Ketika Allah memberikan ujian kepada keluarga kami, yaitu bapak
mertua diberi cobaan berupa penyakit yang pada awalnya adalah hipertensi,
setelah diusahakan dengan berbagai pengobatan dari mulai medis sampai alternative
al hamdulillah ada perubahan kesembuhan, namun selang tidak begitu lama
ternyata ada gejala lain yang timbul yang setelah diperiksa oleh dokter
ternyata adalah penyakit jantung coroner, maka dengan segala keterbatasan
bapakpun harus melakukan pengobatan yang terus-menerus, sudah kurang lebih
delapan bulan tidak boleh terputus dari obat, kalau sampai tertunda sebentar
saja dari obat maka efeknya gejala sakit pada bagian dada. Ada kemungkinan itu
merupakan ketergantungan obat sehingga kamipun mengusahakan untuk mencoba
obat-obat alternative namun sampai saat ini obat-obat alternative itu belum
memberi pengaruh bisa terlepas dari obat-obat kimia. Kamipun tidak putus asa untuk
terus berikhtiyar mencari obat untuk kesembuhan bapak sambil terus berdo’a
untuk kesembuhannya dengan berbekal keyakinan akan sabda Nabi Muhamad SAW. yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا أَبُو
أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي حُسَيْنٍ قَالَ
حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ
لَهُ شِفَاءً
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah
menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az Zubairi telah menceritakan kepada kami
'Umar bin Sa'id bin Abu Husain dia berkata; telah menceritakan kepadaku 'Atha`
bin Abu Rabah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam beliau bersabda: "Allah tidak akan menurunkan penyakit
melainkan menurunkan obatnya juga."(HR. Bukhari)
Mudah-mudahan Allah akan menunjukan kepada kami obatnya sehingga
bapak mertua kami cepat diberi kesembuhan.
Apa yang dialami oleh bapak mertua kami mengingatkan akan ibu saya,
ibu saya sudah wafat sekitar 3 tahun lalu ketika saya baru menikah kurang lebih
40 hari, tepatnya hari jum’at pagi tanggal 22 Agustus 2008. Ketika kami menikah
ibu masih bisa menghadiri ijab qabul kami dan kondisinya baru sehat kembali
setelah sebelumnya agak sakit-sakitan dan sudah sering berobat, setelah kami
menikah kamipun langsung hijrah ke Jakarta. Namun sepeningalan kami ternyata
ibu sakitnya semakin bertambah, sehingga kamipun harus pulang dan ternyata
penyakitnya adalah jantung, sampai akhirnya ibu harus dirujuk kerumah Sakit
dalam kondisi keterbatasan kami selama kurang lebih tiga hari, dan ternyata
Allah pun telah berkehendak untuk memanggil ibu kami tercinta. Kamipun sedih
karena tidak bisa lama bisa melihat
rumah tanga kami. Kamipun hanya bisa berdo’a “YA ALLAH AMPUNILAH DOSA-DOSA IBU KAMI,
SAYANGILAH DIA, SELAMATKANLAH DIA DAN MAAFKANLAH DIA.”
Mudah-mudahan ibu kami
termasuk orang yang diselamatkan Allah dari siksaan Kubur sebagamana sabda Nabi
SAW yang driwayatkan Imam Ahmad :
حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ يَعْنِي
ابْنَ سَعْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ سَيْفٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍوعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ
اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Telah menceritakan kepada kami Abu Amir telah menceritakan kepada
kami Hisyam yakni Ibnu Sa'd dari Sa'id bin Abi Hilal dari Rabi'ah bin Saif dari
Abdullah bin Amr dari Nabi SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM, beliau bersabda: "Tidaklah
seorang muslim meninggal dunia di hari Jum'at atau pada malam Jum'at kecuali
Allah akan menjaganya dari fitnah kubur."(HR. Ahmad)
Dan mudah-mudahan ibu kami juga termasuk orang yang meninggal dalam
keadaan Syahid karena penyakit yang diderita beliau sebagai tebusan, sebagamana
sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud :
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَابِرِ بْنِ عَتِيكٍ عَنْ عَتِيكِ بْنِ الْحَارِثِ
بْنِ عَتِيكٍ وَهُوَ جَدُّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَبُو أُمِّهِ أَنَّهُ
أَخْبَرَهُ أَنَّ عَمَّهُ جَابِرَ بْنَ عَتِيكٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ يَعُودُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ ثَابِتٍ فَوَجَدَهُ قَدْ غُلِبَ
فَصَاحَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُجِبْهُ فَاسْتَرْجَعَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غُلِبْنَا عَلَيْكَ يَا
أَبَا الرَّبِيعِ فَصَاحَ النِّسْوَةُ وَبَكَيْنَ فَجَعَلَ ابْنُ عَتِيكٍ يُسَكِّتُهُنَّ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُنَّ فَإِذَا وَجَبَ
فَلَا تَبْكِيَنَّ بَاكِيَةٌ قَالُوا وَمَا الْوُجُوبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْمَوْتُ
قَالَتْ ابْنَتُهُ وَاللَّهِ إِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ شَهِيدًا فَإِنَّكَ
كُنْتَ قَدْ قَضَيْتَ جِهَازَكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ وَمَا
تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ
شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ
الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ
“Telah menceritakan kepada kami Al Qa'nabi, dari
Malik dari Abdullah bin Abdullah bin Jabir bin 'Atik dari 'Atik bin Al Harits
bin 'Atik ia adalah kakek Abdullah bin Abdullah ayah ibunya, bahwa ia telah
mengabarkan kepadanya bahwa pamannya yaitu Jabir bin 'Atik telah mengabarkan
kepadanya bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam datang mengunjungi Abdullah bin Tsabit, lalu
beliau mendapatinya telah parah sakitnya, kemudian Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memanggilnya dan Abdullah tidak menjawab panggilan beliau.
Lalu mengucapkan istirja' (INNAALILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI'UUN), beliau
berkata: "Taqdirmu telah mendahului kami wahai Abu Ar Rabi'! kemudian para
wanita berteriak dan menangis, lalu Ibnu 'Atik mendiamkan mereka. Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkan mereka,
seandainya ia telah 'wajab' maka janganlah ada seorang wanita yang menangis!"
Mereka bertanya; apakah 'wajab' itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: "Meninggal
dunia." Anak wanitanya berkata; demi Allah, sungguh aku berharap kamu (doa
untuk sang ayah) menjadi orang yang syahid. Sungguh engkau telah menyelesaikan
persiapan (perang) mu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
Allah 'azza wajalla telah memberikannya pahala sesuai dengan niatnya. Apakah
yang kalian anggap sebagai mati syahid?" Mereka berkata; terbunuh di jalan
Allah ta'ala. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mati
syahid selain terbunuh di jalan Allah ada tujuh, yaitu: orang yang meninggal
karena terkena penyakit tha'un (sampar, pes) adalah syahid, orang yang mati
tenggelam adalah syahid, orang yang meninggal karena sakit radang selaput dada
adalah syahid, orang meninggal karena sakit perut adalah syahid, orang yang
terbakar adalah syahid, dan orang yang meninggal terkena reruntuhan adalah
syahid, serta seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil adalah syahid."(HR.
Abu Daud)
Kami hanya bisa beroda mudah-mudahan orang tua kami yang telah mendahului
kami ditempatkan oleh Allah disisi-Nya dan di ampuni segala kesalahannya. Dan yang
masih hidup selalu di beri pertolongan dan kesehatan serta kami yang masih
hidup diberi kesabaran dalam menerma ujian dari Allah SWT.
Oleh : Al Faqir Ila Rahmatillah
Cirebon, 11 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar