Dalam pengajian Kitab Tanbihul Ghofilin kebetulan Abu Al Laits (W. 375 H) menjelaskan tentang Sifat Neraka dan Penghuninya yaitu penjelasan bahwa siapa saja yang menginginkan keselamatan dari siksaan Allah Ta'ala dan mampu meraih pahala-Nya, maka hendaklah ia bersabar atas ujian kesulitan di dunia dalam menjalankan keta'atan kepada Allah Ta'ala, menjauhi kemaksiatan dan sahwat-sahwat dunia karena sesungguhnya " Sorga dikelilingi oleh sesuatu yang dibenci dan Neraka
itu dikelilingi kesenangan".( Ila Akhirihi)
Artinya barangsiapa yang akhir kehidupannya di akhirat akan menjadi penghuni neraka ternyata di dunianya dia hanya memperturutkan kesenangan dan syahwatnya. Kesenangan di dunia ini bisa jadi merupakan kamuflase yang hanya akan memperdaya manusia sehingga lupa diri dan lalai dari menggapai kebahagiaan abadi dan kehidupan yang hakiki.
Artinya barangsiapa yang akhir kehidupannya di akhirat akan menjadi penghuni neraka ternyata di dunianya dia hanya memperturutkan kesenangan dan syahwatnya. Kesenangan di dunia ini bisa jadi merupakan kamuflase yang hanya akan memperdaya manusia sehingga lupa diri dan lalai dari menggapai kebahagiaan abadi dan kehidupan yang hakiki.
Apa yang jelaskan dan diriwayatkan oleh Abu Lais ternyata diriwayatkan juga oleh
banyak ahli-ahli hadis yang lain.
Imam Turmudzi mengatakan :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَاصِمٍ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ حُمَيْدٍ
وَثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah
mengkhabarkan kepada kami Amru bin Ashim telah mengkhabarkan kepada kami Hammad
bin Salamah dari Humaid dan Tsabit dari Anas Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Surga diliputi hal-hal yang tidak menyenangkan dan
neraka diliputi syahwat." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib
shahih melalui sanad ini.”(HR. Turmudzi)
Imam Bukhari berkata :
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ
أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ
بِالْمَكَارِهِ
“Telah menceritakan kepada kami Ismail mengatakan, telah
menceritakan kepadaku Malik dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Neraka dikelilingi dengan syahwat (hal-hal yang menyenangkan nafsu),
sedang surga dikelilingi hal-hal yang tidak disenangi (nafsu)."(HR
Bukhari)
Imam Turmudzi meriwayatkan :
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ
سُلَيْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ الْجَنَّةَ
وَالنَّارَ أَرْسَلَ جِبْرِيلَ إِلَى الْجَنَّةِ فَقَالَ انْظُرْ إِلَيْهَا وَإِلَى
مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَجَاءَهَا وَنَظَرَ إِلَيْهَا وَإِلَى مَا
أَعَدَّ اللَّهُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ إِلَيْهِ قَالَ فَوَعِزَّتِكَ لَا
يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَقَالَ
ارْجِعْ إِلَيْهَا فَانْظُرْ إِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا قَالَ فَرَجَعَ
إِلَيْهَا فَإِذَا هِيَ قَدْ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَعِزَّتِكَ
لَقَدْ خِفْتُ أَنْ لَا يَدْخُلَهَا أَحَدٌ قَالَ اذْهَبْ إِلَى النَّارِ فَانْظُرْ
إِلَيْهَا وَإِلَى مَا أَعْدَدْتُ لِأَهْلِهَا فِيهَا فَإِذَا هِيَ يَرْكَبُ بَعْضُهَا
بَعْضًا فَرَجَعَ إِلَيْهِ فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَا يَسْمَعُ بِهَا أَحَدٌ فَيَدْخُلَهَا
فَأَمَرَ بِهَا فَحُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَيْهَا فَرَجَعَ إِلَيْهَا
فَقَالَ وَعِزَّتِكَ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ لَا يَنْجُوَ مِنْهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَهَا قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada
kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin Amru telah menceritakan kepada kami
Abu Salamah dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Saat Allah menciptakan surga dan neraka, Allah mengutus
Jibril ke surga. Ia melihatnya dan yang dipersiapkan untuk penghuninya. Setelah
itu Jibril mendatangi neraka dan melihatnya serta segala yang dipersiapkan
untuk penghuninya. Kemudian Jibril kembali kepada-Nya, ia berkata: Demi
keperkasaanMu, tidaklah seseorang mendengarnya (surga) melainkan akan
memasukinya. Kemudian Jibril diperintahkan untuk kembali ke surga dan ternyata
surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ia berfirman: Kembalilah
ke surga lalu lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Jibril
kembali ke surga, ternyata surga telah diliputi oleh hal-hal yang tidak
menyenangkan. Jibril kembali padaNya, ia berkata: Demi keperkasaanMu, aku
khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya. Ia berfirman: Pergilah ke
neraka dan lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya. Ternyata
neraka menumpuk satu sama lain lalu Jibril kembali dan berkata: Demi
keperkasaanMu, tidak ada seseorang mendengarnya lalu (kepingin) memasukinya.
Lalu Jibril diperintahkan untuk kembali menegok neraka, ternyata neraka diliputi
oleh syahwat. Ia berfirman: Kembalilah ke neraka. Jibril kembali ke neraka lalu
ia berkata: Demi keperkasaanM, aku khawatir tidak akan ada seorang pun yang
selamat darinya melainkan akan memasukinya." Abu Isa berkata: Hadits ini
hasan shahih.”(HR. Turmudzi)
5 komentar:
manfaat
manfaat
Yth admin... tanya nih, bagaimana kita menyikapi orang-orang yang mengatakan bahwa di kitab Tambihul ghafilin banyak hadits palsu / maudhu'.. padahal isinya sangat bagus untuk membangun keimanan. Dan terus terang saya menjadi ragu ketika ingin menyampaikan di kultum2.
Mohon arahan.
thx..
Saya mau tanya bagaimana menyikapi orang yang mengatakan bahwa isi kitab Tambihul Ghafilin ini banyak hadits palsu / maudhu'. Sementara kalau saya baca isinya bagus sekali untuk dakwah dan meningkatkan kualitas keimanan. Jadinya saya ragu mau menyampaikan di kultum... mohon pencerahan.
Salam
SEMUA KARYA ULAMA TERDAHULU adalah kekayaan intelektual yang wajib untuk kita hormati dan kita hargai sebagai ummat Islam, karena mereka telah menyumbangkan amaliyahnya sesuai dengan kondisi mereka. Setiap ulama memiliki pertimbangan didalam menulis karyanya yang akan memberikan manfaat bagi ummat Islam yang membacanya. Para ulama kadang saling mengkritisi dan memberikan penjelasan tentang suatu karya ulama yang lain. termasuk didalam kitab-kitab hadis juga banyak ulama yang memberikan penilaian terhadap kualitas hadisnya. bahkan didalam-kitab2 hadispun banyak hadis-hadis yang dinilai lemah bahkan palsu oleh ulama yang lain. penilaian ulama terhadap suatu hadis adalah sah jika didasarkan dalil-dali dan argumentasi ilmiah yang diakui para ulama. Namun tidak setiap ulama juga sepakat dalam penilaian kualitas suatu hadis, mereka kadang berbeda pendapat. oleh karena itu penilaian ulama terhadap suatu hadis merupakan wilayah ijtihadi dimana kita tidak bisa memaksakan suatu pendapat. Hadis palsu atau lemah jika terdapat didalam suatu kitab tidak mengharuskan kita memandang rendah atau sesat kitab itu, karena jika itu dilakukan kita akan banyak merendahkan dan menyesatkan ulama-ulama yang meriwayatkan hadis..mungkin mereka punya tujuan tertentu atau punya penilaian tertentu kenapa mencantumkan itu, barangkali itu hanya sebagai data pelengkap atau tambahan...jika sudah memiliki pengetahuan terhadap derajat suatu hadis sebaiknya lebih mendahulukan dalil-dali yang kuat, jika sudah mengetahui suatu hadis adalah lemah dan palsu boleh disampaikan namun harus dijelaskan bagaimana komentar para ulama...mungkin jawaban singkat saya sementara ini...mudah-mdahan bisa dilanjutkan...
Posting Komentar