Ada sesuatu yang menggelitik pemikiran
saya ketika tiba-tiba dimuncukan kepermukaan masyarakat Indonesia soal pendapat
yang tidak membaca basmalah atau tidak membaca basmalah dengan keras ketika
membaca surat Al Fatihah dalam shalat, apalagi ketika ada sebuah pertanyaan
apakah termasuk bid’ah jika mengeraskan bacaan basmalah bagi Imam? Memang
sekarang-sekarang ini lagi musimnya demam bid’ah yang banyak dihembuskan oleh
ahlul bid’ah.
Dari mulai belajar membaca Al Qur’an
sampai belajar Qiraat Sab’ah yang memiliki sanad saya menyaksikan kalau
guru-guru qira’at semuanya membaca Basmalah ketika membaca surat Al Fatihah. kita
tahu bahwa ummat Islam Indonesia selama ini, mungkin hampir tidak ada yang
tidak mengeraskan bacaan basmalah, yang saya temui semuanya membaca Basmalah
dengan keras ketika membaca surat Al Fatihah.”
Saya akan mencoba memaparkan bagaimana
para ulama membahas soal ini.
HADIS-HADIS BASMALAH
Imam Bukhari menyebutkan hadis dalam Kitab Adzan Bab
bacaan setelah Takbir.
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَانُوا يَفْتَتِحُونَ
الصَّلَاةَ بِ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin
'Umar berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah
dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan
'Umar? radliallahu 'anhuma, mereka memulai shalat dengan membaca: 'ALHAMDU
LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN."(HR. Bukhari)
Imam Muslim menulis di dalam kitab Sahihnya, beliau membuat
bab pembahasan tentang basmalah,
yaitu bab “Hujjah bagi pendapat yang mengatakan “Tidak mengeraskan
Basmalah”, beliau menyebutkan beberapa hadis yang masuk dalam katagori ini :
Hadis Pertama :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ
بَشَّارٍ كِلَاهُمَا عَنْ غُنْدَرٍ قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ سَمِعْتُ قَتَادَةَ يُحَدِّثُ
عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقْرَأُ بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ فِي
هَذَا الْإِسْنَادِ وَزَادَ قَالَ شُعْبَةُ فَقُلْتُ لِقَتَادَةَ أَسَمِعْتَهُ
مِنْ أَنَسٍ قَالَ نَعَمْ وَنَحْنُ سَأَلْنَاهُ عَنْهُ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin al-Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya meriwayatkan dari Ghundar berkata
Ibnu al-Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata, saya mendengar Qatadah
bercerita dari Anas dia berkata, "Saya shalat bersama Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman, lalu aku belum pernah
mendengar salah seorang dari mereka membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim'."
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna telah menceritakan
kepada kami Abu Dawud telah menceritakan kepada kami Syu'bah dalam isnad ini
dan menambahkan "Syu'bah berkata, maka saya berkata kepada Qatadah,
'Apakah kamu mendengarnya dari Anas? ' Dia berkata, 'Ya, dan kami menanyakannya
tentangnya'."(HR. Muslim)
Hadis Kedua :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِهْرَانَ الرَّازِيُّ حَدَّثَنَا
الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ عَبْدَةَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ
الْخَطَّابِ كَانَ يَجْهَرُ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ يَقُولُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ وَعَنْ قَتَادَةَ
أَنَّهُ كَتَبَ إِلَيْهِ يُخْبِرُهُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ حَدَّثَهُ قَالَ صَلَّيْتُ
خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
فَكَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ بِ
{ الْحَمْد لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }لَا
يَذْكُرُونَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي
آخِرِهَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ مِهْرَانَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ أَخْبَرَنِي
إِسْحَقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ
يَذْكُرُ ذَلِكَ
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Mihran ar-Razi telah menceritakan kepada kami al-Walid bin Muslim telah
menceritakan kepada kami al-Auza'i dari 'Abdah bahwa Umar bin al-Khaththab
dahulu mengeraskan (bacaan) kalimat-kalimat tersebut. Dia membaca,
"SUBHAANAKALLOOHUMMA, WABIHAMDIKA TABAAROKA ISMUKA WATA'AALAA JADDUKA
WALAA ILAAHA GHOIRUKA." Ya Allah, Mahasuci Engkau dan dengan memujimu,
Mahaberkah NamaMu, Mahaluhur kemuliaanMu, tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) selain Engkau." Dan dari Qatadah bahwa dia menulis
kepadanya mengabarkan dari Anas bin Malik bahwa dia menceritakan kepadanya, dia
berkata, "Saya shalat di belakang Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, Abu
Bakar, Umar, dan Utsman, maka mereka memulai membaca iftitah dengan, 'Alhamdulillahi
Rabb al-Alamin (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).' Mereka tidak
menyebutkan, 'Bismillahirrahmanirrahim (dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang) pada awal bacaan, dan tidak pada akhirnya."
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mihran telah menceritakan kepada
kami al-Walid bin Muslim dari al-Auza'i telah mengabarkan kepadaku Ishaq bin
Abdullah bin Abi Thalhah bahwasanya dia mendengar Anas bin Malik menyebutkan
hal tersebut.(HR. Muslim).
Hadis-hadis di atas menurut ijtihad imam
Muslim sebagai hujjah atau argumentasi bahwa “Basmalah tetap di baca ketika
membaca Al Fatihah namun dengan cara tidak dikeraskan dengan kata lain dibaca
pelan”, tidak dalam pengertian basmalah bukan termasuk surat Al fatihah
sehingga tidak perlu dibaca walaupun dengan pelan.
Kemudian Imam muslim melanjutkan dengan
bab tentang “Hujjah bagi pendapat yang mengatakan bahwa Basmalah adalah ayat
untuk awal setiap surah selain surah Bara’ah”. hadisnya adalah :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ السَّعْدِيُّ حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ أَخْبَرَنَا الْمُخْتَارُ بْنُ فُلْفُلٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا عَلِيُّ
بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْمُخْتَارِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ
رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ { إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ }ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ
فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي
عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ
رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي فَيَقُولُ مَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ زَادَ ابْنُ حُجْرٍ
فِي حَدِيثِهِ بَيْنَ أَظْهُرِنَا فِي الْمَسْجِدِ وَقَالَ مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَخْبَرَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ مُخْتَارِ
بْنِ فُلْفُلٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُا أَغْفَى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِغْفَاءَةً بِنَحْوِ حَدِيثِ ابْنِ مُسْهِرٍ غَيْرَ
أَنَّهُ قَالَ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فِي الْجَنَّةِ عَلَيْهِ حَوْضٌ
وَلَمْ يَذْكُرْ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ
“Telah menceritakan kepada kami Ali bin
Hujr as-Sa'di telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir telah mengabarkan
kepada kami al-Mukhtar bin Fulful dari Anas bin Malik --lewat jalur periwayatan
lain-- dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah sedangkan
lafazh tersebut miliknya, telah menceritakan kepada kami Ali bin Mushir dari
al-Mukhtar dari Anas dia berkata, "Pada suatu hari ketika Rasulullah di
antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam
keadaan tersenyum, maka kami bertanya, 'Apa yang membuatmu tertawa wahai
Rasulullah? ' Beliau menjawab, 'Baru saja diturunkan kepadaku suatu surat, lalu
beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim, Inna A'thainaka al-Kautsar Fashalli
Lirabbika Wanhar, Inna Syani'aka Huwa al-Abtar, ' kemudian beliau berkata,
'Apakah kalian tahu, apakah al-Kautsar itu? ' Kami menjawab, 'Allah dan
RasulNya lebih tahu.' Beliau bersabda, 'Ia adalah sungai yang dijanjikan oleh
Rabbku kepadaku. Padanya terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang
umatku menemuiku pada hari kiamat, wadahnya sebanyak jumlah bintang, lalu
seorang hamba dari umatku terhalang darinya, maka aku berkata, 'Wahai Rabbku,
sesungguhnya dia termasuk umatku', maka Allah berkata, 'Kamu tidak tahu sesuatu
yang terjadi setelah (meninggalmu) '." Ibnu Hujr menambahkan dalam
haditsnya, "Di antara kami dalam masjid." Dan kalimat, "Allah
berfirman, 'Sesuatu yang terjadi setelah meninggalmu'." Telah menceritakan
kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala telah mengabarkan kepada kami Ibnu
Fudhail dari Mukhtar bin Fulful dia berkata, "Saya mendengar Anas bin
Malik berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidur",
sebagaimana hadits Ibnu Mushir, hanya saja dia berkata, 'Sungai yang dijanjikan
oleh Rabbku di surga, padanya terdapat telaga, ' dan dia tidak menyebutkan,
'Wadahnya sebanyak jumlah bintang'."(HR. Muslim)
Kemudian Imam Abu Daud menjelaskan dalam
kitab Sunannya dalam Kitab Shalat Bab “Pendapat yang tidak mengeraskan
Bismillahirrahmanirrahim,” hadis-hadis yang termasuk dalam pembahasaan ini
adalah :
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا
هِشَامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ
الْقِرَاءَةَ بِ {
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Muslim
bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Qatadah
dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman,
mereka semua memulai bacaannya dengan "ALHAMDULILLAHI RABBIL
'AALAMIN."(HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ
بْنُ سَعِيدٍ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ أَبِي
الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ الصَّلَاةَ بِالتَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ
بِ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } وَكَانَ إِذَا
رَكَعَ لَمْ يُشَخِّصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلَكِنْ بَيْنَ ذَلِكَ وَكَانَ
إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَائِمًا وَكَانَ
يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّاتُ وَكَانَ إِذَا جَلَسَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ
الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى وَكَانَ يَنْهَى عَنْ عَقِبِ الشَّيْطَانِ
وَعَنْ فَرْشَةِ السَّبُعِ وَكَانَ يَخْتِمُ الصَّلَاةَ بِالتَّسْلِيمِ
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad
telah menceritakan kepada kami Abdul Warits bin Sa'id dari Husain Al Mu'allim
dari Budail bin Maisarah dari Abu Al Jauza` dari Aisyah dia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai shalatnya dengan takbir
dan membaca "AL HAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN", dan apabila hendak
ruku', beliau tidak menengadah dan tidak pula terlalu menunduk, akan tetapi
pertengahan antara keduanya. Apabila mengangkat kepala dari ruku' (i'tidal),
beliau tidak langsung sujud sehingga diri beliau berdiri tegap, dan di setiap
dua raka'at beliau biasa membaca; "AT TAHIYYAT." Apabila duduk,
beliau duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki kanannya, beliau juga melarang
duduknya syetan (yaitu duduk di atas tumit) dan melarang menghamparkan kedua
telapak tangan dan hasta seperti binatang buas (ketika sujud), beliau menutup
shalatnya dengan salam."(HR. Abu Daud)
حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا ابْنُ
فُضَيْلٍ عَنْ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ فَقَرَأَ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ حَتَّى خَتَمَهَا
قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ
“Telah menceritakan kepada kami Hannad
bin As Sarri telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail dari Al Mukhtar bin
Fulful dia berkata; saya mendengar Anas bin Malik berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tadi telah di turunkan suatu surat
kepadaku." Lalu beliau membaca: "BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM, INNAA
A'THAINAAKAL KAUTSAR …" hingga akhir ayat. Beliau bersabda: "Apakah
kalian tahu Al Kautsar?" para sahabat menjawab; "Allah dan rasul-Nya
yang lebih mengetahui." Beliau bersabda: "Ia adalah sungai di dalam
surga yang telah di janjikan oleh Rabbku kepadaku kelak."(HR. Abu Daud) (Sebagai catatan bukan dalam arti langsung bersandar, yang mau meneliti lagi silahkan, Al Bani menilai hadis
ini Hasan)
حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ نُسَيْرٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ
حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الْأَعْرَجُ الْمَكِّيُّ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ
عَائِشَةَ وَذَكَرَ الْإِفْكَ
قَالَتْ جَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَشَفَ عَنْ وَجْهِهِ
وَقَالَ أَعُوذُ بِالسَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ { إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ
مِنْكُمْ }الْآيَةَ قَالَ أَبُو دَاوُد
وَهَذَا حَدِيثٌ مُنْكَرٌ قَدْ رَوَى هَذَا الْحَدِيثَ جَمَاعَةٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
لَمْ يَذْكُرُوا هَذَا الْكَلَامَ عَلَى هَذَا الشَّرْحِ وَأَخَافُ أَنْ يَكُونَ أَمْرُ
الِاسْتِعَاذَةِ مِنْ كَلَامِ حُمَيْدٍ
“Telah menceritakan kepada kami Qathn bin
Nusair telah menceritakan kepada kami Ja'far telah menceritakan kepada kami
Humaid Al A'raj Al Makki dari Ibnu Syihab dari 'Urwah dari Aisyah -kemudian
'Urwah menyebutkan tentang haditsul ifki (berita kebohongan terhadap diri
Aisyah) - Aisyah berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
duduk dan mengusap wajahnya sambil mengucapkan: "A'UUDZU BILLAHIS-SAMI'IL
'ALIM MINASY-SYAITHANIR RAJIM. INNAL LADZINA JAA-U BIL IFKI 'USHBATUN
MINKUM" (Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu juga)." QS. An Nur: 11. Abu Daud berkata; "Ini
adalah hadits munkar, dan hadits ini juga di riwayatkan oleh beberapa orang
dari Az Zuhri, namun mereka tidak menyebutkan perkataan ini sebagai penjelas,
dan aku khawatir "istiadzah" pada redaksi ini dari perkataan
Humaid."(HR. Abu Daud) (sebagai catatan Al Bani menilai Hadis ini Dha’if)
Kemudian Imam Abu Daud melanjutkan dengan
Bab berikutnya berkenaan dengan Orang yang mengeraskan Basmalah.
Hadis-hadisnya adalah :
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ
عَنْ عَوْفٍ عَنْ يَزِيدَ الْفَارِسِيِّ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ قَالَ قُلْتُ لِعُثْمَانَ
بْنِ عَفَّانَ مَا حَمَلَكُمْ أَنْ عَمَدْتُمْ إِلَى بَرَاءَةَ وَهِيَ مِنْ الْمِئِينَ
وَإِلَى الْأَنْفَالِ وَهِيَ مِنْ الْمَثَانِي فَجَعَلْتُمُوهُمَا فِي السَّبْعِ الطِّوَالِ
وَلَمْ تَكْتُبُوا بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَالَ
عُثْمَانُ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا تَنَزَّلُ عَلَيْهِ
الْآيَاتُ فَيَدْعُو بَعْضَ مَنْ كَانَ يَكْتُبُ لَهُ وَيَقُولُ لَهُ ضَعْ هَذِهِ الْآيَةَ
فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَتَنْزِلُ عَلَيْهِ الْآيَةُ
وَالْآيَتَانِ فَيَقُولُ مِثْلَ ذَلِكَ وَكَانَتْ الْأَنْفَالُ مِنْ أَوَّلِ مَا أُنْزِلَ
عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ وَكَانَتْ بَرَاءَةُ مِنْ آخِرِ مَا نَزَلَ مِنْ الْقُرْآنِ
وَكَانَتْ قِصَّتُهَا شَبِيهَةً بِقِصَّتِهَا فَظَنَنْتُ أَنَّهَا مِنْهَا فَمِنْ هُنَاكَ
وَضَعْتُهَا فِي السَّبْعِ الطِّوَالِ وَلَمْ أَكْتُبْ بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ
يَعْنِي ابْنَ مُعَاوِيَةَ أَخْبَرَنَا عَوْفٌ الْأَعْرَابِيُّ عَنْ يَزِيدَ الْفَارِسِيِّ
حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ بِمَعْنَاهُ قَالَ فِيهِ فَقُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَنَا أَنَّهَا مِنْهَا قَالَ أَبُو دَاوُد
قَالَ الشَّعْبِيُّ وَأَبُو مَالِكٍ وَقَتَادَةُ وَثَابِتُ بْنُ عُمَارَةَ إِنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكْتُبْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
حَتَّى نَزَلَتْ سُورَةُ النَّمْلِ هَذَا مَعْنَاهُ
“Telah mengabarkan kepada kami 'Amru bin
'Aun telah mengabarkan kepada kami Husyaim dari 'Auf dari Yazid Al Farisi dia
berkata; saya mendengar Ibnu Abbas berkata; aku bertanya kepada Utsman bin 'Affan;
"Apa yang menyebabkan kalian sengaja meletakkan surat surat Bara'ah (At
Taubah) padahal dia termasuk dari mi`in (surat yang ayatnya sampai seratus) dan
surat Al Anfal padahal dia termasuk dari al matsani (surat yang ayatnya kurang
dari seratus) kemudian kalian menyatukan keduanya termasuk dari tujuh surat
panjang, dan belum kalian tulis antara keduanya dengan batas "bismillaahir
rahmaanir rahim?" Utsman berkata; "Ketika beberapa ayat turun kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau memanggil beberapa orang yang
akan menuliskan di sisinya, kemudian beliau bersabda kepadanya: "Letakkan
ayat ini dalam surat yang disebutkan di dalamnya begini dan begini, "
Ketika turun kepada beliau satu ayat atau dua ayat, maka beliau akan mengatakan
seperti itu. Surat Al Anfal termasuk dari surat yang pertama diturunkan di
Madinah, sedangkan Bara'ah (At Taubah) termasuk dari surat yang terakhir
diturunkan di Madinah, sementara kandungannya mirip dengan kandungan yang ada
dalam surat Al Anfal, maka perkiraanku, surat Al Bara'ah bagian dari surat Al
Anfal, oleh karena itu aku meletakkan surat tersebut termasuk dari tujuh surat
yang panjang, sehingga aku tidak menulis dengan batasan "Bismillahir
rahmanir rahim." “
“Telah menceritakan kepada kami Ziyad bin
Ayyub telah menceritakan kepada kami Marwan yaitu Ibnu Mu'awiyah telah
mengabarkan kepada kami 'Auf Al A'Rabi'ah dari Yazid Al Farisi telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abbas semakna dengan hadits di atas, dalam hadits
tersebut dia mengatakan; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah
wafat, namun beliau belum menjelaskan kepada kami jika surat Al Anfal bagian
dari surat Al Bara'ah." Abu Daud berkata; As Sya'bi, Abu Malik, Qatadah
dan Tsabit bin 'Umarah mengatakan; "Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tidak menulis "Bismillahir rahmaanir rahim" hingga turun
surat An Naml, demikian makna dari hadits tersebut."(HR. ABU DAUD) *) dinilai Dha’if oleh Al
Bani karena yazid al Farisi adalah Shaduq, buruk hapalannya = Perawi yang jujur
terhadap apa yang diberitakan, tetapi ia memiliki hapalan yang buruk dan sering
keliru dalam periwayatan.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَحْمَدُ بْنُ
مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ وَابْنُ السَّرْحِ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَمْرٍو
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ قُتَيْبَةُ فِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَعْرِفُ فَصْلَ السُّورَةِ حَتَّى تَنَزَّلَ
عَلَيْهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَهَذَا
لَفْظُ ابْنِ السَّرْحِ
“Telah menceritakan kepada kami Qutaibah
bin Sa'id dan Ahmad bin Muhammad Al Marwazi serta Ibnu Sarh mereka mengatakan
telah menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Amru dari Sa'id bin Jubair
-Qutaibah mengatakan dalam riwayat tersebut- dari Ibnu Abbas dia berkata;
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengetahui pemisah antar surat
hingga diturunkan kepada beliau "Bismillahir Rahmanir Rahim" (dengan
menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang). Lafadz ini dari
Ibnu As Sarh." (HR. Abu Daud)
Dari hadis-hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Abu Daud dapat diketahui pendapat beliau bahwa ada hadis yang
menjelaskan tentang yang berpendapat membaca basmalah dengan pelan dan ada yang
membaca keras basmalah.
Imam Turmudzi di dalam Sunannya Abwab
Shalat bab tidak mengeraskan bismillahirrahmanirrahim meriwayatkan hadis.
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ إِيَاسٍ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ قَيْسِ بْنِ عَبَايَةَ عَنْ ابْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ سَمِعَنِي
أَبِي وَأَنَا فِي الصَّلَاةِ أَقُولُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
فَقَالَ لِي أَيْ بُنَيَّ مُحْدَثٌ إِيَّاكَ وَالْحَدَثَ قَالَ وَلَمْ أَرَ
أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
أَبْغَضَ إِلَيْهِ الْحَدَثُ فِي الْإِسْلَامِ يَعْنِي مِنْهُ قَالَ وَقَدْ
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ
وَمَعَ عُمَرَ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَقُولُهَا
فَلَا تَقُلْهَا إِذَا أَنْتَ صَلَّيْتَ فَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ قَالَ أَبُو
عِيسَى حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَالْعَمَلُ
عَلَيْهِ عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ
وَغَيْرُهُمْ وَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ التَّابِعِينَ وَبِهِ يَقُولُ سُفْيَانُ
الثَّوْرِيُّ وَابْنُ الْمُبَارَكِ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَقُ لَا يَرَوْنَ أَنْ
يَجْهَرَ بِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَالُوا وَيَقُولُهَا فِي
نَفْسِهِ
“telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim berkata;
telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Iyas Al Jurairi dari Qais bin Abayah
dari Ibnu Abdullah bin Mughaffal ia berkata; Ayahku mendengarku ketika aku
dalam shalat, ketika itu aku membaca, "BISMILLAAHIIR RAHMAANIR RAHIIM
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah), lalu ayahku
berkata; "Wahai anakku, engkau telah melakukan hal yang baru, jauhilah
perkara baru!" Ia (ayahku) berkata; "Aku tidak pernah melihat seorang
pun dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membenci sesuatu
selain perkara yang baru (diada-adakan) di dalam Islam." Ia berkata lagi,
"Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar,
Umar dan Utsman, namun aku belum pernah melihat mereka mengucapkannya, maka
janganlah engkau ucapkan itu. Jika engkau melaksanakan shalat maka bacalah,
"ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi Allah, Rabb semesta
alam)." Abu Isa berkata; "Hadits Abdullah bin Mughaffal ini
derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu dari
kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang setelah mereka
dari kalangan tabi'in. Pendapat ini juga dipegang oleh Sufyan Ats Tsauri, bin
Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpendapat bahwa ucapan
\"BISMILLAAHIIR RAHMAANIR RAHIIM (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Pemurah) itu tidak dikeraskan. Mereka berkata;
"Hendaklah mereka mengucapkannya dalam hati."
telah menceritakan
kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il bin
Ibrahim berkata; telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Iyas Al Jurairi dari
Qais bin Abayah dari Ibnu Abdullah bin Mughaffal ia berkata; Ayahku mendengarku
ketika aku dalam shalat, ketika itu aku membaca, \"BISMILLAAHIIR RAHMAANIR
RAHIIM (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah), lalu
ayahku berkata; "Wahai anakku, engkau telah melakukan hal yang baru,
jauhilah perkara baru!\" Ia (ayahku) berkata; \"Aku tidak pernah
melihat seorang pun dari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
membenci sesuatu selain perkara yang baru (diada-adakan) di dalam Islam.\"
Ia berkata lagi, \"Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
Abu Bakar, Umar dan Utsman, namun aku belum pernah melihat mereka
mengucapkannya, maka janganlah engkau ucapkan itu. Jika engkau melaksanakan
shalat maka bacalah, \"ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN (Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam).\" Abu Isa berkata; \"Hadits Abdullah bin
Mughaffal ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan
ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan
orang-orang setelah mereka dari kalangan tabi'in. Pendapat ini juga dipegang
oleh Sufyan Ats Tsauri, bin Al Mubarak, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpendapat
bahwa ucapan "BISMILLAAHIIR RAHMAANIR RAHIIM (Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah) itu tidak dikeraskan. Mereka berkata;
"Hendaklah mereka mengucapkannya dalam hati."( HR. Turmudzi) sebagai
catatn Al Bani : Dho’if
Kemudian dilanjutkan dengan bab yang
berpendapat menyaringkan basmalah dengan hadis.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ حَدَّثَنَا
الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي إِسْمَعِيلُ بْنُ حَمَّادٍ عَنْ أَبِي
خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَفْتَتِحُ صَلَاتَهُ بْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ لَيْسَ إِسْنَادُهُ بِذَاكَ وَقَدْ قَالَ بِهَذَا عِدَّةٌ مِنْ أَهْلِ
الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهُمْ أَبُو
هُرَيْرَةَ وَابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ وَابْنُ الزُّبَيْرِ وَمَنْ بَعْدَهُمْ
مِنْ التَّابِعِينَ رَأَوْا الْجَهْرَ بْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَبِهِ
يَقُولُ الشَّافِعِيُّ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ حَمَّادٍ هُوَ ابْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ وَأَبُو
خَالِدٍ يُقَالُ هُوَ أَبُو خَالِدٍ الْوَالِبِيُّ وَاسْمُهُ هُرْمُزُ وَهُوَ كُوفِيٌّ
“telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Abdah Adl Dlabi berkata; telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir bin
Sulaiman berkata; telah menceritakan kepadaku Isma'il bin Hammad dari Abu
Khalid dari Ibnu Abbas ia berkata; \"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka
shalatnya dengan membaca: "BISMILLAAHIIR RAHMAANIR RAHIIM (Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah)." Abu Isa berkata;
"Hadits ini sanadnya tidak kuat. Beberapa sahabat Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam berpendapat dengan hadits ini, di antara mereka adalah; Abu Hurairah,
Ibnu Umar, Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair. Juga, orang-orang setelah mereka dari
kalangan tabi'in, mereka berpendapat dengan mengeraskan bacaan BISMILLAAHIIR
RAHMAANIR RAHIIM. Ini adalah pendapat Syafi'i. Isma'il bin Hammad namnya adalah
Ibnu Abu Sulaiman, sedangkan Abu Khalid disebut dengan Abu Khalid Al Walibi,
dan namanya adalah Hurmuz. Dia adalah orang Kufah."(HR. Turmudzi) Al Bani : Dho’iful Isnad.
Kemudian melanjutkan dengan bab membuka
bacaan dengan alhamdulillahirrahmanirahim, dengan hadis.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ
قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ يَفْتَتِحُونَ
الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ كَانُوا يَسْتَفْتِحُونَ
الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ قَالَ الشَّافِعِيُّ إِنَّمَا
مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الْقِرَاءَةَ بِالْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِينَ مَعْنَاهُ أَنَّهُمْ كَانُوا يَبْدَءُونَ بِقِرَاءَةِ فَاتِحَةِ
الْكِتَابَ قَبْلَ السُّورَةِ وَلَيْسَ مَعْنَاهُ أَنَّهُمْ كَانُوا لَا يَقْرَءُونَ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَكَانَ الشَّافِعِيُّ يَرَى أَنْ يُبْدَأَ
بْ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَأَنْ يُجْهَرَ بِهَا إِذَا جُهِرَ بِالْقِرَاءَةِ
“telah menceritakan kepada kami Qutaibah
berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Qatadah dari Anas ia
berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan
Utsman senantiasa membuka shalatnya dengan ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN
(Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).\" Abu Isa berkata;
"Hadits ini derajatnya hasan shahih. Para ahli ilmu dari kalangan sahabat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan orang-orang setelah mereka
mengamalkan hadits ini. Mereka membuka bacaan dengan ALHAMDULILLAAHI RABBIL
'AALAMIIN. Imam Syafi'i berkata; "Hadits ini maknanya adalah, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman membuka bacaan dengan
ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN. Maksudnya, mereka memulai dengan membaca Al
Fatihah sebelum membaca surat. Hal ini bukan berarti mereka tidak membaca
BISMILLAAHIIR RAHMAANIR RAHIIM." Imam Syafi'i memandang bahwa hendaknya
membuka dengan membaca BISMILLAAHIIRAHMAANIRRAHIIM dan mengeraskannya jika
bacaan shalat dikeraskan."(HR. Turmudzi)
Kemudian Imam Ahli Hadis lain yaitu Imam
An Nasai meriwayatkan di dalam Sunannya kitab Al Iftitah Bab bacaan
bismillahirrahmanirrahim.
أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ
بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ بَيْنَمَا ذَاتَ
يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا يُرِيدُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ
أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا لَهُ مَا أَضْحَكَكَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَزَلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ { إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ }ثُمَّ قَالَ هَلْ تَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ
قُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي
الْجَنَّةِ آنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ تَرِدُهُ عَلَيَّ أُمَّتِي
فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي فَيَقُولُ
لِي إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ
“Telah mengabarkan kepada kami 'Ali bin
Hujr dia berkata; telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Mushar dari Al
Mukhtar bin Fulful dari Anas bin Malik dia berkata; "Suatu hari Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam berada diantara kami, dan tiba-tiba beliau
Shallallahu'alaihi wasallam tertidur sebentar. Kemudian beliau mengangkat
kepalanya sambil tersenyum, maka kami bertanya kepadanya, 'Wahai Rasulullah
Shallallahu'alihiwasallam apakah yang membuat engkau tersenyum? ' Beliau
Shallallahu'alaihi wasallam menjawab, 'Tadi baru saja turun surat (Al Kautsar)
Bismillahirrahmaanirrahiim, Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terpuruk (QS. Al
Kautsar (108): 1 -3). Kemudian beliau Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
'Apakah kalian tahu apa Al Kautsar itu? ' Kami menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya
yang lebih mengetahui'. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
'Al Kautsar adalah sebuah telaga yang telah dijanjikan Rabb ku untukku di
surga; bejananya (tempat airnya) sebanyak jumlah bintang-bintang di langit.
Umatku banyak yang datang kepadaku, namun salah seorang umatku ini ditariknya,
maka aku berkata."Ya Rabbi, dia umatku." Lalu Allah berfirman,
"Engkau tidak tahu apa yang terjadi setelah engkau wafat."(HR. An
Nasai)
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ
الْحَكَمِ عَنْ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
أَبِي هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ
فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى
إِذَا بَلَغَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
} فَقَالَ آمِينَ
فَقَالَ النَّاسُ آمِينَ وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا قَامَ
مِنْ الْجُلُوسِ فِي الِاثْنَتَيْنِ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ
الْحَكَمِ عَنْ شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
أَبِي هِلَالٍ عَنْ نُعَيْمٍ الْمُجْمِرِ قَالَ صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ
فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى
إِذَا بَلَغَ { غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
} فَقَالَ آمِينَ
فَقَالَ النَّاسُ آمِينَ وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا قَامَ
مِنْ الْجُلُوسِ فِي الِاثْنَتَيْنِ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ وَإِذَا سَلَّمَ قَالَ
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin Abdullah bin Abdul Hakim dari Syu'aib telah menceritakan kepada kami Al
Laits telah menceritakan kepada kami Khalid dari Sa'id bin Abu Hilal dari
Nu'aim Al Mujmir dia berkata; Aku pernah shalat di belakang Abu Hurairah
kemudian dia membaca "Bismillaahirrohmaanirrohiim, lalu membaca surat Al
Fatihah hingga tatkala telah sampai pada 'Ghairil Maghdlubi 'Alaihim
Waladlaallin, (bukan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula orang-orang
yang tersesat) dia mengucapkan 'Aamiin.' Orang-orangpun lalu mengucapkan Aamiin
pula. Abu Hurairah juga mengucapkan 'Allahu Akbar' setiap hendak sujud, dan
bangun dari duduk tahiyyat pertama. Setelah selesai salam, dia berkata; Demi
jiwaku yang berada di tangan-Nya, Aku adalah orang yang paling menyerupai
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam dalam shalat.(HR. An Nasai) Albani : Dho’iful Isnad.
Kemudian melanjutkan bab tidak
mengeraskan Basmalah, beliau menyebutkan beberapa hadis.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ الْحَسَنِ
بْنِ شَقِيقٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يَقُولُ أَنْبَأَنَا أَبُو حَمْزَةَ عَنْ مَنْصُورِ
بْنِ زَاذَانَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُسْمِعْنَا قِرَاءَةَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ وَصَلَّى بِنَا
أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَلَمْ نَسْمَعْهَا مِنْهُمَا
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad
bin 'Ali bin Al Hasan bin Syaqiq dia berkata; aku mendengar bapakku berkata;
telah memberitakan kepada kami Abu Hamzah dari Manshur bin Zadzan dari Anas bin
Malik dia berkata; \"Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam shalat bersama
kami dan kami tidak mendengar (bacaan) bismillahirrahmaanirrahiim darinya. Kami
juga shalat bersama Abu Bakar serta Umar. dan keduanya juga tidak membaca
bismillahirrahmaanirrahim."(HR. An Nasai) Al Bani : Shahihul Isnad)
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو سَعِيدٍ
الْأَشَجُّ قَالَ حَدَّثَنِي عُقْبَةُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ وَابْنُ
أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمْ فَلَمْ أَسْمَعْ أَحَدًا مِنْهُمْ يَجْهَرُ بِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
“Telah mengabarkan kepada kami Abdullah
bin Sa'id Abu Sa'id Al Asyaj dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Uqbah
bin Khalid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dan Ibnu Abu
'Arubah dari Qatadah dari Anas dia berkata; "Aku shalat di belakang
Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam Abu Bakar, Umar, serta Utsman
Radliyallahu'anhum, dan aku tidak mendengar salah seorang dari mereka
mengeraskan bacaan Bismillahirrahmaanirrahiim. Telah mengabarkan kepada kami Abdullah
bin Sa'id Abu Sa'id Al Asyaj dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Uqbah
bin Khalid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dan Ibnu Abu 'Arubah
dari Qatadah dari Anas dia berkata; "Aku shalat di belakang Rasulullah
Shallallahu'alihiwasallam Abu Bakar, Umar, serta Utsman Radliyallahu'anhum, dan
aku tidak mendengar salah seorang dari mereka mengeraskan bacaan
Bismillahirrahmaanirrahiim.(HR. An Nasai)
أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَنَا
خَالِدٌ قَالَ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ غِيَاثٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو نَعَامَةَ
الْحَنَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ قَالَ كَانَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ مُغَفَّلٍ إِذَا سَمِعَ أَحَدَنَا يَقْرَأُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يَقُولُ صَلَّيْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَلْفَ
أَبِي بَكْرٍ وَخَلْفَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَمَا سَمِعْتُ أَحَدًا مِنْهُمْ
قَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Telah mengabarkan kepada kami Isma'il
bin Mas'ud dia berkata; telah menceritakan kepada kami Khalid dia berkata;
telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin Ghiyats dia berkata; telah
mengabarkan kepadaku Abu Na'amah Al Hanafi dia berkata; telah menceritakan
kepada kami Ibnu Abdullah bin Mughaffal dia berkata; adalah Abdullah bin
Mughaffal jika dia mendengar salah seorang diantara kami membaca
bismillahirrahmaanirrahiim, maka dia berkata; \"Aku shalat di belakang
Rasulullah Shallallahu'alihiwasallam Abu Bakar, dan Umar Radliyallahu'anhum,
dan aku tidak mendengar salah seorang dari mereka membaca
Bismillahirrahmaanirrahiim.(HR. An Nasai) Al Bani :
Dho’if
Kemudian melanjutkan bab tidak membaca
Basmalah.
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ الْعَلَاءِ
بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى هِشَامِ بْنِ زُهْرَةَ
يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ
فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ هِيَ خِدَاجٌ هِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍ فَقُلْتُ يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ إِنِّي أَحْيَانًا
أَكُونُ وَرَاءَ الْإِمَامِ فَغَمَزَ ذِرَاعِي وَقَالَ اقْرَأْ بِهَا يَا فَارِسِيُّ
فِي نَفْسِكَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي
نِصْفَيْنِ فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَءُوا يَقُولُ الْعَبْدُ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } يَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَمِدَنِي عَبْدِي يَقُولُ الْعَبْدُ { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } يَقُولُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي يَقُولُ الْعَبْدُ { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } يَقُولُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ مَجَّدَنِي عَبْدِي يَقُولُ الْعَبْدُ { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
} فَهَذِهِ الْآيَةُ
بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ يَقُولُ الْعَبْدُ { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
} فَهَؤُلَاءِ لِعَبْدِي
وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah
dari Malik dari Al 'Ala bin 'Abdurrahman bahwasanya dia mendengar Abu As Saib
-maula Hisyam bin Zuhrah- berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata;
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa mengerjakan
shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (surat Fatihah) maka ia tidak sempurna, ia
tidak sempurna, ia tidak sempurna." Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah
dari Malik dari Al 'Ala bin 'Abdurrahman bahwasanya dia mendengar Abu As Saib
-maula Hisyam bin Zuhrah- berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata;
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa mengerjakan
shalat tanpa membaca Ummul Qur'an (surat Fatihah) maka ia tidak sempurna, ia
tidak sempurna, ia tidak sempurna." (Masih dari hadits sebelumnya). Lalu
aku bertanya, "Wahai Abu Hurairah! Aku kadang shalat di belakang
imam?" lalu menarik tanganku sambil berkata, "Wahai Farisi, bacalah
dalam hatimu (dengan lirih), karena aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam bersabda: 'Allah Azza wa Jalla berfirman: "Aku membagi shalat
antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, sebagian untuk-Ku dan sebagian lagi
untuk hamha-Ku, untuk hamba-Ku apa yang dia minta." Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: 'Bacalah -apabila- seorang hamba
mengucapkan "Alhumdulillaah rabbil 'aalamiin (Segala puji bagi Allah, Rabb
semesta alam " maka Allah berfirman, "Hamba-Ku telah memuji-Ku."
Apabila hamba tersebut mengucapkan, "Arrahmaanirrahiim (Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang)" maka Allah Azza wa Jalla berfirman, "Hamba-Ku telah
menyanjung-Ku."Apabila hamba tadi mengucapkan."Maaliki yaumiddiin (Dia
penguasa hari Pembalasan) " maka Allah Azza wa Jalla berfirman,
"Hamba-Ku telah meluhurkan-Ku."Apabila hamba itu meneruskan
bacaannya, "lyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin (Hanya kepada Engkau kami
beribadah dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan) " maka ayat
tersebut adalah antara Allah dan hamba-Nya. Bagi hamba-Nya apa yang dia
minta."Apabila hamba tadi melanjutkan bacaannya, "Ihdinash-shiraathal
mustaqiim, shiraathal-ladzina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim
waladh-dhaalliin (Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang
yang Engkau beri petunjuk, bukan jalannya orang-orang yang dimurkai dan bukan
jalannya orang-orang yang sesat) " maka itu semua untuk hamba-Ku dan bagi
hamba-Ku apa yang ia minta'."(HR. An Nasai)
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dalam kitab
sunannya, Kitab mendirikan Shalat dan sunah yang ada di dalamnya bab pembuka
bacaan, beberapa hadis.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ بُدَيْلِ بْنِ مَيْسَرَةَ عَنْ
أَبِي الْجَوْزَاءِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْتَتِحُ الْقِرَاءَةَ بِ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr
bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari
Husain Al Muallim dari Budail bin Maisarah dari Abu Al Jauza` dari Aisyah ia
berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memulai bacaannya
dengan; ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (segala puji bagi Allah, Rabb semesta
alam)."(HR. Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ أَنْبَأَنَا
سُفْيَانُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ح و حَدَّثَنَا جُبَارَةُ
بْنُ الْمُغَلِّسِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ يَفْتَتِحُونَ
الْقِرَاءَةَ بِ
{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad
bin Ash Shabbah berkata, telah memberitakan kepada kami Sufyan dari Ayyub dari
Qatadah dari Anas bin Malik. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan
kepada kami Jubarah Ibnul Mughallis berkata, telah menceritakan kepada kami Abu
Awanah dari Qatadah dari Anas bin Malik ia berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar membuka bacaannya dengan;
ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).
"(HR. Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَبَكْرُ
بْنُ خَلَفٍ وَعُقْبَةُ بْنُ مُكْرَمٍ قَالُوا حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا
بِشْرُ بْنُ رَافِعٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ عَمِّ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْتَتِحُ الْقِرَاءَةَ بِ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Nashr bin
Ali Al Jahdlami dan Bakr bin Khalaf dan Uqbah bin Mukram mereka berkata; telah
menceritakan kepada kami Shafwan bin Isa berkata, telah menceritakan kepada
kami Bisyr bin Rafi' dari Abu Abdullah keponakan Abu Hurairah, dari Abu
Hurairah berkata; \"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuka bacaannya
dengan; ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).
"(HR. Ibnu Majah)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا
إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ قَيْسِ بْنِ عَبَايَةَ حَدَّثَنِي
ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُغَفَّلِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ وَقَلَّمَا رَأَيْتُ رَجُلًا
أَشَدَّ عَلَيْهِ فِي الْإِسْلَامِ حَدَثًا مِنْهُ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقْرَأُ بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَقَالَ أَيْ بُنَيَّ إِيَّاكَ وَالْحَدَثَ فَإِنِّي
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ
وَمَعَ عُمَرَ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ أَسْمَعْ رَجُلًا مِنْهُمْ يَقُولُهُ فَإِذَا
قَرَأْتَ فَقُلْ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ }
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr
bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ulayyah
dari Al Jurairi dari Qais bin Abayah berkata, telah menceritakan kepadaku Ibnu
Abdullah Ibnul Mughaffal dari Bapaknya ia berkata; "Jarang sekali aku
melihat seseorang yang lebih peka terhadap perkara baru yang muncul dalam agama
Islam selain dia. Suatu ketika ia mendengar tatkala aku sedang membaca;
BISMILAAHIR RAHMAANIR RAHIIM (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi
Maha Pengasih), maka ia pun berkata kepadaku, "Wahai anakku, jauhilah
perkara baru! Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Namun aku tidak pernah melihat seorang
pun dari mereka yang mengucapkan itu, jika engkau membaca maka bacalah;
ALHAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).
"(HR. Ibnu Majah) *) Albani : Dha’if
Imam Ahmad meriwayatkan juga di dalam
Musnadnya.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ
عَنْ أَنَسٍ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَلْفَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكَانُوا لَا يَجْهَرُونَ بِ { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ }
“Telah bercerita kepada kami Waki' telah
bercerita kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Anas berkata; saya Shalat di
belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, 'Umar dan 'Utsman
Radliyallahu'anhum, mereka tidak menjaharkan (membaca nyaring) basmalah.(HR.
Ahmad)
Imam Malik dalam Al Muwatha meriwayatkan.
حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ مَوْلَى عَامِرِ بْنِ كُرَيْزٍ
أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَادَى أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ وَهُوَ يُصَلِّي
فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ لَحِقَهُ فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ عَلَى يَدِهِ وَهُوَ يُرِيدُ أَنْ يَخْرُجَ مِنْ بَابِ الْمَسْجِدِ
فَقَالَ إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ لَا تَخْرُجَ مِنْ الْمَسْجِدِ حَتَّى تَعْلَمَ سُورَةً
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الْقُرْآنِ
مِثْلَهَا قَالَ أُبَيٌّ فَجَعَلْتُ أُبْطِئُ فِي الْمَشْيِ رَجَاءَ ذَلِكَ ثُمَّ قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ السُّورَةَ الَّتِي وَعَدْتَنِي قَالَ كَيْفَ تَقْرَأُ إِذَا افْتَتَحْتَ
الصَّلَاةَ قَالَ فَقَرَأْتُ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَتَّى أَتَيْتُ
عَلَى آخِرِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هِيَ هَذِهِ
السُّورَةُ وَهِيَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُ
“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari
Malik dari Al 'Ala` bin Abdurrahman bin Ya'qub bahwasanya Abu Sa'id mantan
budak 'Amir bin Kuraiz, mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memanggil Ubay bin Ka'ab yang sedang melaksanakan shalat.
Tatkala dia telah selesai, dia menyusul beliau. Beliau memegang tangan Ubay bin
Ka'ab ketika hendak keluar dari pintu Masjid. Beliau bersabda: "Saya
berharap kamu tidak keluar dahulu, hingga kamu mendengar surat yang Allah tidak
menurunkan yang semisalnya baik dalam Taurat, Injil maupun Al Quran " Ubay
bin Ka'ab berkata; "Saya memperlambat jalanku, mengharap hal itu. Kemudian
saya bertanya; "Wahai Rasulullah, mana surat yang telah anda janjikan
kepadaku?" Beliau bersabda: "Apa yang kamu baca ketika kamu mengawali
shalat?\" Ubay bin Ka'ab menjawab; "Saya membaca; 'ALHAMDU LILLAHI
RABBIL 'AALAMIIN' hingga akhir." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Itulah surat As Sab'u Al Matsani dan Al qur'an Agung yang
diberikan kepadaku."(HR. Malik)
حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا السَّائِبِ مَوْلَى هِشَامِ
بْنِ زُهْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَلَّى صَلَاةً لَمْ يَقْرَأْ فِيهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ
فَهِيَ خِدَاجٌ هِيَ خِدَاجٌ هِيَ خِدَاجٌ غَيْرُ تَمَامٍ قَالَ فَقُلْتُ يَا أَبَا
هُرَيْرَةَ إِنِّي أَحْيَانًا أَكُونُ وَرَاءَ الْإِمَامِ قَالَ فَغَمَزَ ذِرَاعِي
ثُمَّ قَالَ اقْرَأْ بِهَا فِي نَفْسِكَ يَا فَارِسِيُّ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ فَنِصْفُهَا لِي وَنِصْفُهَا
لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اقْرَءُوا يَقُولُ الْعَبْدُ
{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } يَقُولُ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَيَقُولُ الْعَبْدُ { الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } يَقُولُ اللَّهُ
أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَيَقُولُ الْعَبْدُ { مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } يَقُولُ اللَّهُ
مَجَّدَنِي عَبْدِي يَقُولُ الْعَبْدُ { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
} فَهَذِهِ الْآيَةُ
بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ يَقُولُ الْعَبْدُ { اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
} فَهَؤُلَاءِ لِعَبْدِي
وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Telah menceritakan kepadaku Yahya dari
Malik dari Al 'Ala bin Abdurrahman bin Ya'qub Bahwasanya ia mendengar Abu As
Sa`ib mantan budak Hisyam bin Zuhrah berkata; Saya mendengar Abu Hurairah
berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa shalat namun tidak membaca Ummul qur'an (Al Fatihah) di
dalamnya, maka shalatnya kurang, shalatnya kurang, shalatnya kurang dan tidak
sempurna." Abu As Sa`ib berkata, "Lalu saya berkata, "Wahai Abu
Hurairah, aku terkadang shalat di belakang imam, " Abu As Sa`ib berkata,
"Abu Hurairah langsung memegang lenganku seraya berkata, "Bacalah
dalam hatimu, Wahai orang Persi', karena saya telah mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Tabaraka Wa Ta'ala
berfirman, 'Aku membagi antara diri-Ku dan hamba-Ku dengan dua paruh, separuh
untukku dan separuh lainnya untuk hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku apa yang dia yang
minta.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah:
ALHAMDU LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN. Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman; 'Hamba-Ku
telah memuji-Ku'. Jika seorang hamba membaca; AR-RAHMAANIR RAHIIM. Allah
Tabaraka Wa Ta'ala berfirman; 'Hamba-Ku telah memuji-Ku.' Jika seorang hamba
membaca; MALIKI YAUMIDDIIN. Allah berfirman; 'Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku'.
Jika seorang hamba membaca; 'IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN'. Ayat ini antara
Aku dengan hamba-Ku, dan untuknya apa yang dia minta." Jika seorang hamba
membaca, 'IHDINAS SHIRAATHAL MUSTAQIIM, SHIRAATHAL LADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM
GHAIRIL MAGHDLUUBI 'ALAIHIM WALAD DLAALLIIN', itu semua untuk hamba-Ku dan
baginya apa yang dia minta. "(HR. Malik).
Imam Ad Darimi meriwayatkan di dalam
Sunannya kitab Shalat bab dimakruhkan menyaringkan bismillahirrahmanirrahim.
أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا
هِشَامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ الْقِرَاءَةَ
بِ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ أَبُو مُحَمَّد بِهَذَا نَقُولُ
وَلَا أَرَى الْجَهْرَ بِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Telah mengabarkan kepada kami Muslim bin
Ibraihim telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami
Qatadah dari Anas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr, Umar dan
Utsman membuka bacaan shalat dengan ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN." Abu
Muhammad berkata, \"Pendapat inilah yang kami ambil, dan saya tidak
berpendapat untuk mengeraskan lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM."(HR.
Ad Darimi)
Sebenarnya masih banyak para ulama yang
meriwayatkan hadis-hadis tentang basmalahdalam kitab-kitab yang lain , namun saya
baru mencantumkan dari kutub at Tis’ah dahulu, mudah-mudahan dalam kesempatan
lain bisa lebih lengkap.
KOMENTAR ULAMA TENTANG HADIS-HADIS
BASMALAH
Imam Nawawi Menjelaskan :
( باب حجة من قال لا
يجهر بالبسملة )
وفيه قول أنس ( صليت مع رسول الله صلى الله عليه
و سلم وأبي بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فلم
أسمع أحدا منهم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم ) وفي رواية ( وكانوا يستفتحون
بالحمد لله رب العالمين لا يذكرون بسم الله الرحمن الرحيم في أول قراءة ولا في
آخرها ) في إسناده قتادة عن أنس وفي الطريق الثاني قيل لقتادة أسمعته من أنس قال
نعم وهذا تصريح بسماعه فينتفى ما يخاف من إرساله لتدليسه وقد سبق مثله في آخر
الباب قبله وقوله يستفتحون بالحمد لله هو برفع الدال على الحكاية استدل بهذا
الحديث من لا يرى البسملة من الفاتحة ومن يراها منها ويقول لا يجهر ومذهب الشافعي
رحمه الله تعالى وطوائف من السلف والخلف أن البسملة آية من الفاتحة وأنه يجهر بها
حيث يجهر بالفاتحة واعتمد أصحابنا ومن قال بأنها آية من الفاتحة أنها كتبت في
المصحف بخط المصحف وكان هذا باتفاق الصحابة وإجماعهم على أن لا يثبتوا فيه بخط
القرآن غير القرآن واجمع بعدهم المسلمون كلهم في كل الأعصار إلى يومنا واجمعوا
انها ليست في أول براءة وانها لا تكتب فيها وهذا يؤكد ما قلناه قوله ( حدثنا محمد
بن مهران عن الوليد بن مسلم عن الأوزاعي عن عبدة أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه
كان يجهر بهؤلاء الكلمات سبحانك اللهم وبحمدك وتبارك اسمك وتعالى جدك ولا إله غيرك
وعن قتادة أنه كتب يخبره عن أنس أنه حدثه قال صليت خلف النبي صلى الله عليه و سلم
قال أبو على الغساني هكذا وقع عن عبدة أن عمر وهو مرسل يعني أن عبدة وهو بن أبي
لبابة لم يسمع من عمر قال وقوله بعده عن قتادة يعني الأوزاعي عن قتادة عن انس هذا
هو المقصود من الباب وهو حديث متصل هذا كلام الغساني والمقصود أنه عطف قوله وعن
قتادة على قوله عن عبدة وانما فعل مسلم هذا لأنه سمعه هكذا فأداه كما سمعه ومقصوده
الثاني المتصل دون الأول المرسل ولهذا نظائر كثيرة في صحيح مسلم وغيره ولا إنكار
في هذا كله وقوله سبحانك اللهم وبحمدك قال الخطابي أخبرني بن خلاد قال سألت الزجاج
عن الواو في قوله وبحمدك فقال معناه سبحانك اللهم وبحمدك سبحتك قال والجد هنا
العظمة والله تعالى أعلم
(
باب حجة من قال البسملة آية من اول كل سورة سوى براءة
)
فيه انس رضي الله عنه قال ( بينا رسول الله صلى
الله عليه و سلم بين أظهرنا إذ أغفى إغفاءة ثم رفع رأسه متبسما فقلنا ما أضحكك يا
رسول الله قال أنزلت علي آنفا سورة فقرأ بسم الله الرحمن الرحيم إنا أعطيناك
الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الأبتر ثم قال أتدرون ما الكوثر فقلنا الله
ورسوله أعلم قال فإنه نهر وعدنيه ربي عز و جل عليه خير كثير هو حوض يرد عليه أمتي
يوم القيامة آنيته عدد النجوم فيختلج العبد منهم فأقول رب إنه من أمتي فيقال ما
تدري ما أحدثوا بعدك ) وفي رواية ما أحدث وفيها بين أظهرنا في المسجد قوله بينا
قال الجوهري بينا فعل أشبعت الفتحة فصارت ألفا واصلة ومن قال وبينما بمعناه زيدت
فيه ما بقول بينا نحن نرقبه أتانا أي أتانا بين أوقات رقبتنا اياه ثم حذف المضاف
الذي هو أوقات قال وكان الأصمعي يخفض ما بعد بينا إذا صلح في موضعه بين وغيره يرفع
ما بعد بينا وبينما على الابتداء والخبر قوله بين أظهرنا أي بيننا قوله اغفى
إغفاءة أي نام وقوله آنفا أي قريبا وهو بالمد ويجوز القصر في لغة قليلة وقد قرئ به
في السبع والشانئ المبغض والأبتر هو المنقطع العقب وقيل المنقطع عن كل خير قالوا
أنزلت في العاص بن وائل والكوثر هنا نهر في الجنة كما فسره النبي صلى الله عليه و
سلم وهو في موضع آخر عبارة عن الخير الكثير وقوله يختلج أي ينتزع ويقتطع في هذا
الحديث فوائد منها أن البسملة في أوائل السور من القرآن وهو مقصود مسلم بإدخال
الحديث هنا وفيه جواز النوم في المسجد وجواز نوم الانسان بحضرة أصحابه وأنه إذا
رأى التابع من متبوعه تبسما أو غيره مما يقتضى حدوث أمر يستحب له أن يسأل عن سببه
وفيه إثبات الحوض والايمان به واجب وسياتي بسطه حيث ذكر مسلم أحاديثه في آخر
الكتاب إن شاء الله تعالى وقوله لا تدري ما أحدثوا بعدك تقدم شرحه في أول كتاب
الطهارة والله أعلم
Imam An Nawawi membahas lagi dengan panjang
lebar dalam Al Majmu’ :
المجموع شرح المهذب - (3 / 334)
* (فرع) في مذاهب
العلماء في اثبات البسملة وعدمها (اعلم) أن مسألة البسملة عظيمة مهمة ينبنى عليها صحة
الصلاة التى هي أعظم الاركان بعد التوحيد ولهذا المحل الاعلي الذى ذكرته من وصفها اعتنى
العلماء من المتقدمين والمتأخرين بشأنها وأكثروا التصانيف فيها مفردة وقد جمع الشيخ
أبو محمد عبد الرحمن بن اسماعيل بن ابراهيم المقدسي الدمشقي ذلك في كتابه المشهور وحوى
فيه معظم المصنفات في ذلك مجلدا كبيرا (1) وانا ان شاء الله تعالي أذكر هنا جميع مقاصده
مختصرة وأضم إليها تتمات لابد منها فأقول: قد ذكرنا ان مذهبنا ان البسملة آية من أول
الفاتحة بلا خلاف فكذلك هي آية كاملة من اول كل سورة غير براءة علي الصحيح من مذهبنا
كما سبق وبهذا قال خلائق لا يحصون من السلف قال الحافظ أبو عمرو بن عبد البر هذا قول
ابن عباس وابن عمر وابن الزبير وطاوس وعطاء ومكحول وابن المنذر وطائفة وقال ووافق الشافعي
في كونها من الفاتحة احمد واسحق وأبو عبيد وجماعة من أهل الكوفة ومكة وأكثر أهل العراق
وحكاه الخطابي أ ؟ عن ابي هريرة وسعيد بن جبير ورواه البيهقى في كتابه الخلافيات باسناده
عن علي بن ابي طالب رضي الله عنه والزهرى وسفيان الثوري وفى السنن الكبير له عن علي
وابن عباس وابى هريرة ومحمد بن كعب رضى الله عنهم
* وقال مالك والاوزاعي وأبو حنيفة وداود ليست
البسملة في اوائل السور كلها قرآنا لا في الفاتحة ولا في غيرها وقال احمد هي آية في
اول الفاتحة وليست بقران في اوائل السور وعنه رواية انها ليست من الفاتحة ايضا وقال
أبو بكر الرازي من الحنفية وغيره منهم هي آية بين كل سورتين غير الانفال وبراءة وليست
من السور بل هي قرآن كسورة قصيرة وحكى هذا عن داود وأصحابه ايضا ورواية عن احمد وقال
محمد ابن الحسن ما بين دفتى المصحف قرآن وأجمعت الامة علي انه لا يكفر من اثبتها ولا
من نفاها لاختلاف العلماء فيها بخلاف ما لو نفى حرفا مجمعا عليه أو اثبت ما لم يقل
به احد فانه يكفر بالاجماع وهذا في البسملة التى في اوائل السور
المجموع شرح المهذب -
(3 / 335)
غير براءة وأما البسملة في اثناء سورة النمل (انه من
سليمان وانه بسم الله الرحمن الرحين) فقرآن بالاجماع فمن جحد منها حرفا كفر بالاجماع
(واحتج) من نفاها في اول الفاتحة وغيرها من السور بأن القرآن لا يثبت بالظن ولا يثبت
الا بالتواتر وبحديث ابى هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم " قسمت
الصلاة بينى وبين عبدى نصفين فإذا قال العبد الحمد لله رب العالمين " الي آخر
الحديث ولم يذكر البسملة رواه مسلم وقد سبق قريبا بطوله وبحديث ابى هريرة ان رسول الله
صلي الله عليه وسلم قال " ان من القرآن سورة ثلاثون آية شفعت لرجل حتى غفر له
" وهى (تبارك الذى بيده الملك) رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن وفى رواية
ابى داود تشفع قالوا وقد اجمع القراء علي انها ثلاثون اية سوى البسملة وبحديث عائشة
في مبدأ الوحى " ان جبريل اتى النبي صلي الله عليه وسلم فقال اقرأ باسم ربك الذى
خلق خلق الانسان من علق اقرأ وربك الاكرم ولم يذكر البسملة في اولها " رواه البخاري
ومسلم وبحديث انس رضى الله عنه قال " صليت مع رسول الله صلي الله عليه وسلم وأبي
بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فلم اسمع احدا منهم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم
" رواه مسلم وفى رواية له " فكانوا يفتتحون بالحمد لله رب العالمين لا يذكرون
بسم الله الرحمن الرحيم في اول قراءة ولا آخرها " قالوا ولانها لو كانت من القرآن
لكفر جاحدها وأجمعنا انه لا يكفر (قالوا) ولان اهل العدد مجمعون علي ترك عدها آية من
غير الفاتحة واختلفوا في عدها في الفاتحة قالوا ونقل اهل المدينة بأسرهم عن آبائهم
التابعين عن الصحابة رضى الله عنهم افتتاح الصلاة بالحمد لله رب العالمين قالوا وقد
قال النبي صلي الله عليه وسلم لابي بن كعب " تقرأ ام القرآن فقال الحمد لله رب
العالمين "
* واحتج اصحابنا
بأن الصحابة رضي الله عنهم اجمعوا علي اثباتها في المصحف جميعا في اوائل السور سوى
براءة بخط المصحف بخلاف الاعشار وتراجم السور فان العادة كتابتها
المجموع شرح المهذب -
(3 / 336)
بحمرة ونحوها فلو لم تكن
قرآنا لما استجازوا اثباتها بخط المصحف من غير تمييز لان ذلك يحمل علي اعتقاد انها
قرآن فيكونون مغررين بالمسلمين حاملين لهم علي اعتقاد ما ليس بقرآن قرآنا فهذا مما
لا يجوز
اعتقاده في الصحابة رضي الله عنهم قال اصحابنا هذا اقوى
ادلتنا في اثباتها قال الحافظ أبو بكر البيهقى احسن ما يحتج به اصحابنا كتابتها في
المصاحف التى قصدوا بكتابتها ففى الخلاف عن القرآن فكيف يتوهم عليهم انهم اثبتوا مائة
وثلاث عشرة آية ليست من القرآن قال الغزالي في المستصفى اظهر الادلة كتابتها بخط القرآن
قال ونحن نقنع في هذه المسألة بالظن ولا شك في حصوله (فان قيل) لعلها أثبتت للفصل بين
السور (فجوابه) من أوجه (احدها) ان هذا فيه تغرير لا يجوز ارتكابه لمجرد الفصل (والثانى)
انه
لو كان للفصل لكتبت بين براءة والانفال ولما حسن كتابتها في اول الفاتحة (الثالث) ان
الفصل كان ممكنا بتراجم السور كما حصل بين براءة والانفال (فان قيل) لعلها كتبت للتبرك
بذكر الله (فجوابه) من هذه الاوجه الثلاثة (ومن وجه رابع) انه لو كانت للتبرك لاكتفى
بها في اول المصحف أو لكتبت في اول براءة ولما كتبت في اوائل السور التى فيها ذكر الله
كالفاتحة والانعام وسبحان والكهف والفرقان والحديد ونحوها فلم يكن حاجة إلى البسملة
ولانهم قصدوا تجريد المصحف مما ليس بقرآن ولهذا لم يكتبوا التعوذ والتأمين مع انه صح
الامر بهما ولان النبي صلي الله عليه وسلم لما تلا الآيات النازلة في براءة عائشة رضى
الله عنها لم يبسمل ولما تلا سورة الكوثر حين نزوله بسمل فلو كانت للتبرك لكانت الآيات
في براءة عائشة اولي مما تبرك فيه لما دخل علي النبي صلي الله عليه وسلم وأهله وأصحابه
من السرور بذلك وعن ام سلمة رضي الله عنها " ان النبي صلي الله عليه وسلم قرأ
بسم الله الرحمن الرحيم في اول الفاتحة في الصلاة وعدها آية " وعن ابن عباس رضى
الله عنه في قوله تعالى (ولقد آتيناك سبعا من المثانى) قال " هي فاتحة الكتاب
قال فأين السابعة قال (بسم الله الرحمن الرحيم) " رواهما ابن خزيمة في صحيحه ورواهما
البيهقى وغيره وعن انس رضى الله عنه قال " بينا رسول الله صلى الله عليه وسلم
ذات يوم بين أظهرنا إذ أغفى اغفاء ثم رفع رأسه متبسما فقلنا ما أضحكك يا رسول
المجموع شرح المهذب -
(3 / 337)
لله قال أنزلت علي سورة فقرأ بسم الله الرحمن الرحيم
انا اعطيناك الكوثر فصل لربك وانحر إن شانئك هو الابتر " رواه مسلم وعن أنس رضي
الله عنه أنه سئل عن قراءة النبي صلي الله عليه وسلم فقال " كانت مداثم قرأ بسم
الله الرحمن الرحيم يمد بسم الله ويمد الرحمن ويمد الرحيم " رواه البخاري وعن
ابن عباس قال " كان النبي صلي الله عليه وسلم لا يعرف
فصل السورة حتي ينزل عليه بسم الله الرحمن الرحيم " رواه الحاكم في المستدرك وقال
حديث صحيح على شرط البخاري ومسلم ورواه أبو داود وغيره واخرج الحاكم في المستدرك ايضا
ثلاثة احاديث كلها عن عمرو بن دينار عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضى الله عنهما (الاول)
ان النبي صلى الله عليه وسلم " كان إذا جاءه جبريل عليه السلام فقرأ بسم الله
الرحمن الرحيم علم انها سورة (الثاني) " كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يعلم
ختم السورة حتي ينزل بسم الله الرحمن الرحيم " الثالث " كان المسلمون لا
يعلمون انقضاء السورة حتى ينزل بسم الله الرحمن الرحيم " وفى سنن البيهقى عن علي
وابي هريرة وابن عباس وغيرهم رضى الله عنهم " أن الفاتحة هي السبع من المثانى
وهي السبع ايات وان البسملة هي الاية السابعة " وفى سنن الدارقطني عن ابي هريرة
قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إذا قرأتم الحمد فاقرأوا بسم الله الرحمن
الرحيم: انها ام القرآن وام الكتاب والسبع المثانى وبسم الله الرحمن الرحين احدى آياتها
" قال الدارقطني رجال اسناده كلهم ثقاة وروى موقوفا.فهذه الاحاديث متعاضدة محصلة
للظن القوى بكونها قرآنا حيث كتبت والمطلوب هنا هو الظن لا القطع خلاف ما ظنه القاضي
أبو بكر الباقلانى حيث شنع علي مذهبنا وقال لا يثبت القرآن بالظن وانكر عليه الغزالي
واقام الدليل على ان الظن يكفى فيما نحن فيه (مما) ذكره حديث " كان النبي صلي
الله عليه وسلم لا يعرف ختم السورة حتى ينزل
المجموع شرح المهذب -
(3 / 338)
عليه بسم الله الرحمن الرحيم " قال والقاضي معترف
بهذا ولكنه تأوله على انها كانت تنزل ولم تكن قرآنا قال وليس كل منزل قرآنا قال الغزالي:
وما من منصف الا ويرد هذا التأويل ويضعفه واعترف ايضا بان البسملة كتبت بامر رسول الله
صلى الله عليه وسلم في اوائل السور مع اخباره صلي الله عليه وسلم أنها منزلة وهذا موهم
كل أحد انها قرآنا ودليل قاطع أو كالقاطع انها قران فلا وجه لترك بيانها لو لم تكن
قرآنا (فان قيل) لو كانت قرآن لبينها (فالجواب) أنه صلي الله عليه وسلم اكتفى بقوله
أنها منزلة وباملاتها على كتابه وبانها تكتب بخط القران كما يبين عند املاء كل آية
انها قرآن اكتفاء بعلم ذلك من قرينة الحال ومن التصريح بالانزال (فان قيل) قوله لا
يعرف فصل السور دليل على أنها للفصل (قلنا) موضع الدلالة قوله حتى ينزل فاخبر بنزولها
وهذه صفة كل القرآن وتقدير الله لا يعرف بالشروع في سورة أخرى إلا بالبسملة
فانها لا تنزل إلا في أوائل السور.
قال الغزالي في آخر كلامه الغرض بيان أن المسألة ليست
قطعية بل ظنية وان الادلة وان كانت متعارضة فجواب الشافعي فيها أرجح وأغلب (وأما) الجواب
عن قولهم لا يثبت القران إلا بالتواثر فمن وجهين
(أحدهما) أن اثباتها
في المصحف في معني التواتر (والثانى) أن التواتر إنما يشترط فيما يثبت قرانا علي سبيل
القطع أما ما يثبت قرآنا علي سبيل الحكم فيكفي فيه الظن كما سبق بيانه والبسملة قرآن
على سبيل الحكم علي الصحيح وقول جمهور أصحابنا كما سبق (وأما) الجواب عن حديث
" قسمت الصلاة " فمن أوجه ذكرها أصحابنا (أحدها) أن البسملة إنما لم تذكر
لاندراجها في الآيتين بعدها (الثاني) أن يقال معناه فإذا انتهى العبد في قراءته إلي
" الحمد لله رب العالمين " وحينئذ تكون البسملة داخلة (الثالث) أن يقال المقسوم
ما يختص بالفاتحة من الآيات الكاملة واحترزنا بالكاملة عن قوله تعالي (وقيل الحمد لله
رب العالمين) وعن قوله تعالى (وسلام علي المرسلين والحمد لله رب العالمين) وأما البسملة
فغير مختصة (الرابع) لعله قاله قبل نزول البسملة فان النبي صلي الله عليه وسلم
" كان ينزل عليه الآية فيقول ضعوها في سورة كذا (الخامس) أنه جاء ذكر البسملة
في رواية الدارقطني والبيهقي فقال " فإذا قال العبد بسم الله الرحمن الرحيم يقول
الله ذكرني عبدى " ولكن اسنادها ضعيف (فان قيل) قد أجمعت الامة علي ان الفاتحة
سبع آيات واختلف في السابعة فمن جعل البسملة آية قال السابعة (صراط الذين) إلي آخر
السورة: ومن نفاها قال (صراط الذين انعمت عليهم) سادسة (وغير المغضوب عليهم) إلي آخرها
هي السابعة قالوا ويترجح هذا لان به يحصل حقيقة التنصيف فيكون لله تعالى ثلاث آيات
ونصف وللعبد مثلها وموضع التنصيف
المجموع شرح المهذب -
(3 / 339)
(إياك نعبد وإياك نستعين) فلو عدت البسملة آية
ولم يعد (غير المغضوب عليهم) صار لله تعالى أربع آيات ونصف وللعبد آيتان ونصف وهذا
خلاف تصريح الحديث بالتنصيف (فالجواب) من أوجه (أحدها) منع إرادة حقيقة التنيصف بل
هو من باب قول الشاعر
* إذا مت كان الناس نصفين شامت
* وآخر مثن بالذى كنت أصنع
فيكون المراد أن الفاتحة قسمان فاولها لله تعالي وآخرها
للعبد (والثانى) أن المراد
بالتنصيف قسمان الثناء والدعاء
من غير اعتبار لعدد الآيات (الثالث) أن الفاتحة إذا قسمت باعتبار الحروف والكلمات والبسملة
منها كان التنصف في شطريها أقرب مما إذا قسمت بحذف البسملة فلعل المراد تقسيمها باعتبار
الحروف (فان قيل) يترجح جعل الاية السابعة (غير المغضوب) لقوله فإذا قال العبد (اهدنا
الصراط إلي آخر السورة قال فهؤلاء لعبدي فلفظة هؤلاء جمع يقتضى ثلاثة آيات وعلي قول
الشافعي ليس للعبد إلا آيتان (فالجواب) أن اكثر الرواة رووه فهذا لعبدي وهو الذى رواه
مسلم في صحيحه وان كان هؤلاء ثابته في سنن أبى داود والنسائي باسناديهما الصحيحين وعلي
هذه الرواية تكون الاشارة بهؤلاء إلي الكلمات أو إلى الحروف أو إلى آيتين ونصف من قوله
تعالى (وإياك نستعين) إلى آخر السورة ومثل هذا يجمع كقول الله تعالى (الحج أشهر معلومات)
والمراد شهران وبعض الثالث أو إلى ايتين فحسب وذلك يطلق عليه اسم الجمع بالاتفاق ولكن
اختلفوا في انه حقيقة أم مجاز وحقيقته ثلاثة والاكثرون علي انه مجاز في الاثنين حقيقة
في الثلاثة قال الشيخ أبو محمد المقدسي هذا كله إذا سلمنا أن التنصف توجه الي آيات
الفاتحة وذلك ممنوع من أصله وانما التنصف متوجه إلى الصلاة بنص الحديث (فان قالوا)
المراد قراءة الصلاة (قلنا) بل المراد قسمة ذكر الصلاة أي الذكر المشروع فيها وهو ثناء
ودعاء فالثناء منصرف الي الله تعالي سواء ما وقع منه في القراءة وما وقع في الركوع
والسجود وغيرهما والدعاء منصرف إلى العبد سواء ما وقع منه في القراءة والركوع والسجود
وغيرها ولا يشترط التساوى في ذلك لما سبق ثم ذكر النبي صلى الله عليه وسلم بعد أخباره
بقسمة اذكار الصلاة أمرا آخر وهو ما يقوله الله تعالي عند قراءة العبد هذه الآيات التى
هي من جملة المقسوم لا ان ذلك تفسير بعض المقسوم (فان قيل) يترجح كونه تفسيرا لذكره
عقيبه (قلنا) ليس كذلك لان قراءة الصلاة غير منحصرة في الفاتحة فحمل الحديث علي قسمة
الذكر أعم وأكثر فائدة فهذا الحديث هو عمدة نفاة البسملة وقد بان أمره والجواب عنه
(وأما الجواب) عن حديث شفاعة تبارك وهو ان المراد
المجموع شرح المهذب -
(3 / 340)
ما سوى البسملة لانها غير مختصة بهذه السورة ويحتمل
أن يكون هذا الحديث قبل نزول البسملة فيها فلما نزلت أضيفت إليها بدليل كتابتها في
المصحف ويؤيد تأويل هذ الحديث انه رواية أبى
هريرة فمن يثبت البسملة فهو أعلم بتأويله (وأما الجواب)
عن حديث مبدأ الوحي وهو ان البسملة نزلت بعد ذلك كنظائر لها من الآيات المتأخرة عن
سورة في النزول فهذا هو الجواب المعتمد وبه اجاب الشيخ أبو حامد وسليم الرازي وغيرهما
(وجواب آخر) وهو ان البسملة نزلت أولا وروى في ذلك حديث عن ابن عمر عن النبي صلي الله
عليه وسلم قال " أول ما القى علي جبريل بسم الله الرحمن الرحيم " ونقله الواحدى
في أسباب النزول عن الحسن وعكرمة وهذا ليس بثابت فلا اعتماد عليه
* وأما حديث أنس فسيأتي جوابه في مسألة الجهر
بالبسملة (وأما) قولهم لو كانت قرآنا لكفر جاحدها فجوابه من وجهين (أحدها) أن يقلب
عليهم فيقال لو لم تكن قرآن لكفر مثبتها (الثاني) ان الكفر لا يكون بالظنيات بل بالقطعيات
والبسملة ظنية (وأما) قولهم أجمع أهل العدد علي انه لا تعد آية فجوابه من وجهين
(أحدهما) ان أهل
العدد ليسوا كل الامة فيكون اجماعهم حجة بل هم طائفة من الناس عدوا كذلك اما لانه مذهبهم
ففى البسملة وأما لاعتقادهم انها بعض آية وانها مع أول السورة آية (الثاني) انه معارض
بما ورد عن ابن عباس وغيره " من تركها فقد ترك مائة وثلاث عشرة آية " وأما
الجواب عن نقل أهل المدينة وإجماعهم بل قد اختلف أهل المدينة في ذلك كما سبق الخلاف
عن الصحابة فمن بعدهم من اهل المدينة وغيرهم وستأتى قصة معاوية حين تركها في صلاته
فانكر عليه المهاجرون والانصار فأى اجماع مع هذا قال ابن عبد البر الخلاف في المسألة
موجود قديما وحديثا قال ولم يختلف أهل مكة ان (بسم الله الرحمن الرحيم) أول آية من
الفاتحة ولو ثبت اجماع أهل المدينة لم يكن حجة مع وجود الخلاف لغيرهم هذا مذهب الجمهور
وأما قولهم قال النبي صلي الله عليه وسلم لابي بن كعب " كيف تقرأ ام القرآن فقال
الحمد لله رب العالمين " فجوابه ان هذا غير ثابت وانما لفظه في كتاب الترمذي
" كيف تقرأ في الصلاة فقرأ ام القرآن " وهذا لا دليل فيه وفى سنن الدارقطني
عكس ما ذكروه وهو ان النبي صلى الله عليه وسلم قال لبريدة " بأى شئ تستفتح القرآن
إذا افتتحت الصلاة قال قلت ببسم الله الرحمن الرحيم " وعن علي وجابر رضى الله
عنهما عن النبي صلي الله عليه وسلم معناه والله اعلم
*المجموع شرح المهذب - (3 / 341)
(فرع) في مذاهب العلماء في الجهر ببسم الله الرحمن
الرحيم: قد ذكرنا ان مذهبنا استحباب الجهر بها حيث يجهر بالقراءة في الفاتحة والسورة
جميعا فلها في الجهر حكم باقى الفاتحة والسورة هذا قول اكثر العلماء من الصحابة والتابعين
ومن بعدهم من الفقهاء والقراء فأما الصحابة الذين قالو به فرواه الحافظ أبو بكر الخطيب
عن أبي بكر وعمر وعثمان وعلي وعمار بن ياسر وأبى بن كعب وابن عمر وابن عباس وأبى قتادة
وأبى سعيد وقيس بن مالك وأبي هريرة وعبد الله بن أبي أوفى وشداد بن أوس وعبد الله ابن
جعفر والحسين بن علي وعبد الله جعفر (1) ومعاوية وجماعة المهاجرين والانصار الذين حضروه
لما صلي بالمدينة وترك الجهر فانكروا عليه فرجع إلى الجهر بها رضى الله عنهم أجمعين
(قال الخطيب) وأما التابعون ومن بعدهم ممن قال بالجهر بها فهم اكثر من ان يذكروا وأوسع
من أن يحصروا ومنهم سعيد بن المسيب وطاوس وعطاء ومجاهد وأبو وائل وسعيد بن جبير وابن
سيرين وعكرمة وعلي بن الحسين وابنه محمد بن علي وسالم بن عبد الله ومحمد بن المنكدر
وأبو بكر بن محمد بن عمرو بن حزم ومحمد ابن كعب ونافع مولي ابن عمر وعمر بن عبد العزيز
وأبو الشعثاء ومكحول وحبيب بن ابى ثابت والزهرى وابو قلابة وعلي بن عبد الله بن عباس
وابنه محمد بن على والازرق بن قيس وعبد الله بن مغفل بن مقرن فهؤلاء من التابعين قال
الخطيب وممن قال به بعد التابعين عبد الله بن عمر العمرى والحسن بن زيد وعبد الله بن
حسن وزيد بن علي بن حسين ومحمد بن عمر بن علي وابن أبي ذئب والليث بن سعد واسحق بن
راهويه ورواه البيهقى عن بعض هؤلاء وزاد في التابعين عبد الله بن صفوان ومحمد بن الحنفية
وسليمان التيمي ومن تابعهم المعنمر بن سليمان ونقله ابن عبد البر عن بعض
__________
كذا بالاصل
المجموع شرح المهذب -
(3 / 342)
=هؤلاء
وزاد فقال هو قول جماعة أصحاب ابن عباس طاوس وعكرمة وعمرو بن دينار وقول ابن جريج ومسلم
بن خالد وسائر أهل مكة وهو أحد قولي ابن وهب صاحب مالك وحكاه غيره عن ابن المبارك وأبى
ثور.
وقال الشيخ أبو محمد المقدسي
والجهر بالبسملة هو الذى قرره الائمة الحفاظ واختاروه وصنفوا فيه مثل محمد بن نصر المروزى
وأبى بكر بن خزيمه وأبى حاتم بن حبان وأبي
الحسن الدارقطني وأبى
عبد الله الحاكم وأبي بكر البيهقى والخطيب وابى عمرو بن عبد البر وغيرهم رحمهم الله.
وفى كتاب الخلافيات للبيهقي
عن جعفر بن محمد قال اجتمع آل محمد صلى الله عليه وسلم علي الجهر " ببسم الله
الرحمن الرحيم " ونقل الخطيب عن عكرمة أنه كان لا يصلي خلف من لا يجهر "
ببسم الله الرحمن الرحيم " وقال أبو جعفر محمد بن علي لا ينبغى الصلاة خلف من
لا يجهر.
قال أبو محمد واعلم أن
أئمة القراءة السبعة (منهم) من يري البسملة بلا خلاف عنه (ومنهم) من روى عنه الامران
وليس فيهم من لم يبسمل بلا خلاف عنه فقد بحثت عن ذلك أشد البحث فوجدته كما ذكرته.
ثم كل من رويت عنه البسملة
ذكرت بلفظ الجهر بها إلا روايات شاذة جاءت عن حمزة رحمه الله بالاسرار بها وهذا كله
ما يدل من حيث الاجمال علي ترجيح اثبات البسملة والجهر بها.
وفى كتاب البيان لابن
أبى هاشم عن أبى القاسم بن المسلسى قال كنا نقرأ " بسم الله الرحمن الرحيم
" في أول فاتحة الكتاب وفى أول سورة البقرة وبين السورتين في الصلاة وفى الفرض
كان هذا مذهب القراء بالمدينة
* وذهبت طائفة إلى أن السنة الاسرار بها في الصلاة
السرية والجهرية وهذا حكاه ابن المنذر عن على بن ابي طالب وابن مسعود وعمار بن ياسر
وابن الزبير والحكم وحماد والاوزاعي والثوري وابى حنيفة وهو مذهب أحمد بن حنبل وابى
عبيد وحكى عن النخعي وحكى القاضي أبو الطيب وغيره عن ابن ابي ليلي والحكم ان الجهر
والاسرار سواء (واعلم) ان مسألة الجهر ليست مبنية علي
المجموع شرح المهذب -
(3 / 343)
مسألة اثبات البسملة لان
جماعة ممن يرى الاسرار بها لا يعتقدونه قرآنا بل يرونها من سنته كالتعوذ والتأمين وجماعة
ممن يرى الاسرار بها يعتقدونها قرآنا وانما أسروا بها وجهر اولئك لما ترجح عند كل فريق
من الاخبار والآثار.
واحتج من يرى الاسرار
بحديث أنس رضى الله عنه " أن النبي صلي الله عليه وسلم وابا بكر وعمر رضي الله
عنهما كانوا يفتتحون الصلاة بالحمد لله رب العالمين " رواه البخاري وعن انس أيضا
رضى الله عنه قال " صليت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم وابى بكر وعمر وعثمان
فلم اسمع احدا منهم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم " رواه مسلم وعنه " صليت
خلف النبي صلي الله عليه وسلم وابي بكر وعمر وعثمان فكانوا يفتتحون بالحمد لله رب العالمين
لا يذكرون بسم الله الرحمن
الرحيم في أول قراءة ولا في آخرها " رواه مسلم وفى رواية الدراقطنى " فلم
أسمع أحدا منهم يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم ".وعن عائشة رضي الله عنها قالت
" كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يستفتح الصلاة بالتكبير والقراءة بالحمد لله
رب العالمين " رواه مسلم وروى عن ابن عبد الله بن مغفل قال " سمعنى أبي وأنا
اقرأ بسم الله الرحمن الرحيم فقل أي بني اياك والحدث فانى صليت مع رسول الله صلي الله
عليه وسلم ومع أبى بكر وعمر وعثمان فلم اسمع رجلا منهم يقوله فإذا قرأت فقل الحمد لله
رب العالمين " رواه الترمذي والنسائي قال الترمذي حديث حسن وعن ابن مسعود رضي
الله عنه قال " ما جهر رسول الله صلى الله عليه وسلم في صلاة مكتوبة ببسم الله
الرحمن الرحيم ولا أبو بكر ولا عمر رضى الله عنهما " قالوا ولان الجهر بها منسوخ
قال سعيد بن جبير " كان رسول الله صلي الله عليه وسلم يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم
بمكة وكان اهل مكة يدعون مسيلمة الرحمن فقالوا ان محمدا يدعو الي إله اليمامة فأمر
رسول الله صلي لله عليه وسلم فأخفاها فما جهر بها حتى مات " قالوا وسئل الدارقطني
بمصر حين صنف كتاب لجهر فقال لم يصح في الجهر بها حديث.
قالوا وقال بعض التابعين
الجهر بها بدعة قالوا وقياسا علي التعوذ.
قالوا ولانه لو كان الجهر
ثابتا لنقل نقلا متواترا أو مستفيضا كوروده في سائر القراءة واحتج اصحابنا والجمهور
علي استحباب الجهر بأحاديث وغيرها جمعها ولخصها الشيخ أبو محمد المقدسي فقال (اعلم)
ان الاحاديث الواردة في الجهر كثيرة (منهم) من صرح بذلك (ومنهم) من فهم من
المجموع شرح المهذب -
(3 / 344)
عبارته ولم يرد تصريح
بالاسرار بها علي النبي صلى الله عليه وسلم إلا روايتان (احداهما) عن ابن مغفل وهي
ضعيفة (والثانية) عن انس وهي معللة بما اوجب سقوط الاحتجاج بها كما سنوضح ان شاء الله
تعالي (ومنهم) من استدل بحديث " قسمت الصلاة " السابق ولا دليل فيه علي الاسرار
(ومنهم) من يستدل بحديث عن عائشة وحديث عن ابن مسعود واعتمادهم علي حديثى أنس وابن
مغفل لم يدع أبو الفرج بن الجوزى في كتابه التحقيق غيرهما فقال لنا حديثان فذكرهما
وسنوضح أنه لا حجة فيهما وأما أحاديث الجهر فالحجة قائمة بما يشهد له بالصحة (منها)
وهو ما روى عن ستة من
الصحابة أبي هريرة وأم سلمة وابن عباس وأنس وعلى بن أبى طالب وسمرة بن جندب رضي الله
عنهم: أما أبو هريرة فوردت عنه احاديث دالة علي ذلك من ثلاثة أوجه (الاول) ما هو مستنبط
من متفق علي صحته رواه البخاري ومسلم عن أبى هريرة " قال في كل صلاة قراءة
" وفى رواية " بقراءة " وفى أخرى " لا صلاة الا بقراءة "
قال أبو هريرة " فما أعلن رسول الله صلي الله عليه وسلم أعلناه لكم وما أخفاه
أخفيناه لكم " وفى رواية " فما أسمعنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أسمعناكم
وما أخفى منا أخفيناه منكم " كل هذه الالفاظ في الصحيح بعضها وفى الصحيحين وبعضها
في أحدهما ومعناه يجهر بما جهر به ويسر بما أسر به ثم قد ثبت عن أبي هريرة أنه كان
يجهر في صلاته بالبسملة فدل علي أنه سمع الجهر بها من رسول الله صلي الله عليه وسلم
قال الخطيب أبو بكر الحافظ البغدادي الجهر بالتسمية مذهب لابي هريرة حفظ عنه واشتهر
به رواه عنه غير واحد من أصحابه (الوجه الثاني) حديث نعيم بن عبد الله المجمر قال
" صليت وراء أبي هريرة رضى الله عنه فقرأ بسم الله الرحمن الرحيم ثم قرأ بأم الكتاب
حتى إذا بلغ ولا الضالين قال آمين وقال الناس آمين ويقول كلما سجد الله أكبر وإذا قام
من الجلوس من الاثنين قال الله أكبر ثم يقول إذا سلم والذى نفسي بيده اني لاشبهكم صلاة
برسول الله صلي الله تعالى عليه وسلم " رواه النسائي في سننه وابن خزيمة في صحيحه
قال ابن خزيمة في مصنفه فاما الجهر ببسم الله الرحمن الرحيم في الصلاة فقد صح وثبت
عن النبي صلي الله عليه وسلم باسناد ثابت متصل لا شك ولا ارتياب عند أهل المعرفة بالاخبار
في صحة سنده واتصاله فذكر هذا الحديث ثم قال فقد بان وثبت ان النبي
المجموع شرح المهذب -
(3 / 346)
الاحاديث عن أبي هريرة
ويعتمد روايته حديث " قسمت الصلاة " ويحمله علي ترك التسمية مطلقا أو علي
الاسرار وليس في ذلك تصريح بشئ منهما والجميع رواية صحابي واحد فالتوفيق بين رواياته
أولي من اعتقاد اختلافها مع أن هذا الحديث الذى رواه الدارقطني باسناده حديث
" قسمت الصلاة " بعينه فوجب حمل الحديثين علي ما صرح به في أحدهما.
وأما حديث ام سلمة فرواه
جماعة من الثقات عن ابن جريج عن عبد الله بن أبي مليكة عنها رضى الله عنها قالت
" كان رسول الله صلى الله عليه يقطع قراءته بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله
رب العالمين الرحمن الرحيم مالك يوم الدين " وفى رواية " كان النبي صلي الله
تعالي عليه وسلم يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم يقطعها حرفا حرفا " وفى رواية
" كان النبي صلي الله تعالى عليه وسلم إذا قرأ يقطع قراءته آية آية " رواه
الحلاكم ه في المستدرك وابن خزيمة والدارقطني وقال اسناده كلهم ثقات أو هو اسناد صحيح
وقال الحاكم في المستدرك هو صحيح علي شرط الخبارى ومسلم ورواه عمر بن هارون البلخى
عن ابن جريج عن ابن أبى مليكة عن أم سلمة أن رسول الله صلي
الله عليه وسلم
" قرأ في الصلاة بسم الله الرحمن الرحيم فعدها آية الحمد لله رب العالمين آيتين
الرحمن الرحيم ثلاث آيات مالك يوم الدين أربع آيات وقال هكذا إياك نعبد وإياك نستعين
وجمع خمس اصابعه " قال أبو محمد لما وقف رسول الله صلي الله عليه وسلم علي هذه
المقاطيع أخبر عنه أنه عند كل مقطع آية لانه جمع عليه اصابعه فبعض الرواة حين حدث بهذا
الحديث نقل ذلك زيادة في البيان وفى عمر بن هارون هذا كلام لبعض الحفاظ إلا ان حديثه
اخرجه ابن خزيمة في صحيحه واما الزيادة التي في حديثه وهي قوله قرأ في الصلاة فرواها
الطحاوي من حديث ابن جريج بسنده وذكر الرازي له تأويلات ضعيفة ابطلتها في الكتاب الطويل
واما حديث ابن عباس فرواه الدارقطني في سننه والحاكم في المستدرك باسنادهما عن سعيد
بن جيير عن ابن عباس
المجموع شرح المهذب -
(3 / 347)
رضى الله عنهما قال
" كان النبي صلى الله عليه وسلم يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم " قال الحاكم
هذا اسناد صحيح وليس له علة وأخرج الدارقطني حديثين كلاهما عن ابن عباس وقال في كل
واحد منهما هذا اسناد صحيح ليس في رواته مجروح (احدهما) ان النبي صلي الله عليه وسلم
" جهر ببسم الله الرحمن الرحيم " (والثاني) " كان النبي صلى الله عليه
وسلم يفتتح الصلاة ببسم الله الرحمن الرحيم " وهذا الثاني رواه الترمذي وقال ليس
اسناده بذاك قال أبو محمد المقدسي فحصل لنا والحمد لله عدة أحاديث عن ابن عباس صححها
الائمة لم يذكر ابن الجوزى في التحقيق شيئا منها بل ذكر حديثا رواه عمر بن حفص المكي
عن ابن جريج عن عطاء عن ابن عباس " ان النبي صلى الله عليه وسلم لم يزل يجهر ببسم
الله الرحمن الرحيم في السورتين حتى قبض " قال ابن الجوزى وعمر بن حفص اجمعوا
على تركه وليس هذا بانصاف ولا تحقيق فانه يوهم انه ليس عن ابن عباس في الجهر سوى هذا
الحديث الضعيف: وأما حديث انس فالاستدلال به من اوجه (اولال) ان في صحيح البخاري من
حديث عمرو بن عاصم عن همام وجرير عن قتادة قال " سئل انس كيف كانت قراءة رسول
الله صلي الله عليه وسلم قال كانت مدا " ثم قرأ " بسم الله الرحمن الرحيم
يمد بسم الله ويمد الرحمن ويمد الرحيم " قال الحافظ أبو بكر محمد بن موسي الحازمى
هذا حديث صحيح لا نعرف له
علة قال وفيه دلالة علي
الجهر مطلقا يتناول الصلاة وغيرها لان قراءة رسول الله صلى الله عليه وسلم لو اختلفت
في الجهر بين حالتى الصلاة وغيرها لبينها انس ولما أطلق جوابه وحيث اجاب بالبسلمة دل
علي النبي صلي الله عليه وسلم يجهر بها في قراءته ولولا ذلك لاجاب أنس (بالحمد لله
رب العالمين)
المجموع شرح المهذب -
(3 / 348)
أو غيرها (الوجه الثاني)
ان في صحيح مسلم عن انس رضى الله عنه قال " بينا رسول الله صلي الله عليه وسلم
ذات يوم بين اظهرنا إذا أغفى إغفاء ثم رأسه متبسما فقلنا ما اضحكك يا رسول الله قال
انزلت على آنفا سورة فقرأ (بسم الله الرحمن الرحيم انا أعطيناك الكوثر فصل لربك وانحر)
الي آخرها " وهذا تصريح بالجهر بها خارج الصلاة فكذا في الصلاة كسائر الآيات وقد
أخرج مسلم هذا الحديث في صحيحة عقب الحديث المحتج به في نفي الجهر كالتعليل له به لان
الحديثين
المجموع شرح المهذب -
(3 / 349)
من رواية أنس (فان قيل)
إنما جهر بها في الحديث لانه تلا ما أنزل ذلك الوقت فيلزمه أن يبلغه جميعه فجهر كباقي
السور (قلنا) فهذا دليل لنا لانها تكون من السورة فيكون له حكم باقيها في الجهر حتى
يقوم دليل خلافه (الوجه الثالث) ما اعتمده الامام الشافعي من إجماع أهل المدينة في
عصر الصحابة رضي الله عنهم خلافا لما ادعته المالكية من الاجماع: قال الشافعي أخبرنا
عبد المجيد ابن عبد العزيز عن ابن جريج قال أخبرني عبد الله بن عثمان بن خيثم ان أبا
بكر بن حفص بن عمر أخبره ان أنس بن مالك قال صلى معاوية بالمدينة صلاة يجهر فيها بالقراءة
فقرأ (بسم الله الرحمن الرحيم) لام القرآن ولم يقرأ بها للسور التي بعدها حتي قضى تلك
القراءة ولم يكبر حين يهوى حتى قضى تلك الصلاة فلما سلم ناداه من شهد من المهاجرين
من كل مكان يا معاوية أسرقت الصلاة أم نسيت فلما صلي بعد ذلك قرأ (بسم الله الرحمن
الرحيم) للتى بعد ام القرآن وكبر حين يهوى ساجدا ورواه يعقوب بن سفيان الامام عن الحميدى
واعتمد عليه يعقوب ايضا في اثبات الجهر بالبسملة وقد اخرجه الحاكم في المستدرك وقال
هذا حديث صحيح علي شرط مسلم وقد احتج بعبد المجيد وسائر رواته متفق علي عدالتهم قال
البيهقى وتابعه علي ذلك عبد الرزاق عن ابن جريج
ورواه ابن خيثم باسناد
آخر ورواه الدارقطني في سننه وقال رجالهم كلهم ثقات قال الدارقطني
المجموع شرح المهذب -
(3 / 350)
وحدثنا أبو بكر النيسابوري
قال حدثنا الربيع قال ثنا الشافعي فذكره الا انه قال فلم يقرأ (بسم الله الرحمن الرحيم)
لام القرآن ولم يقرأ للسورة بعدها فذكر الحديث وزاد والانصاري ثم قال فلم يصل بعد ذلك
الا قرأ (بسم الله الرحمن الرحيم) لام القرآن وللسورة ورواه الشافعي من وجه آخر وقال
فناداه المهاجرون والانصار حين سلم يا معاوية أسرقت صلاتك أين (بسم الله الرحمن الرحيم)
وقد حصل الجواب في الكتاب الكبير عما اورد في إسناد هذا الحديث ومتنه ويكفينا انه علي
شرط مسلم (الوجه الرابع) روى الدارقطني في سننه ومسنده عن المعتمر بن سليمان عن ابيه
عن انس قال " كان النبي صلى الله عليه وسلم يجهر بالقراءة ببسم الله الرحمن الرحيم
" قال الدارقطني اسناده صالح وفيه عن محمد بن ابي السرى العسقلاني قال صليت خلف
المعتمر بن سلمان مالا احصى صلاة المغرب والصبح فكان يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم
قبل فاتحة الكتاب وبعدها وسمعت المعتمر يقول ما آلوا ان اقتدى بصلاة أبي وقال أبى ما
آلوا ان اقتدى بصلاة أنس بن مالك وقال أنس رضي الله عنه ما آلوا ان اقتدى بصلاة رسول
الله صلي الله عليه وسلم قال الدارقطني إسناده كلهم ثقات وأخرجه الحاكم في المستدرك
وقال رواة هذا الحديث عن آخرهم ثقات وأخرج الحاكم أيضا عن شريك بن عبد الله عن أنس
قال " سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم
" قال الحاكم رواته كلهم ثقات قال الحاكم ففى هذه الاخبار معارضة لحديث قتادة
عن أنس السابق في ترك قراءة البسملة وهو كما قال لانه إذا صح عنه ما ذكرناه فعلا ورواية
المجموع شرح المهذب -
(3 / 351)
فكيف يظن به انه يروى
ما يفهم خلافه فهو لم يقتد في جهره بها الا برسول الله صلي الله عليه وسلم ففى الصحيحين
عن حماد بن زيد عن ثابت عن أنس " إني لا آلوا ان أصلي بكم كما رأيت رسول الله
صلى الله عليه وسلم يصلي بنا " قال أبو محمد المقدسي قد حصل لنا والحمد لله عدة
احاديث جياد في الجهر وتعرض ابن الجوزى لتضعيف بعض رواته عن انس لم نذكرها نحن وتعرض
مما ذكرناه لرواية شريك وطعن فيه (وجواب)
ما قال ان شريكا من رجال الصحيحين ويكفينا أن نحتج بمن احتج به البخاري ومسلم وفيما
ذكرناه من الاحاديث الصحيحة المشهود لها بالصحة ما يرد قول ابن الجوزى انه لم يصح عن
أنس شئ في الجهر: وأما حديث علي رضى الله عنه الذي بدأ الدارقطني بذكره في سننه قال
" كان النبي صلي الله عليه وسلم يقرأ (بسم الله الرحمن الرحيم) في صلاته قال الدارقطني
هذا إسناد علوى لا بأس به وقد احتج به ابن الجوزى على المالكية في تركهم البسملة في
الصلاة ولم يحتج في المسألة بغيره ثم ساق الدارقطى الروايات في ذلك عن غير علي من الصحابة
ثم ختمها برواية عنه حين قال سئل علي رضى الله عنه عن السبع المثانى فقال (الحمد لله
رب العالمين) فقيل انما هي ست آيات فقال (بسم الله الرحمن الرحيم) آية قال الدارقطني
إسناده كلهم ثقات وإذا صح أن عليا يعتقدها من الفاتحة فلها حكم باقيها في الجهر
* وأما حديث سمرة فأخرجه الدارقطني والبيهقي عن
حميد عن الحسن عن سمرة رضي الله تعالي عنه قال " كانت لرسول الله صلي الله عليه
وسلم سكتتان سكتة إذا قرأ بسم الله الرحمن الرحيم وسكتة إذا فرغ من القراءة "
وأنكر ذلك عمران بن حصين فكتبوا إلى أبى بن كعب وكتب ان صدق سمرة قال الدارقطني كلهم
ثقات وكان علي بن المديني يثبت سماع الحسن من سمرة قال الخطيب فقوله سكتة إذا قرأ
(بسم الله الرحمن الرحيم) يعنى إذا أراد ان يقرأ لان السكتة إنما هي قبل قراءة البسملة
لا بعدها (وأما الجواب) عن استدلالهم بحديث انس " كانوا يفتتحون الصلاة بالحمد
لله رب العالمين " وعن حديث عائشة فهو ان المراد كانوا يفتتحون سورة الفاتحة لا
بالسورة وهذا التأويل متعين للجمع بين الروايات لان البسملة مروية عن عائشة رضي الله
عنها فعلا ورواية عن النبي صلى الله عليه وسلم ولان مثل هذه العبارة وردت عن ابن عمر
وأبى هريرة رضي الله عنهم وهما ممن صح عنه الجهر بالبسملة فدل علي ان مراد جميعهم اسم
السورة فهو كقوله بالفاتحة وقد ثبت ان اول الفاتحة البسملة فتعين الابتداء بها وأما
الرواية التي في مسلم " فلم اسمع احدا منهم يقرأ
المجموع شرح المهذب -
(3 / 352)
(بسم الله الرحمن الرحيم " فقال أصحابنا
هي رواية للفظ الاول بالمعنى الذي فهمه الراوى عبر عنه علي قدر فهمه فأخطأ ولو بلغ
الحديث بلفظه الاول لاصاب فان اللفظ الاول هو الذى اتفق
عليه الحفاظ ولم يخرج
البخاري والترمذي وابو داؤد غيره والمراد به إسم السورة كما سبق وتبث في سنن الدارقطني
عن أنس قال " كنا نصلى خلف النبي صلي الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعمثان رضي
الله عنهم فكانوا يفتتحون بأم القرآن فيما يجهر به " قال الدارقطني هذا صحيح وهو
دليل صريح لتأويلنا فقد ثبت الجهر بالبسملة عن أنس وغيره كما سبق فلابد من تأويل ما
ظهر خلاف ذلك.
قال الشيخ أبو محمد المقدسي
ثم للناس في تأويله والكلام عليه خمس طرق (إحداها) وهي التى اختارها ابن عبد البر أنه
لا يجوز الاحتجاج به لتلونه واضطرابه واختلاف الفأظه مع تغاير معانيها فلا حجة في شئ
منها عندي لانه قال مرة كانوا يفتتحون (بالحمد لله رب العالمين) ومرة كانوا لا يجهرون
(بسم الله الرحمن الرحيم) ومرة كانوا لا يقرؤنها ومرة لم أسمعهم يقرؤنها ومرة قال وقد
سئل عن ذلك كبرت ونسيت فحاصل هذه الطريقة إنما نحكم بتعارض الروايات ولا نجعل بعضها
أولي من بعض فيسقط الجميع ونظير ما فعلوا في رد حديث أنس هذا ما نقله الخطابي في معالم
السنن عن أحمد بن حنبل أنه رد حديث رافع بن خديج في المزارعة لاضطرابه وتلونه وقال
هو حديث كثير الالوان (الطريقة الثانية) أن نرجح بعض الفاظ هذه الروايات المختلفة على
باقيها ونرد ما خالفها إليها فلا نجد الرجحان الا للرواية التي علي لفظ حديث عائشة
" انهم كانوا يفتتحون بالحمد لله " أي بالسورة وهذه طريقة الامام الشافعي
ومن تبعه لان أكثر الرواة
المجموع شرح المهذب -
(3 / 353)
على هذا اللفظ ولقوله
في رواية الدارقطني " بأم القرآن " فكأن أنسا أخرج هذ الكلام مستدلا به على
من يجوز قراءة غير الفاتحة أو يبدأ بغيرها ثم اقترقت الرواة عنه (فمنهم) من أداه بلفظه
فأصاب (ومنهم) من فهم منه حذف البسملة فعبر عنه بقوله " كانوا لا يقرؤن
" أو فلم أسمعهم يقرؤن البسملة (ومنهم) من فهم الاسرار فعبر عنه
(فان قيل) إذا اختلفت الفاظ روايات حديث قضى المبين
منها على المجمل فان سلم أن رواية يفتتحون محتملة فرواية لا يجهرون تعين المراد (قلنا)
ورواية " بأم القرآن " تعين المعني الآخر فاستويا وسلم لنا ما سبق من الاحاديث
المصرحة بالجهر عن أنس وغيره وتلك لا تحتمل تأويلا وهذه امكن تأويلها بما ذكرناه فأولت
وجمع بين الروايات والفاظها (الطريقة
الثالثة) ان يقال ليس في هذه الروايات ما ينافى أحاديث الجهر الصحيحة السابقة أما الرواية
المتفق عليها فظاهرة واما قوله لا يجهرون فالمراد به نفى الجهر الشديد الذى نهي الله
تعالي عنه بقوله تعالى (ولا تجهر بصلاتك ولا تخافت بها وابتغ بين ذلك سبيلا) فنفى أنس
رضى الله عنه الجهر الشديد دون اصل الجهر بدليل انه هو روى الجهر في حديث آخر واما
رواية من روى يسرون فلم يرد حقيقة الاسرار وهذه طريقة الامام ابى بكر بن خزيمة وانما
اراد بقوله يسرون التوسط المأمور به الذى هو بالنسبة الي الجهر المنهي عنه كالاسرار
واختار هذا اللفظ مبالغة في نفى الجهر الشديد المنهي عنه وهذا معني ما روى عن ابن عباس
انه قال الجهر (بسم الله الرحمن الرحيم) قراءة الاعراب اراد الجهر الشديد قراءة الاعراب
لجفائهم وشدتهم لان ابن عباس ممن رأى الجهر
المجموع شرح المهذب -
(3 / 354)
بالبسملة كما سبق (الطريقة
الرابعة) رجحها امام ابن خزيمة وهي رد جميع الروايات الي معني انهم كانوا يسرون بالبسملة
دون تركها وقد ثبت الجهر بها بالاحاديث السابقة عن انس وكأن انسا بالغ في الرد علي
من انكر الاسرار بها فقال " انا صليت خلف النبي صلي الله عليه وسلم وخلفائه فرأيتهم
يسرون بها " أي وقع ذلك منهم مرة أو مرات لبيان الجواز ولم يرد الدوام بدليل ما
ثبت عنه من الجهر رواية وفعلا كما سبق فتكون احاديث أنس قد دلت علي جواز الامرين ووقوعهما
من النبي صلي الله تعالي عليه وسلم وهما الجهر والاسرار ولهذا اختلفت أفعال الصدر الاول
في ذلك وهو كالاختلاف في الاذان والاقامة قال أبو حاتم بن حبان هذا عندي من الاختلاف
المباح والجهر أحب الي فعلي هذا قول من روى " لم يقرأ " أي لم يجهر ولم أسمعهم
يقرؤن أي يجهرون (الطريقة الخامسة) أن يقال نطق أنس بكل هذه الالفاظ المروية في مجالس
متعددة بحسب الحاجة إليها في الاستدلال والبيان (فان قيل) هلا حملتم حديث أنس رضي الله
عنه على أن آخر الامرين من النبي صلي الله عليه وسلم ترك الجهر بدليل أنه حكي ذلك عن
الخلفاء بعده (قلنا) منع ذلك ان الجهر مروى عن أنس من فعله كما سبق من حديث المعتمر
عن ابيه عن أنس فلا يختار أنس لنفسه الا ما كان آخر الامرين قال أبو محمد وان رمنا
ترجيح الجهر فيما نقل أنس قلنا هذه الرواية التي
انفرد بها مسلم المصرحة بحذف البسملة أو بعدم الجهر بها قد عللت وعورضت باحاديث الجهر
الثابتة عن أنس والتعليل يخرجها من الصحة إلي الضعف لان من شرط الصحيح أن لا يكون شاذا
ولا معللا وان اتصل سنده بنقل عدل ضابط عن مثله فالتعليل بضعفه لكونه اطلع فيه علي
علة خفية قادحة في صحته كاشفة عن وهم لبعض رواته ولا ينفع حينئذ إخراجه في الصحيح لانه
في نفس الامر ضعيف وقد خفى ضعفه وقد تخفى العلة علي أكثر الحفاظ ويعرفها الفرد منهم
فكيف والامر هنا بالعكس ولهذا امتنع البخاري وغيره من إخراجه وقد علل حديث أنس هذا
بثمانية أوجه ذكرها أبو محمد مفصلة وقال الثامن فيها أن ابا سلمة سعيد بن زيد قال سألت
أنسا " أكان رسول الله صلي الله عليه وسلم يستفتح بالحمد لله رب العالمين أو ببسم
الله الرحمن الرحيم فقال إنك لتسألني عن شئ ما أحفظه وما سألني عنه أحد قبلك
" رواه احمد بن حنبل في مسنده وابن خزيمة في كتابه والدارقطني في سننه وقال إسناده
صحيح وهذا دليل علي توقف انس وعدم جزمه بواحد من الامرين وروى عنه الجزم بكل واحد منهما
فاضطربت احاديثه وكلها صحيحة فتعارضت فسقطت وان ترجح بعضها فالترجيح الجهر لكثرة
المجموع شرح المهذب
- (3 / 355)
احاديثه ولانه اثبات فهو
مقدم علي النفى ولعل النسيان عرض له بعد ذلك: قال ابن عبد البر من حفظ عنه حجة على
من سأله في حال نسيانه والله اعلم
* واما الجواب عن حديث ابن عبد الله بن مغفل فقال
اصحابنا والحفاظ هو حديث ضعيف لان ابن عبد الله بن مغفل مجهول: قال ابن خزيمة هذا الحديث
غير صحيح من جهة النقل لان ابن عبد الله مجهول وقال ابن عبد البر ابن عبد الله مجهول
لا يقوم به حجة وقال الخطيب أو بكر وغيره هذا الحديث ضعيف لان ابن عبد الله مجهول لا
يرد علي هؤلاء الحفاظ قول الترمذي حديث حسن لان مداره علي مجهول ولو صح وجب تأويله
جمعا بين الادلة السابقة وذكروا في تأويله وجهين (احدهما) قال أبو الفتح الرازي في
كتابه في البسملة إن ذلك في صلاة سرية لا جهرية لان بعض الناس قد يرفع قراءته بالبسملة
وغيرها رفعا يسمعه من عنده فنهاه ابوه عن ذلك وقال هذا محدث والقياس ان البسملة لها
حكم غيرها من القرآن في الجهر والاسرار (الثاني) جواب ابي بكر الخطيب قال ابن عبد الله
مجهول ولو صح حديثه لم يؤثر في الحديث الصحيح عن ابى هريرة في الجهر لان عبد الله بن
مغفل من احداث أصحاب رسول الله
صلى الله عليه وسلم وابو هريرة من شيوخهم وقد صح ان النبي صلي الله عليه وسلم كان يقول
لاصحابه " ليلنى منكم اولو الاحلام والنهي ثم الذين يلونهم " فكان أبو هريرة
يقرب من النبي صلى الله عليه وسلم وعبد الله بن مغفل يبعد لحداثة سنه ومعلوم أن القارئ
يرفع صوته ويجهر بقراءته في اثنائها اكثر من أولها فلم يحفظ عبد الله الجهر بالبسملة
لانه بعيد وهى أول القراءة وحفظها أبو هريرة لقربه واصغائه وجودة حفظه وشدة اعتنائه
* واما حديث ابن مسعود رضي الله عنه (فجوابه)
أنه ضعيف لانه من رواية محمد بن جابر التمامى عن حماد عن ابراهيم عن ابن مسعود ومحمد
بن جابر ضعيف باتفاق الحافظ مضطرب الحديث لاسيما في روايته عن حماد بن أبي سليمان.هذا
(وفيه) ضعف آخر وهو ان ابراهيم النخعي لم يدرك ابن مسعود بالاتفاق فهو منقطع ضعيف وإذا
ثبت ضعفه من هذين الوجهين لم يكن فيه حجة (ولو كانت) لكانت الاحاديث الصحيحة السابقة
المصرحة بالجهر مقدمة لصحتها وكثرتها ولانها اثبات وهذا نفى والاثبات مقدم.وأما قول
سعيد بن جبير ان الجهر منسوخ
المجموع شرح المهذب -
(3 / 356)
فلا حجة فيه وإن كان قد
روى متصلا عنه عن ابن عباس.وقال فانزل الله تعالى (ولا تجهر بصلاتك) فيسمع المشركون
فيهزءون (ولا تخافت) عن اصحابك فلا تسمعهم (وابتغ بين ذلك سبيلا) وفى رواية "
فخفض النبي صلي الله عليه وسلم ببسم الله الرحمن الرحيم " قال البيهقى يعني -
والله أعلم - فخفض بها دون الجهر الشديد الذى يبلغ إسماع المشركين وكان يجهر بها جهرا
يسمع أصحابه.
وقال أبو محمد وهذا هو
الحق لان الله تعالي كما نهاه عن الجهر بها نهاه عن المخافتة فلم يبق إلا التوسط بينهما
وليس هذا الحكم مختصا بالبسملة بل كان القراءة فيه سواء
* واما ما حكوا عن الدارقطني فلا يصح عنه لان
الدارقطني صحح في سننه كثيرا من أحاديث الجهر كما سبق وكتاب السنن صنفه الدارقطني بعد
كتاب الجهر بدليل أنه أحال في السنن عليه فان صحت تلك الحكاية حمل الامر على أنه أطلع
آخرا علي ما لم يكن اطلع عليه اولا ويجور ان يكون اراد ليس في الصحيحين منها شئ وإن
كان قد صحت في غيرها وهذا بعيد فقد سبق استنباط الجهر من الصحيحين من حديث انس وابى
هريرة (واما قولهم) قال بعض التابعين الجهر بالبسملة بدعة ولا حجة فيه لانه يخبر عن
اعتقاده ومذهبه كما قال أبو حنيفة العقيقة بدعة وصلاة
الاستسقاء بدعة وهما سنة عند جماهير العلماء للاحاديث الصحيحة فيهما ومذهب واحد من
الناس لا يكون حجة على مجتهد آخر فكيف يكون حجة علي الاكثرين مع مخالفته للاحاديث الصحيحة
السابقة (واما قياسهم) علي التعوذ (فجوابه) ان البسملة من الفاتحة ومرسومة في المصحف
بخلاف التعوذ (واما قولهم) لو كان الجهر ثابتا لنقل تواترا فليس ذلك بلازم لان التواتر
ليس بشرط لكل حكم.والله أعلم بالصواب وله الحمد والمنة * قال المصنف رحمه الله
Imam Ibnu Hajar menjelaskan :
فتح الباري - ابن حجر - (2 / 227)
( قوله
باب ما يقول بعد التكبير ف ) ي رواية
المستملى باب ما يقرأ بدل ما يقول وعليها اقتصر الإسماعيلي واستشكل إيراد حديث أبي
هريرة إذ لا ذكر للقراءة فيه وقال الزين بن المنير ضمن قوله ما يقرأ ما يقول من الدعاء
قولا متصلا بالقراءة أو لما كان الدعاء والقراءة يقصد بهما التقرب إلى الله تعالى استغنى
بذكر أحدهما عن الآخر كما جاء علفتها تبنا وماء باردا وقال بن رشيد دعاء الافتتاح يتضمن
مناجاة الرب والاقبال عليه بالسؤال وقراءة الفاتحة تتضمن هذا المعنى فظهرت المناسبة
بين الحديثين
710
- قوله كانوا يفتتحون الصلاة أي القراءة في الصلاة وكذلك رواه بن المنذر والجوزقى وغيرهما
من طريق أبي عمر الدوري وهو حفص بن عمر شيخ البخاري فيه بلفظ كانوا يفتتحون القراءة
بالحمد لله رب العالمين وكذلك رواه البخاري في جزء القراءة خلف الإمام عن عمرو بن مرزوق
عن شعبة وذكر أنها أبين من رواية حفص بن عمر قوله بالحمد لله رب العالمين بضم الدال
على الحكاية واختلف في المراد بذلك فقيل المعنى كانوا يفتتحون بالفاتحة وهذا قول من
أثبت البسملة في أولها وتعقب بأنها إنما تسمى الحمد فقط وأجيب بمنع الحصر ومستنده ثبوت
تسميتها بهذه الجملة وهي الحمد لله رب العالمين في صحيح البخاري أخرجه في فضائل القرآن
من حديث أبي سعيد بن المعلى أن النبي صلى الله عليه و سلم قال له ألا أعلمك أعظم سورة
في القرآن فذكر الحديث وفيه قال الحمد لله رب العالمين هي السبع المثاني وسيأتي الكلام
عليه إن شاء الله تعالى وقيل المعنى كانوا يفتتحون بهذا اللفظ تمسكا بظاهر الحديث وهذا
قول من نفى قراءة البسملة لكن لا يلزم من قوله كانوا يفتتحون بالحمد أنهم لم يقرؤا
بسم الله الرحمن الرحيم سرا وقد أطلق أبو هريرة السكوت على القراءة سرا كما في الحديث
الثاني من الباب وقد اختلف الرواة عن شعبة في لفظ الحديث فرواه جماعة من أصحابه عنه
بلفظ كانوا يفتتحون القراءة بالحمد لله رب العالمين ورواه آخرون عنه بلفظ فلم أسمع
أحدا منهم يقرأ ببسم الله الرحمن الرحيم كذا أخرجه مسلم من رواية أبي داود الطيالسي
ومحمد بن جعفر وكذا أخرجه الخطيب من رواية أبي عمر الدوري شيخ البخاري فيه وأخرجه بن
خزيمة من رواية محمد بن جعفر باللفظين وهؤلاء من أثبت أصحاب شعبة ولا يقال هذا اضطراب
من شعبة لأنا نقول قد رواه جماعة من أصحاب قتادة عنه باللفظين فأخرجه البخاري في جزء
القراءة والنسائي وبن ماجة من طريق أيوب وهؤلاء والترمذي من طريق أبي عوانة والبخاري
في جزء القراءة وأبو داود من طريق هشام الدستوائي والبخاري فيه وبن حبان من طريق حماد
بن سلمة والبخاري فيه والسراج من طريق همام كلهم عن قتادة باللفظ الأول وأخرجه فتح
الباري - ابن حجر - (2 / 228)
مسلم
من طريق الأوزاعي عن قتادة بلفظ لم يكونوا يذكرون بسم الله الرحمن الرحيم وقد قدح بعضهم
في صحته بكون الأوزاعي رواه عن قتادة مكاتبة وفيه نظر فإن الأوزاعي لم ينفرد به فقد
رواه أبو يعلى عن أحمد الدورقي والسراج عن يعقوب الدورقي وعبد الله بن أحمد بن عبد
الله السلمي ثلاثتهم عن أبي داود الطيالسي عن شعبة بلفظ فلم يكونوا يفتتحون القراءة
ببسم الله الرحمن الرحيم قال شعبة قلت لقتادة سمعته من أنس قال نحن سألناه لكن هذا
النفي محمول على ما قدمناه أن المراد أنه لم يسمع منهم البسملة فيحتمل أن يكونوا يقرءونها
سرا ويؤيده رواية من رواه عنه بلفظ فلم يكونوا يجهرون ببسم الله الرحمن الرحيم كذا
رواه سعيد بن أبي عروبة عند النسائي وبن حبان وهمام عند الدارقطني وشيبان عند الطحاوي
وبن حبان وشعبة أيضا من طريق وكيع عنه عند أحمد أربعتهم عن قتادة ولا يقال هذا اضطراب
من قتادة لأنا نقول قد رواه جماعة من أصحاب أنس عنه كذلك فرواه البخاري في جزء القراءة
والسراج وأبو عوانة في صحيحه من طريق إسحاق بن أبي طلحة والسراج من طريق ثابت البناني
والبخاري فيه من طريق مالك بن دينار كلهم عن أنس باللفظ الأول ورواه الطبراني في الأوسط
من طريق إسحاق أيضا وبن خزيمة من طريق ثابت أيضا والنسائي من طريق منصور بن زاذان وبن
حبان من طريق أبي قلابة والطبراني من طريق أبي نعامة كلهم عن أنس باللفظ النافى للجهر
فطريق الجمع بين هذه الألفاظ حمل نفى القراءة على نفى السماع ونفى السماع على نفى الجهر
ويؤيده أن لفظ رواية منصور بن زاذان فلم يسمعنا قراءة بسم الله الرحمن الرحيم وأصرح
من ذلك رواية الحسن عن أنس عند بن خزيمة بلفظ كانوا يسرون بسم الله الرحمن الرحيم فاندفع
بهذا تعليل من أعله بالاضطراب كابن عبد البر لأن الجمع إذا أمكن تعين المصير إليه وأما
من قدح في صحته بأن أبا سلمة سعيد بن يزيد سأل أنسا عن هذه المسألة فقال إنك لتسألنى
عن شيء ما أحفظه ولا سألني عنه أحد قبلك ودعوى أبي شامة أن أنسا سئل عن ذلك سؤالين
فسؤال أبي سلمة هل كان الافتتاح بالبسملة أو الحمدلة وسؤال قتادة هل كان يبدأ بالفاتحة
أو غيرها قال ويدل عليه قول قتادة في صحيح مسلم نحن سألناه انتهى فليس بجيد لأن أحمد
روى في مسنده بإسناد الصحيحين أن سؤال قتادة نظير سؤال أبي سلمة والذي في مسلم إنما
قاله عقب رواية أبي داود الطيالسي عن شعبة ولم يبين مسلم صورة المسألة وقد بينها أبو
يعلى والسراج وعبد الله بن أحمد في رواياتهم التي ذكرناها عن أبي داود أن السؤال كان
عن افتتاح القراءة بالبسملة وأصرح من ذلك رواية بن المنذر من طريق أبي جابر عن شعبة
عن قتادة قال سألت أنسا أيقرأ الرجل في الصلاة بسم الله الرحمن الرحيم فقال صليت وراء
رسول الله صلى الله عليه و سلم وأبي بكر وعمر فلم أسمع أحدا منهم يقرأ ببسم الله الرحمن
الرحيم فظهر اتحاد سؤال أبي سلمة وقتادة وغايته أن أنسا أجاب قتادة بالحكم دون أبي
سلمة فلعله تذكره لما سأله قتادة بدليل قوله في رواية أبي سلمة ما سألني عنه أحد قبلك
أو قاله لهما معا فحفظه قتادة دون أبي سلمة فإن قتادة أحفظ من أبي سلمة بلا نزاع وإذا
انتهى البحث إلى أن محصل حديث أنس نفى الجهر بالبسملة على ما ظهر من طريق الجمع بين
مختلف الروايات عنه فمتى وجدت رواية فيها إثبات الجهر قدمت على نفيه لا لمجرد تقديم
رواية المثبت على النافى لأن أنسا يبعد جدا أن يصحب النبي صلى الله عليه و سلم مدة
عشر سنين ثم يصحب أبا بكر وعمر وعثمان خمسا وعشرين سنة فلم يسمع منهم الجهر بها في
صلاة واحدة بل لكون أنس اعترف بأنه لا يحفظ هذا الحكم كأنه لبعد عهده به ثم تذكر منه
الجزم بالافتتاح بالحمد جهرا ولم يستحضر الجهر بالبسملة فيتعين الأخذ
بحديث من أثبت الجهر وسيأتي الكلام على ذلك في باب جهر المأموم بالتأمين إن شاء
الله قريبا وترجم له بن خزيمة وغيره إباحة الإسرار بالبسملة في الجهرية وفيه نظر
لأنه لم يختلف في إباحته بل في استحبابه واستدل به المالكية على ترك دعاء الافتتاح
وحديث أبي هريرة الذي بعده يرد عليه وكأن هذا هو السر في إيراده وقد تحرر أن
المراد بحديث أنس بيان ما يفتتح به القراءة فليس فيه تعرض لنفى دعاء الافتتاح
تنبيه وقع ذكر عثمان في حديث أنس في رواية عمرو بن مرزوق عن شعبة عند البخاري في
جزء القراءة وكذا في رواية حجاج بن محمد عن شعبة عند أبي عوانة وهو في رواية شيبان
وهشام والأوزاعي وقد أشرنا إلى روايتهم فيما تقدم
HADIS BASMALAH DALAM PERSPEKTIF ILMU
HADIS
Imam As Suyuthi dalam menjelaskan Kitab
Taqribnya Imam Nawawi mengatakan
berkenaan dengan ‘Illat matan hadis Riwayat Imam Muslim :
ومثال العلة في المتن ما
انفرد به مسلم في صحيحه من رواية الوليد بن مسلم حدثنا الأوزاعي عن قتادة أنه كتب
إليه يخبره عن أنس بن مالك انه حدثه قال صليت خلف النبي صلى الله عليه و سلم وأبي
بكر وعمر وعثمان فكانوا يستفتحون بالحمد لله رب العالمين لا يذكرون بسم الله
الرحمن الرحيم في أول قراءة ولا في آخرها ثم رواه من رواية الوليد عن الأوزاعي
أخبرني إسحق بن عبد الله بن أبي طلحة أنه سمع أنسا يذكر ذلك
وروى مالك في الموطأ عن حميد عن أنس قال صليت
وراء ابي بكر وعمر وعثمان فكلهم كان لا يقرأ بسم الله الرحمن الرحيم وزاد فيه
الوليد بن مسلم عن مالك صليت خلف رسول الله صلى الله عليه و سلم
هذا الحديث معلول أعله الحفاظ بوجوه جمعتها
وحررتها في المجلس الرابع والعشرين من الأمالي بما لم أسبق إليه وانا الخصها هنا
فأما رواية حميد فأعلها الشافعي بمخالفة الحفاظ
مالكا فقال في سنن حرملة فيما نقله عن البيهقي فإن قال قائل قد روى مالك فذكره قيل
له خالفه سفيان بن عيينة والفزاري والثقفي وعدد لقيتهم سبعة أو ثمانية متفقين
مخالفين له والعدد الكثير أولى بالحفظ من واحد ثم رجح روايتهم بما رواه عن سفيان
عن ايوب عن قتادة عن أنس قال كان النبي صلى الله عليه و سلم وأبو بكر وعمر يفتتحون
القراءة بالحمد لله رب العالمين
قال الشافعي يعني يبدؤن بأم القرآن قبل ما يقرأ
وبعدها ولا يعني أنهم يتركون بسم الله الرحمن الرحيم
قال الدارقطني وهذا هو
المحفوظ عن قتادة وغيره عن أنس
قال البيهقي وكذا رواه عن قتادة أكثر أصحابه
كأيوب وشعبة والدستوائي وشيبان بن عبد الرحمن وسعيد بن أبي عروبة وأبي عوانة
وغيرهم
قال ابن عبد البر فهؤلاء حفاظ أصحاب قتادة وليس
في روايتهم لهذا الحديث ما يوجب سقوط البسملة وهذا هو اللفظ المتفق عليه في الصحيحين
وهو رواية الأكثرين ورواه كذلك أيضا عن أنس ثابت البناني وإسحق بن عبد الله بن ابي
طلحة وما أوله عليه ورواه الشافعي مصرح به في رواية الدارقطني بسند صحيح فكانوا
يستفتحون بأم القرآن
قال ابن عبد البر ويقولون
إن أكثر رواية حميد عن أنس إنما سمعها من قتادة وثابت عن أنس ويؤيد ذلك أن ابن عدي
صرح بذكر قتادة بينهما في هذا الحديث فتبين انقطاعها ورجوع الطريقين إلى واحدة
وأما رواية الأوزاعي
فاعلها بعضهم بأن الراوي عنه وهو الوليد يدلس تدليس التسوية وإن كان قد صرح بسماعه
من شيخه وإن ثبت أنه لم يسقط بين الأوزاعي وقتادة أحد فقتادة ولد أكمه فلا بد أن يكون
أملى على من كتب إلى الأوزاعي ولم يسم هذا الكاتب فيحتمل أن يكون مجروحا أو غير ضابط
فلا تقوم به الحجة مع ما في أصل الرواية بالكتابة من الخلاف وأن بعضهم يرى انقطاعها
وقال
ابن عبد البر اختلف في ألفاظ هذا الحديث اختلافا كثيرا متدافعا مضطربا
منهم من يقول صليت خلف رسول الله صلى الله
عليه و سلم وابي بكر وعمر
ومنهم من يذكر عثمان
ومنهم
من يقتصر على أبي بكر وعثمان
ومنهم من لا يذكر فكانوا لا يقرءون بسم
الله الرحمن الرحيم
ومنهم من قال فكانوا لا يجهرون ببسم الله
الرحمن الرحيم
ومنهم من قال فكانوا يجهرون ببسم الله الرحمن
الرحيم
ومنهم من قال فكانوا يفتتحون القراءة بالحمد
لله رب العالمين
ومنهم
من قال فكانوا يقرءون بسم الله الرحمن الرحيم
قال وهذا اضطراب لا تقوم معه حجة لأحد ومما
يدل على أن أنسا لم يرد نفي البسملة وأن الذي زاد ذلك في آخر الحديث روى بالمعنى فأخطأ
ما صح عنه أن أبا سلمة سأله أكان رسول الله صلى الله عليه و سلم يستفتح بالحمد لله
رب العالمين أو ببسم الله الرحمن الرحيم فقال إنك سألتني عن شيء ما أحفظه وما سألني
عنه أحد قبلك اخرجه أحمد وابن خزيمة بسند على شرط الشيخين
وما قيل من أن من حفظ عنه حجة على من سأله
في حال نسيانه فقد أجاب أبو شامة بأنهما مسألتان فسؤال أبي سلمة عن البسملة وتركها
وسؤال قتادة عن الاستفتاح بأي سورة
وقد ورد من طريق آخر عنه كان رسول الله
صلى الله عليه و سلم يسر ببسم الله الرحمن الرحيم أخرجه الطبراني من طريق معتمر بن
سليمان عن أبيه
) وقد تطلق العلة على غير مقتضاها الذي قدمناه ككذب(tidak tecantum dalam teks tertian Darul
Hadis
عن الحسن عنه وابن خزيمة من طريق سويد بن عبد
العزيز عن عمران القصير عن الحسن عنه
وورد من طريق آخر عن المعتمر عن أبيه عن أنس قال
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم يجهر ببسم الله الرحمن الرحيم رواه الدارقطني
والخطيب
وأخرجه الحاكم من جهة أخرى
عن المعتمر
وقد ورد ثبوت قراءتها في
الصلاة عن النبي صلى الله عليه و سلم من حديث أبي هريرة من طرق عند الحاكم وابن
خزيمة والنسائي والدارقطني والبيهقي والخطيب وابن عباس عند الترمذي والحاكم
والبيهقي وعثمان وعلي وعمار بن ياسر وجابر بن عبد الله والنعمان بن بشير وابن عمر
والحكم بن عمير وعائشة وأحاديثهم عند الدارقطني وسمرة بن جندب وأبي وحديثهما عند
البيهقي وبريدة ومجالد بن ثور وبسر أو بشر بن معاوية وحسين بن عرفطة وأحاديثهم عند
الخطيب وأم سلمة عند الحاكم وجماعة من المهاجرين والأنصار عند الشافعي
فقد بلغ ذلك مبلغ التواتر
وقد بينا طرق هذه الأحاديث كلها في كتاب الأزهار المتناثرة في الأخبار المتواترة
وتبين بما ذكرناه أن لحديث مسلم السابق تسع علل المخالفة من الحفاظ والأكثرين
والانقطاع وتدليس التسوية من الوليد والكتابة وجهالة الكاتب والاضطراب في لفظه
والإدراج وثبوت ما يخالفه عن صحابيه ومخالفته لما رواه عدد التواتر
قال الحافظ أبو الفضل
العراقي وقول ابن الجوزي إن الأئمة اتفقوا على صحته فيه نظر فهذا الشافعي
والدارقطني والبيهقي وابن عبد البر لا يقولون بصحته افلا يقدح كلام هؤلاء في
الاتفاق الذي نقله
( وقد تطلق العلة على غير
مقتضاها الذي قدمناه ) من الأسباب القادحة ( ككذب الراوي وغفلته وسوء حفظه ونحوها
من أسباب ضعف الحديثada yang terlewat dalam
maktabah Samilah……………(
وسمى الترمذي النسخ على وأطلق بعضهم العلة على
مخالفة لا تقدح كإرسال ما وصله الثقة الضابط حتى قال من الصحيح صحيح معلل كما قيل
منه صحيح شاذ الراوي وغفلته وسوء حفظه ونحوها من أسباب ضعف الحديث ) وذلك موجود في كتب العلل وسمى الترمذي النسخ علة ) قال العراقي فإن
اراد به علة في العمل بالحديث فصحيح أو في صحته فلا لأن في الصحيح احاديث كثيرة
منسوخة
تدريب الراوي - (1 / 256)
Apa yang dijelaskan oleh Imam As Suyuthi
juga dikutip oleh DR. Al Adlabi dalam bukunya Metodologi Kritik Matan Hadis. “Yang
dimaksud dengan hadis mu’all yaitu hadis yang diriwayatkan oleh
seorang periwayat tsiqah, yang berdasarkan telaah salah seorang kritikus
ternyata mengandung ‘illat yang merusak kesahihannya, meski secara
lahiriyahnya terhindar dari ‘illat tersebut. Atau hadis yang secara
lahiriyahnya terhindar dari ‘illat, tetapi setelah diteliti ternyata mengandung
‘illat yang merusakkan kesahihannya.
Hadis mu’all sama dengan hadis
syadz dalam hal keduanya sama-sama diriwayatkan oleh periwayat tsiqah.
Bedanya, dalam hadis mu’all kita mampu menemukan ‘illatnya, sedang dalam
hadis syadz tidak.
Telah maklum, bahwa tidak adanya ‘illat
merupakan salah satu syarat kesahihan suatu hadis. Dengan syarat itu pula ulama
menghindari adanya kekeliruan periwayat, sebagaimana mereka menghindari adanya
syudzudz.
Al Khatib Al Bagdadi mengatakan : ” cara
untuk mengetahui ‘illat hadis adalah dengan menghimpun sanadnya, melihat
perbedaan di antara para periwayatnya dan memperhatikan status hafalannya,
keteguhan dan kedhabitan masing-masing periwayat.
Ali ibnu Madini mengatakan : “(ibarat)
sebuah pintu, jika tidak diketahui seluruh jalurnya, maka tidak akan tersingkap
kekeliruannya.” Misalnya, hadis yang driwayatkan sendiri (tafarrada) oleh Imam
Muslim di dalam Sahihnya, dari riwayat al Walid ibn Muslim, katanya, telah
menceritakan kepada kami Al Auza’I, dari Qatadah, bahwa ia menulis surat
kepadanya untuk memberitahukan riwayat itu dari Anas ibn Malik, katanya : “Saya
pernah shalat dibelakang (maksudnya makmum) dengan Nabi saw, Abu Bakar, Umar
dan Usman. Mereka selalu memulai dengan Al hamd Li Allah Rabb Al ‘Alamin, tanpa
membaca bismillah al Rahman Ar Rahim, baik diawal maupun di akhir bacaan
fatihah.”
Al Syafi’I telah meriwayatkan dari Sufyan
ibn Uyainah dari Ayyub dari Qatadah dari Anas, katanya : “ Nabi SAW, Abu Bakar
dan Umar selalu mengawali bacaan Fatihah dengan al hamdu li Allahi rabbil
‘alamin.”
Al Daruquthni berkata ; “Maksudnya mereka
memulai dengan Ummul Qur’an sebelum membaca apa yang akan di baca sesudahnya,
tidak berarti mereka meninggalkan Bismillahhirahmannirrahim.”
Al Syafi’I berkata : “ inilah yang
mahfudz (terjaga) dari Qatadah dan yang lain dari Anas.”
Al Baihaqi berkata : “ banyak juga murid
Qatadah yang meriwayatkan darinya, seperti Ayyub, Syu’bah, al Dustuwa’I,
Syaiban ibn Abdurrahman, Sa’id ibn Abi Arubah, Abu Awanah dan yang lain.”
Ibnu Abd al Barr berkata, mereka itulah
para periwayat Qatadah yang berstatus Hafidz, yang di dalam riwayat mereka
tidak terdapat ungkapan yang menyebutkan tidak terbacanya Basmalah dari awal
Fatihah.”
Dengan demikian riwayat Al Auza’I dari
Qatadah dinilai cacat oleh ulama. Hal ini dikuatkan antara lain oleh riwayat sima’,
sementara riwayat Al auza’I merupakan riwayat mukatabah. Jika
kita tahu bahwa Qatadah terlahir sebagai orang buta, maka sudah pasti dia
meminta orang lain untuk menuliskan riwayat agar disampaikan kepada Al Auza’I,
namun Al Auza’I tidak menyebut sipenulis ini, yang kemungkinan majruh
atau tidak dhabith, sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Dengan
demikian, tidak ada sikap lain yang bisa kita ambil selain menilai shahih
riwayat para murid Qatadah yang hafidz dan menilai cacat riwayat Al Auza’i.
Dalam hal ini al Suyuthi telah menyebut
Sembilan ‘illat, yaitu : menyimpang dari riwayat para hafidz dan para periwayat
yang lebih banyak jumlahnya, terputus sanadnya, tadls al Taswiyah oleh Al
Walid, kinayah, tidak diketahui penulis Qatadah, terjadi kerancuan redaksi,
terjadi Idraj, terbuktinya kebenaran riwayat yang berbeda dengannya, dan
penyimpangan hadis itu dari riwayat periwayat yang jumlahnya lebih banyak,
bahkan mencapai jumlah mutawatir.
Mungkin saja Qatadah mengimlak kepada
penulisnya :” Mereka membuka bacaan dengan alhamdulilahirabbl’alamin”, lalu ia
dengan ijtihadnya sendiri menambah “ Mereka tidak menyebut
bismilahirrahmanirahim, baik di awal maupun di akhir bacaan.” Lalu penulis
mengira tambahan itu termasuk bagian tak terpisahkan dari riwayat, sehingga ia
memasukkannya ke dalam riwayat tersebut.
Oleh : Muhammad Muallif Al jawi
15/07/2012
1 komentar:
terimakasih, tapi kesimpulannya sulit ditarik .. mungkin ok untuk ahli hadits
Posting Komentar