemui Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, mengadu (akan perbuatan) Hatib, dia berkata; "Wahai
Rasulullah, sungguh Hatib akan masuk ke neraka." maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu telah berdusta!, dia tidak
akan masuk neraka, karena sesungguhnya dia telah ikut perang Badr dan
Hudaibiyyah." Abu Isa berkata; "Hadits ini adalah hadits hasan
shahih."(HR. Turmudzi)
Demikianlah sebagian hadis-hadis Nabi SAW yang
menjelaskan larangan mencaci para sahabat, sebenarnya masih banyak hadis-hadis
lain yang diriwayatkan oleh ahli hadis yang lain, namun karena keterbatasan
waktu dan saya rasa cukup dengan mengutip riwayat dari imam-imam hadis di atas
sebagai pelajaran untuk kita amalkan.
Sebaknya kita pun tidak terlalu jauh dalam membicarakan fitnah yang
terjadi di antara sahabat tanpa didukung riwayat yang sahih. Imam Abu Daud
menulis bab Khusus tentang hadis-hadis yang menunjukan untuk tidak membicarakan
tentang fitnah yang terjadi di antara para sahabat :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ وَمُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ
ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيِّ
قَالَ حَدَّثَنِي الْأَشْعَثُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ إِنَّ
ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ يُصْلِحَ اللَّهُ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ
مِنْ أُمَّتِي وَقَالَ فِي حَدِيثِ حَمَّادٍ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ
بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ عَظِيمَتَيْنِ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Musaddad dan Muslim bin
Ibrahim ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ali bin Zaid
dari Al Hasan dari Abu Bakrah. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan
kepada kami Muhammad Ibnul Mutsanna dari Muhammad bin Abdullah Al Anshari ia
berkata; telah menceritakan kepadaku Al Asy'ats dari Al Hasan dari Abu Bakrah
ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda untuk Al
Hasan bin Ali: "Sesungguhnya putraku ini adalah seorang pemimpin, aku
berharap ia akan mendamaikan antara dua kelompok dari umatku yang bertikai."
Dan dalam hadits Hammad, beliau mengatakan:"Semoga dengan perantara anak
ini Allah akan mendamaikan antara dua kelompok besar dari umatku yang bertikai."
(HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ
أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ مَا
أَحَدٌ مِنْ النَّاسِ تُدْرِكُهُ الْفِتْنَةُ إِلَّا أَنَا أَخَافُهَا عَلَيْهِ إِلَّا
مُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَضُرُّكَ الْفِتْنَةُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali berkata,
telah menceritakan kepada kami Yazid berkata, telah mengabarkan kepada kami
Hisyam dari Muhammad ia berkata; Hudzaifah berkata, "Tidak seorang pun
dari manusia yang menemui fitnah kecuali aku akan mencemaskannya, kecuali
Muhammad bin Maslamah. Sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Fitnah tidak akan membahayakanmu." (HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مَرْزُوقٍ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
عَنْ الْأَشْعَثِ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ ضُبَيْعَةَ
قَالَ دَخَلْنَا
عَلَى حُذَيْفَةَ فَقَالَ إِنِّي لَأَعْرِفُ رَجُلًا لَا تَضُرُّهُ الْفِتَنُ شَيْئًا
قَالَ فَخَرَجْنَا فَإِذَا فُسْطَاطٌ مَضْرُوبٌ فَدَخَلْنَا فَإِذَا فِيهِ مُحَمَّدُ
بْنُ مَسْلَمَةَ فَسَأَلْنَاهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ مَا أُرِيدُ أَنْ يَشْتَمِلَ عَلَيَّ
شَيْءٌ مِنْ أَمْصَارِكُمْ حَتَّى تَنْجَلِيَ عَمَّا انْجَلَتْ حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَشْعَثَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ
عَنْ ضُبَيْعَةَ بْنِ حُصَيْنٍ الثَّعْلَبِيِّ بِمَعْنَاهُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Amru bin Marzuq berkata,
telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Al Asy'ast bin Sulaim dari Abu
Burdah dari Tsa'labah bin Dlubai'ah ia berkata, "Kami masuk menemui
Hudzaifah, ia lalu berkata, "Sungguh, aku mengetahui seorang laki-laki
yang tidak akan terkena buruknya fitnah sedikitpun." Tsa'labah berkata, "Kami
lalu pergi hingga mendapati sebuah tenda yang terpasang. Ketika kami masuk
ternyata di dalamnya ada Muhammad bin Maslamah. Maka kami pun menanyakan hal
itu (perkataan Hudzaifah) kepadanya, ia berkata, "Aku tidak ingin tinggal
bersama di kota kalian hingga jelas fitnah yang terjadi." Telah
menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu
Awanah dari Asy'ats bin Sulaim dari Abu burdah dari Dlubai'ah bin Hushain Ats
Tsa'labi dengan makna yang sama." (HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْهُذَلِيُّ
حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ يُونُسَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ قَيْسِ بْنِ عَبَّادٍ
قَالَ قُلْتُ
لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَخْبِرْنَا عَنْ مَسِيرِكَ هَذَا أَعَهْدٌ عَهِدَهُ
إِلَيْكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ رَأْيٌ رَأَيْتَهُ
فَقَالَ مَا عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ
وَلَكِنَّهُ رَأْيٌ رَأَيْتُهُ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim Al
hudzali berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah dari Yunus dari Al
Hasan dari Qais bin Abbad ia berkata, \"Aku berkata kepada Ali radliallahu
'anhu, "Kabarkanlah kepada kami tentang perjalananmu ini (ke Irak untuk
memerangi Mu'awiyah), apakah itu nasihat yang Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berikan kepadamu atau hanya sekedar pendapatmu saja?" Ali
menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah memberikan
nasihat kepadaku hal itu, tetapi itu hanyalah pendapatku semata." (HR. Abu
Daud)
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ
بْنُ الْفَضْلِ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَمْرُقُ مَارِقَةٌ عِنْدَ فُرْقَةٍ مِنْ الْمُسْلِمِينَ
يَقْتُلُهَا أَوْلَى الطَّائِفَتَيْنِ بِالْحَقِّ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim
berkata, telah menceritakan kepada kami Al Qasim Ibnul Fadhl dari Abu Nadhrah
dari Abu Sa'id ia berkata, \"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Akan ada sekelompok orang dari kaum muslimin keluar dengan
cepat saat terjadi perpecahan, dan mereka akan dibunuh oleh kelompok yang lebih
berhak dengan kebenaran di antara dua kelompok yang ada." (HR. Abu Daud)
Imam Bukhari Juga meriwayatkan hadis yang semisal di atas :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سَمِعْتُ الْحَسَنَ يَقُولُ اسْتَقْبَلَ وَاللَّهِ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ مُعَاوِيَةَ بِكَتَائِبَ
أَمْثَالِ الْجِبَالِ فَقَالَ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ إِنِّي لَأَرَى كَتَائِبَ لَا
تُوَلِّي حَتَّى تَقْتُلَ أَقْرَانَهَا فَقَالَ لَهُ مُعَاوِيَةُ وَكَانَ وَاللَّهِ
خَيْرَ الرَّجُلَيْنِ أَيْ عَمْرُو إِنْ قَتَلَ هَؤُلَاءِ هَؤُلَاءِ وَهَؤُلَاءِ هَؤُلَاءِ
مَنْ لِي بِأُمُورِ النَّاسِ مَنْ لِي بِنِسَائِهِمْ مَنْ لِي بِضَيْعَتِهِمْ فَبَعَثَ
إِلَيْهِ رَجُلَيْنِ مِنْ قُرَيْشٍ مِنْ بَنِي عَبْدِ شَمْسٍ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ
سَمُرَةَ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَامِرِ بْنِ كُرَيْزٍ فَقَالَ اذْهَبَا إِلَى هَذَا
الرَّجُلِ فَاعْرِضَا عَلَيْهِ وَقُولَا لَهُ وَاطْلُبَا إِلَيْهِ فَأَتَيَاهُ فَدَخَلَا
عَلَيْهِ فَتَكَلَّمَا وَقَالَا لَهُ فَطَلَبَا إِلَيْهِ فَقَالَ لَهُمَا الْحَسَنُ
بْنُ عَلِيٍّ إِنَّا بَنُو عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَدْ أَصَبْنَا مِنْ هَذَا الْمَالِ
وَإِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ قَدْ عَاثَتْ فِي دِمَائِهَا قَالَا فَإِنَّهُ يَعْرِضُ
عَلَيْكَ كَذَا وَكَذَا وَيَطْلُبُ إِلَيْكَ وَيَسْأَلُكَ قَالَ فَمَنْ لِي بِهَذَا
قَالَا نَحْنُ لَكَ بِهِ فَمَا سَأَلَهُمَا شَيْئًا إِلَّا قَالَا نَحْنُ لَكَ بِهِ
فَصَالَحَهُ فَقَالَ الْحَسَنُ وَلَقَدْ سَمِعْتُ أَبَا بَكْرَةَ يَقُولُ رَأَيْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَالْحَسَنُ
بْنُ عَلِيٍّ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يُقْبِلُ عَلَى النَّاسِ مَرَّةً وَعَلَيْهِ أُخْرَى
وَيَقُولُ إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ
فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ أَبُو
عَبْد اللَّهِ قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِنَّمَا ثَبَتَ لَنَا سَمَاعُ
الْحَسَنِ مِنْ أَبِي بَكْرَةَ بِهَذَا الْحَدِيثِ
Artinya : “Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin
Muhammad telah bercerita kepada kami Sufyan dari Abu Musa berkata aku mendengar
Al Hasan berkata; "Demi Allah, Al Hasan bin 'Ali menghadap Mu'awiyah
dengan membawa pasukan yang jumlahnya hampir sebanyak gunung lalu 'Amru bin Al
'Ash berkata; "Sungguh aku melihat pasukan yang tidak akan berpaling
melainkan akan memerangi lawannya". Maka Mu'awiyah berkata kepadanya, demi
Allah dia adalah orang terbaik dari dua orang yang ada, maksudnya 'Amru: "Seandainya
mereka berperang satu sama lain yang ini menghadapi mereka dan mereka
menghadapi yang ini lalu siapa orang yang akan mengurus mereka dan siapa yang
akan menanggung istri-istri mereka dan siapa pula yang akan mengurus sawah
ladang mereka". Maka Mu'awiyah mengutus dua orang laki-laki dari Quraisy
dari suku Bani 'Abdi Syams 'Abdur Rahman bin Samrah dan 'Abdullah bin 'Amir bin
Kuraiz seraya berkata; "Pergilah kalian berdua menemui orang ini dan
tawarkan kepadanya dan katakan dan mintalah kepadanya. Maka dua orang itu menemuinya
dan masuk lalu berbicara dan berkata serta meminta. Maka Al Hasan bin 'Ali
berkata kepada keduanya; "Kami ini Banu 'Abdul Muthallib dimana kami telah
mendapatkan harta benda dan sesungguhnya ummat ini sudah saling berperang
dengan menunmpahkan darah-darah merka". Kedua utusan berkata; "Sesungguhnya
dia menawarkan kepada anda begini begini dan mencari penyelesaian serta meminta
kepada anda". Dia berkata; "Siapa yang bisa membantuku dalam perkara
ini?" Kedua utusan berkata; "Kami yang dapat membantu anda untuk
menyampaikan kepadanya". Maka Al Hasan tidak meminta kepada keduanya
melainkan keduanya berkata; "Kamilah yang akan membantu anda dan dia mau
berdamai". Maka Al Hasan berkata; "Sungguh aku telah mendengar Abu
Bakrah berkata; "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di
atas mimbar sedangkan Al Hasan bin 'Ali ada di samping beliau sementara beliau
sesekali memandang ke hadapan orang banyak dan sesekali memandang kepadanya
lalu bersabda: "Sesungguhnya anakku ini adalah sayyid (pemimpin) dan
semoga Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin lewat tangannya".
Berkata Abu 'Abdullah Al Bukhariy; berkata kepadaku 'Ali bin 'Abdullah; "Sesungguhnya
riwayat ini kami tetapkan berdasarkan apa yang didengar Al Hasan dari Abu
Bakrah dengan lafazh hadits ini".(HR. Bukhari)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى
بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيِّ عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يَخْرُجُ فِيكُمْ قَوْمٌ تَحْقِرُونَ صَلَاتَكُمْ
مَعَ صَلَاتِهِمْ وَصِيَامَكُمْ مَعَ صِيَامِهِمْ وَعَمَلَكُمْ مَعَ عَمَلِهِمْ وَيَقْرَءُونَ
الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ
السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ يَنْظُرُ فِي النَّصْلِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ
فِي الْقِدْحِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَنْظُرُ فِي الرِّيشِ فَلَا يَرَى شَيْئًا وَيَتَمَارَى
فِي الْفُوقِ
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad
ibn Ibrahim bin Al Harits At Taimi dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu
Said Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada suatu kaum yang berada ditengah-tengah
kalian, dan kalian akan meremehkan shalat kalian bila melihat shalat mereka,
begitu juga dengan shaum kalian jika melihat shaum mereka, serta amal kalian
jika melihat amal mereka. Akan tetapi, mereka membaca Al Qur`an, namun bacaan
mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari Din,
sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Ia melihat pada ujung
panahnya, namun ia tidak mendapatkan sesuatu, kemudian melihat pada lubangnya,
juga tak menemukan sesuatu, lalu ia melihat pada bulunya juga tidak melihat
sesuatu. Ia pun saling berselisih akan ujung panahnya."( HR. Bukhari)
Imam Muslim Juga meriwayatkan :
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ قَوْمًا يَكُونُونَ
فِي أُمَّتِهِ يَخْرُجُونَ فِي فُرْقَةٍ مِنْ النَّاسِ سِيمَاهُمْ التَّحَالُقُ قَالَ
هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ أَوْ مِنْ أَشَرِّ الْخَلْقِ يَقْتُلُهُمْ أَدْنَى الطَّائِفَتَيْنِ
إِلَى الْحَقِّ قَالَ فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ
مَثَلًا أَوْ قَالَ قَوْلًا الرَّجُلُ يَرْمِي الرَّمِيَّةَ أَوْ قَالَ الْغَرَضَ فَيَنْظُرُ
فِي النَّصْلِ فَلَا يَرَى بَصِيرَةً وَيَنْظُرُ فِي النَّضِيِّ فَلَا يَرَى بَصِيرَةً
وَيَنْظُرُ فِي الْفُوقِ فَلَا يَرَى بَصِيرَةً قَالَ قَالَ
أَبُو سَعِيدٍ وَأَنْتُمْ قَتَلْتُمُوهُمْ يَا أَهْلَ الْعِرَاقِ
Artinya : “Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin
Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Sulaiman dari Abu
Nadlrah dari Abu Sa'id bahwa suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan suatu kaum yang akan muncul di tengah-tengah umatnya. Mereka keluar
dari suatu kelompok manusia. Cirri-ciri mereka adalah berkepala botak. Beliau
bersabda: "Mereka adalah seburuk-buruk makhluk -atau dari kalangan
seburuk-buruk makhluk- yang akan membunuh mereka adalah salah satu dari dua
kelompok yang paling dekat dengan kebenaran." Maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam memberikan permisalan bagi mereka -atau beliau mengungkapkan-:
"Seorang laki-laki melepas lemparan -atau- Al Gharadl (sasaran) lalu ia
melihat pada ujung anak panahnya, namun ia tidak melihat sesuatu, dan ia
melihat pada pangkal panahnya tidak juga melihat sesuatu. Lalu ia melihat pada
Al Fuq (tempat tali busur), juga tidak melihat sesuatu." Abu Sa'id
berkata, "Dan kalianlah yang membunuh mereka wahai penduduk Irak."
(HR. Muslim)
Demikian kurang lebihnya mohon maaf mudah-mudahan
bermanfaat.
16 Januri 2012
Oleh : محمد مؤلف
Tidak ada komentar:
Posting Komentar