Seorang
jamaah menanyakan tentang isi sebuah buku saku berjudul “ Keutamaan 10 Hari
pertama Bulan Dzulhijjah dan Tuntunan Qurban” yang diterbitkan Yayasan As Sofwa
Jakarta. Berkaitan dengan hadits Nabi SAW Dari Ummi Salamah, Rasulullah
Bersabda : “ Jika kamu melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di
antara kamu ingin berqurban….(sampai akhir terjemahan). Di dalam buku
tersebut hanya di cantumkan terjemahannya saja dan tidak di cantumkan rujukan
dan rawi hadis tersebut. Maka setelah kami cek maka hadits tersebut
diriwayatkan Oleh Imam Muslim, Imam Ibnu Majah dan Imam Ad Darimi :
و
حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ كَثِيرٍ الْعَنْبَرِيُّ
أَبُو غَسَّانَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ مُسْلِمٍ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي
الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ
و
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَكَمِ الْهَاشِمِيُّ حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ
أَوْ عَمْرِو بْنِ مُسْلِمٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Artinya :” Dan telah
menceritakan kepadaku Hajjaj bin Sya'ir telah menceritakan kepadaku Yahya bin
Katsir Al 'Anbari Abu Ghassan telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Malik
bin Anas dari Umar bin Muslim dari Sa'id bin Musayyab dari Ummu Salamah bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Jika kalian telah melihat
hilal Dzul Hijjah, dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, hendaknya ia
tidak mencukur rambut dan tidak memotong kuku terlebih dahulu." Dan telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdullah bin Al Hakam Al Hasyimi telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami
Syu'bah dari Malik bin Anas dari Umar atau 'Amru bin Muslim dengan sanad ini,
seperti hadits tersebut." (Shahih Muslim,3655, Sunan Ibnu Majah ;3139
dan Sunan Ad Darimi ;1948)
Berkenaan dengan
penjelasan kandungan hukum dari Hadits tersebut Imam An Nawawi menjelaskan
dalam Syarah Shahih Muslim :
قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: ( إِذَا دَخَلَتْ الْعَشْر وَأَرَادَ أَحَدكُمْ أَنْ يُضَحِّي فَلَا يَمَسّ مِنْ
شَعْره وَبَشَره شَيْئًا)
، وَفِي رِوَايَة : ( فَلَا يَأْخُذَنَّ شَعْرًا
وَلَا يُقَلِّمَنَّ ظُفْرًا ) وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاء فِيمَنْ دَخَلَتْ عَلَيْهِ عَشْر
ذِي الْحِجَّة وَأَرَادَ أَنْ يُضَحِّيَ فَقَالَ سَعِيد بْن الْمُسَيِّب وَرَبِيعَة
وَأَحْمَد وَإِسْحَاق وَدَاوُد وَبَعْض أَصْحَاب الشَّافِعِيّ : إِنَّهُ يَحْرُم عَلَيْهِ
أَخْذ شَيْء مِنْ شَعْره وَأَظْفَاره حَتَّى يُضَحِّي فِي وَقْت الْأُضْحِيَّة ، وَقَالَ
الشَّافِعِيّ وَأَصْحَابه : هُوَ مَكْرُوه كَرَاهَة تَنْزِيه وَلَيْسَ بِحَرَامٍ ،
وَقَالَ أَبُو حَنِيفَة : لَا يُكْرَه ، وَقَالَ مَالِك فِي رِوَايَة : لَا يُكْرَه
، وَفِي رِوَايَة : يُكْرَه ، وَفِي رِوَايَة : يَحْرُم فِي التَّطَوُّع دُون الْوَاجِب
. وَاحْتَجَّ مَنْ حَرَّمَ بِهَذِهِ الْأَحَادِيث
. وَاحْتَجَّ الشَّافِعِيّ وَالْآخَرُونَ بِحَدِيثِ
عَائِشَة - رَضِيَ اللَّه عَنْهَا - " قَالَتْ : كُنْت أَفْتِل قَلَائِد هَدْي
رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يُقَلِّدهُ ، وَيَبْعَث بِهِ
وَلَا يَحْرُم عَلَيْهِ شَيْء أَحَلَّهُ اللَّه حَتَّى يَنْحَر هَدْيه " رَوَاهُ
الْبُخَارِيّ وَمُسْلِم . قَالَ الشَّافِعِيّ : الْبَعْث بِالْهَدْيِ أَكْثَر مِنْ
إِرَادَة التَّضْحِيَة ، فَدَلَّ عَلَى أَنَّهُ لَا يَحْرُم ذَلِكَ وَحَمَلَ أَحَادِيث
النَّهْي عَلَى كَرَاهَة التَّنْزِيه .
قَالَ أَصْحَابنَا : وَالْمُرَاد بِالنَّهْيِ عَنْ
أَخْذ الظُّفْر وَالشَّعْر النَّهْي عَنْ إِزَالَة الظُّفْر بِقَلَمٍ أَوْ كَسْر أَوْ
غَيْره ، وَالْمَنْع مِنْ إِزَالَة الشَّعْر بِحَلْقٍ أَوْ تَقْصِير أَوْ نَتْف أَوْ
إِحْرَاق أَوْ أَخْذه بِنَوْرَةٍ أَوْ غَيْر ذَلِكَ ، وَسَوَاء شَعْر الْإِبْط وَالشَّارِب
وَالْعَانَة وَالرَّأْس ، وَغَيْر ذَلِكَ مِنْ شُعُور بَدَنه ، قَالَ إِبْرَاهِيم الْمَرْوَزِيُّ
وَغَيْره مِنْ أَصْحَابنَا : حُكْم أَجْزَاء الْبَدَن كُلّهَا حُكْم الشَّعْر وَالظُّفْر
، وَدَلِيله الرِّوَايَة السَّابِقَة : ( فَلَا يَمَسّ مِنْ شَعْره وَبَشَره شَيْئًا ) قَالَ أَصْحَابنَا
: وَالْحِكْمَة فِي النَّهْي أَنْ يَبْقَى كَامِل الْأَجْزَاء لِيُعْتِق مِنْ النَّار
، وَقِيلَ : التَّشَبُّه بِالْمُحْرِمِ ، قَالَ أَصْحَابنَا : هَذَا غَلَط ؛ لِأَنَّهُ
لَا يَعْتَزِل النِّسَاء وَلَا يَتْرُك الطِّيب وَاللِّبَاس وَغَيْر ذَلِكَ مِمَّا
يَتْرُكهُ الْمُحْرِم
.
Artinya : “ Sabda Rasulullah SAW:”
"Jika (Salah
seorang) telah masuk sepuluh (Dzul Hijjah), sedangkan ia memiliki hewan kurban
yang hendak dikurbankan, maka jangan sekali-kali ia mencukur rambut atau
memotong kuku." Dan dalam satu riwayat :” hendaknya ia tidak mencukur rambut
dan tidak memotong kuku terlebih dahulu."
Para Ulama berbeda pendapat tentang
orang yang memasuki tanggal 10 bulan Dzulhijjah dan ingin berkurban. Sa’id bin
Musayyab , Rabi’ah, Ahmad, Ishaq, Daud dan sebagian sahabat-sahabat Syafi’I berpendapat
: Haram atasnya sesuatu dari rambut dan kukunya sehingga datang waktu
berkurban.
As Syafi’I dan Sahabat-sahabatnya
berpendapat hal itu dimakruhkan dengan makruh tanjih tidak sampai haram.
Abu Hanifah berpendapat tidak makruh.
Imam Malik dalam salah satu riwayat
berpendapat tidak makruh. Tetapi dalam riwayat lain berpendapat makruh. Dan dalam
salah satu riwayat berpendapat haram dalam Qurban sunnah dan tidak haram dalam
qurban wajib.
As Syafi’I dan yang lainnya
berargumentasi dengan Hadis ‘Aisyah RA beliau berkata : Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Aku
mengikatkan tali pada hewan qurban Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengikatnya kembali dengan tangan
Beliau lalu mengirimnya . Maka sejak itu tidak ada yang diharamkan lagi bagi Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dari apa-apa yang Allah halalkan hingga hewan
qurban disembelih" diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
As Syafi’I berkata : Mengirim hewan
Qurban lebih banyak dari pada ingin berqurban, maka ini menunjukan bahwa hal
itu tidak diharamkan dan hadis-hadis larangan membawa pengertian makruh tanjih.
Sahabat-sahabat kami ( As Syafi’i)
berkata : Yang dikehendaki dengan larangan mengambil kuku dan rambut yaitu
larangan memotong kuku atau membelah atau dengan cara lainyya, dan larangan
menghilangkan rambut adalah menghilangkan rambut dengan cara cukur, memotong,
mencabut, membakar, mengambilnya dengan kapur atau dengan cara yang lainnya. Apakah
itu rambut ketiak, jenggot, Rambut kemaluan, Kepala dan rambut-rambut lain yang
terdapat di badan.”
Sahbt-sahabat kami, Ibrahim Al
Marjawi dan yang lainyya berkata : hukum seluruh angota badan adalah hukumnya
rambut dan kuku, dan dalilnya dalah riwayat yang telah : “ lalu
hendaknya
ia tidak menyentuhkan sesuatupun akan rambut dan kulit.”
Sahabat-sahabatku berkata : “hikmah dalam larangan itu adalah supaya semua anggota badan tetap dibebaskan dari Neraka, dan dikatakan : “ serupa dengan orang yang ihram.”
Sahabat-sahabatku
berkata : pendapat ini salah (karena orang yang berkurban) tidak menghindari
istri, tidak meninggalkan wewangian, pakaian dan yang lainnya berupa
laranga-larangan ihram. wallahu a'lam bissowab.
Oleh
: محمد مؤلف
Tidak ada komentar:
Posting Komentar