Keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin
dapat dilihat dari kebijakannya. Karena memang di tunjuknya seorang pemimpin
adalah untuk mengatur kepentingan bersama sehingga semua rakyat akan mendapat
bagian haknya dengan adil tanpa ada yang terdzalimi. Pemimpin yang baik dan
adil akan mengeluarkan kebijakan yang pastinya akan membuat semua orang puas
dan merasa tentram. Namun sebaliknya pemimpin yang berlaku diktator dan kejam pasti semua kebijakannya akan membunuh rakyatnya.
Inilah beberapa contoh pemimpin di dalam al Qur’an
yang dapat menjadi contoh dan barometer untuk mengukur sejauh mana pemimpin di Indonesia
sekarang ini apakah memihak rakyat atau malah mengorbankan rakyatnya sendiri.
1. Nabi Yusuf ‘Alaihissalam beliau dipilih karena Kesabaranya,
Kejujurannya, kemampuannya dan pandangannya kedepan tentang nasib rakyatnya
dimana orang lain tidak memiliki pengetahuan itu. Sehingga beliau sudah
memikirkan masa depan bangsanya supaya rakyatnya tidak terkena dampak ketika terjadi
krisis ekonomi dan kelaparan yang akan menimpa rakyatnya. Itulah semestinya
yang dimiliki pemimpin Indonesia saat ini. Allah SWT berfirman :
يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِي
سَبْعِ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنْبُلَاتٍ
خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ لَعَلِّي أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَعْلَمُونَ (46) قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ
فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّا تَأْكُلُونَ (47) ثُمَّ يَأْتِي
مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا
قَلِيلًا مِمَّا تُحْصِنُونَ (48) ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ
يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ (49) وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ
فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ
النِّسْوَةِ اللَّاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ إِنَّ رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ
عَلِيمٌ (50) قَالَ مَا خَطْبُكُنَّ إِذْ رَاوَدْتُنَّ يُوسُفَ عَنْ نَفْسِهِ
قُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا عَلِمْنَا عَلَيْهِ مِنْ سُوءٍ قَالَتِ امْرَأَتُ
الْعَزِيزِ الْآنَ حَصْحَصَ الْحَقُّ أَنَا رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ وَإِنَّهُ
لَمِنَ الصَّادِقِينَ (51) ذَلِكَ لِيَعْلَمَ أَنِّي لَمْ أَخُنْهُ بِالْغَيْبِ
وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ (52) وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي
غَفُورٌ رَحِيمٌ (53) وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي
فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ (54) قَالَ
اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (55) وَكَذَلِكَ
مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الْأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ
بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (56) وَلَأَجْرُ
الْآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (57)
“(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru):
"Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang
tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi
betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya
yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka
mengetahuinya." Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan
dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang
tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi
hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." Raja berkata:
"Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang kepada Yusuf,
berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya
bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka." Raja berkata (kepada
wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: Maha Sempurna Allah, kami
tiada mengetahui sesuatu keburukan daripadanya. Berkata istri Al Aziz:
"Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk
menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar." (Yusuf berkata): "Yang demikian itu agar dia (Al Aziz)
mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya,
dan bahwasanya Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat. Dan
aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu
selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan raja berkata:
"Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat
kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:
"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercaya pada sisi kami".Dan raja berkata: "Bawalah
Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku".
Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:
"Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi lagi dipercaya pada sisi kami".Dan demikianlah Kami memberi
kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke
mana saja yang ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami
kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih
baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa”(QS. Yusuf : 46-57)
2. Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin
yang sangat memikirkan nasib Ummatnya, beliau adalah pemimpin yang merasakan
sekali beratnya penderitaan Rakyatnya. Selalu memikirkan keselamatan dan
kebahagiaan Rakyatnya dari di dunia sampai Akhirat. Mudah-mudahan pemimpin
Indonesia kedepan bisa mencontoh beliau.
لَقَدْ جَاءَكُمْ
رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin.(QS. At Taubah : 128)
Demikian Wallahua’lam.
Oleh : M. Muallif
16/03/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar