Selasa, 4 Agustus 2009 18:03 Jakarta, NU Online
Kunjungan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) ke Lebanon akhir Juli lalu juga dimanfaatkan untuk membantu menyelesaikan kasus pembajakan karya ulama Nusantara, kitab Sirajut Thalibin, oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut. LDNU telah berkoordinasi Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon dan pihak keduataan besar Indonesia di sana.
Jum’at (7/8) besok, Sekjen Pengurus Pusat LDNU H Khoirul Huda Basyir akan mendapatkan giliran tugas berkunjung ke Lebanon. Selain untuk mempererat silaturrahim dan memperluas dakwah, ia juga akan melakukan misi menyelesaikan kasus pembajakan karya Syekh Ihsan bin Dahlan Kediri itu.
Menurut Ketua PP LDNU KH Nuril Huda, pada saat berada di Lebanon, pihak kedutaan Indonesia untuk Lebanon menyatakan sudah mengumpulkan informasi terkait pembajakan itu, bahkan sudah berusaha menjalin hubungan dengan pihak penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah.
“Persoalan ini (pembajakan kitab) sudah menjadi perbincangan di kalangan teman-teman kita di PCINU dan kedutaan besar kita di sana. Kemarin Pak Zainul Aziz dari kedutaan sudah berurusan dengan Darul Kutub tapi belum sampai tuntas,” katanya kepada NU Online di kantor LDNU, Jakarta, Selasa (4/8).
Sementara itu Sekjen PP LDNU Khoirul Huda H. Khoirul Huda Basyir yang akan berangkat ke Lebanon Jum’at depan menyatakan akan berkoordinasi dengan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hafidz Utsman yang menangani kasus ini.
Pembajakan karya ulama Nusantara, kitab Sirajut Thalibin oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut, Lebanon ini akan menjadi salah satu pembahasan utama dalam acara halaqah pra-Muhtamar ke-82 NU yang akan digelar pada pertengahan bulan ini.
Selain para sesepuh NU dan kiai dari beberapa pondok pesantren, halaqah ini akan menghadirkan beberapa pihak terkait seperti keluarga pengarang kitab Syekh Ihsan bin Dahlan dari Kediri, duta besar Lebanon untuk Indonesia, mantan duta besar RI untuk Lebanon, perwakilan penerbit Darul Fiqr yang sempat menerbitkan ”edisi asli” Sirajut Thalibin dan pihak-pihak berwenang dalam urusan hak cipta.
Di Mesir, kasus pembajakan ini juga mendapatkan sorotan dan kecaman dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU). PCINU Mesir yang mempunyai program penyelamatan karya ulama Nusantara di Timur Tengah mengecam kejahatan intelektual dan kebudayaan oleh penerbit Lebanon tersebut. (nam/aga)
Jum’at (7/8) besok, Sekjen Pengurus Pusat LDNU H Khoirul Huda Basyir akan mendapatkan giliran tugas berkunjung ke Lebanon. Selain untuk mempererat silaturrahim dan memperluas dakwah, ia juga akan melakukan misi menyelesaikan kasus pembajakan karya Syekh Ihsan bin Dahlan Kediri itu.
Menurut Ketua PP LDNU KH Nuril Huda, pada saat berada di Lebanon, pihak kedutaan Indonesia untuk Lebanon menyatakan sudah mengumpulkan informasi terkait pembajakan itu, bahkan sudah berusaha menjalin hubungan dengan pihak penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah.
“Persoalan ini (pembajakan kitab) sudah menjadi perbincangan di kalangan teman-teman kita di PCINU dan kedutaan besar kita di sana. Kemarin Pak Zainul Aziz dari kedutaan sudah berurusan dengan Darul Kutub tapi belum sampai tuntas,” katanya kepada NU Online di kantor LDNU, Jakarta, Selasa (4/8).
Sementara itu Sekjen PP LDNU Khoirul Huda H. Khoirul Huda Basyir yang akan berangkat ke Lebanon Jum’at depan menyatakan akan berkoordinasi dengan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hafidz Utsman yang menangani kasus ini.
Pembajakan karya ulama Nusantara, kitab Sirajut Thalibin oleh penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut, Lebanon ini akan menjadi salah satu pembahasan utama dalam acara halaqah pra-Muhtamar ke-82 NU yang akan digelar pada pertengahan bulan ini.
Selain para sesepuh NU dan kiai dari beberapa pondok pesantren, halaqah ini akan menghadirkan beberapa pihak terkait seperti keluarga pengarang kitab Syekh Ihsan bin Dahlan dari Kediri, duta besar Lebanon untuk Indonesia, mantan duta besar RI untuk Lebanon, perwakilan penerbit Darul Fiqr yang sempat menerbitkan ”edisi asli” Sirajut Thalibin dan pihak-pihak berwenang dalam urusan hak cipta.
Di Mesir, kasus pembajakan ini juga mendapatkan sorotan dan kecaman dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU). PCINU Mesir yang mempunyai program penyelamatan karya ulama Nusantara di Timur Tengah mengecam kejahatan intelektual dan kebudayaan oleh penerbit Lebanon tersebut. (nam/aga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar